35.🍊

173 35 0
                                    

Definisi Like father like son yang sebenarnya.

*****

Suasana malam ini sunyi, namun pikiran Reza begitu ramai. Membuat anak itu tak henti-hentinya meraung keras. Berisik sekali, telinganya terasa pengang, hatinya sakit, raganya lemah.

Kata demi kata Naka ucapkan untuk menenangkan anak itu, namun nihil. Reza tetap meraung pilu. Anak itu ketakutan, badannya gemetar, air mata terus mengalir membasahi pipinya.

"Mereka kenapa... mereka kenapa... Reza takut... bawa Reza pergi!"

Sudah berkali-kali kalimat itu ia lontarkan. Pikirannya sangat kacau, teriakan-teriakan itu masih terekam jelas di otak Reza, membuatnya semakin ketakutan seolah-olah itu akan membunuhnya.

Naka hanya bisa memeluknya erat, deru ombak dipantai bahkan tidak bisa membuatnya merasa tenang. Hei!  bagaimana bisa dia tenang, sedangkan Reza hampir mati ketakutan di pelukannya.

Lalu Naka harus apa? rasanya ia ingin marah. Marah kepada siapapun, hatinya seperti di iris-iris ketika mendengar kalimat yang terus Reza ucapkan. Nadanya begitu pilu, air matanya seolah ditarik paksa. Rasanya Naka seperti di bawa kedalam dunia yang begitu kelam, suram, sangat menyedihkan, bahkan saat diam saja hatinya masih merasakan sakit yang teramat sangat.

"Jangan takut, kita udah pergi jauh. Disini hanya ada kita berdua. Jangan takut..."

Kalimat yang Naka ucapkan begitu lembut, namun belum juga meluluhkan rasa takut Reza.

"Reza takut... takut sekali... sampai ingin mati rasanya..."

"Hus! ngga boleh ngomong gitu!"

"Kita belum pergi jauh. Reza masih bisa mendengar mereka! Bang... apa kita baik-baik saja? kita tidak akan mati, kan?"

Hati Naka seperti diremas-remas ketika mendengar kalimat terakhir yang Reza ucapkan. Bisa dibayangkan betapa takutnya anak itu, betapa hancurnya hati anak itu. Bahkan untuk melepaskan dekapannya, Naka pun tak sanggup. Ia ingin terus memeluk Reza sampai anak itu merasa tenang. Sampai semuanya baik-baik saja.

"ARRGGHHH!! PERGI! AYO PERGI! REZA TAKUT!"

dug! dugh!

"REZA JANGAN!"

Naka langsung menarik tangan anak itu ketika ia memukul kepalanya sendiri begitu keras. Anak itu meronta-ronta, ia tetap memukuli kepalanya sendiri berharap suara bising yang ada di kepalanya menghilang. Tak cukup sampai disitu, Reza juga menjambaki rambutnya sendiri hingga beberapa rambut tercabut dari akarnya.

"AAARGHH! AARGHHHH!!!" raungnya begitu pilu.

"STOP ZA! JANGAN KAYA GITU!"

Naka menahan tangan Reza erat supaya anak itu tidak bisa lagi memukul dan menjambak rambutnya sendiri. Pergerakannya terbatas, karena mereka masih berada didalam mobil. Lantas saja, Naka langsung membawa Reza keluar. Tidak! Naka tidak melepaskan pelukannya, ia masih memeluk Reza begitu erat.

Laki-laki itu membawa Reza ke tepi pantai, mengajaknya duduk. Membiarkan air pantai menyapu hingga membasahi celana mereka berdua. Mungkin ini bisa membuat Reza sedikit lebih tenang.

"Bang... kenapa... mereka kenapa?"

Dengan tubuh gemeratan Reza bertanya. Suaranya menjadi serak akibat terus berteriak, tenggorakannya pun terasa sakit. Namun rasa takutnya tak kunjung pergi.

"Mereka baik-baik aja..."

"Bang... mereka sangat mengerikan. Mereka berteriak seperti akan saling membunuh"

Mengheningkan Cipta || RenjunWhere stories live. Discover now