Short Extra part!

1.1K 97 26
                                    

"Dia tidak pegi, masih disini namun hadirkan enggan menampakkan diri. Nerta itu terlalu malas menatap mereka yang selalu membenarkan diri"

_.....???????_







Happy Reading

***

Langkah itu mulai menjauh, raga ringan tak tersentuh, hampa tanpa nama. Menelisik sekujur jasmani kaku dalam pangku.

Jiwa itu berlalu tanpa mau menunggu, saking lelahnya.

Hingga tanpa kata, meninggalkan raga penuh derita.

Pedih, yang ditinggalkan tak mampu terobati.

Pilu isak tangis nyatanya tidak mampu membawanya kembali. Remaja tanggung pemilik netra tajam itu memiliki menyerah.

Kuat nya telah rapuh dan berakhir pada kata yang tidak diharap orang terdekat.

Raka telah kalah, itu faktanya.

Dia kalah dalam mengobati luka, dia kalah oleh keadaan.

Jalan hidupnya tidak semulus kertas minyak, tidak pula selancar jalan tol.  Hari-harinya rumit, serumit rumus Matematika berpadu Fisika dilengkapi unsur kimia.

"Ini semua salah kamu!" kecam wanita berpakaian hitam.

Ia tak bisa menyembunyikan kemarahan, sebab pria yang katanya bijaksana itu penyebab keadaan mengenaskan ini.

"Apa kamu bilang! salah aku?!" Fahri pria itu menunjuk dirinya sendiri.

"Iya! kalau bukan karena kebodohan kamu, mungkin anak aku masih di sini!"

"Asal kamu tau Fahri, aku udah janji mau memperbaiki segalanya dan Raka mau memulai lembar baru, tapi kamu hancurkan itu. brengsek!" maki Mila.

"Diam! Raka pergi bukan salah ku Mila" sangkal Fahri menggeleng tak terima.

"Itu salah kamu Fahri, kalau kamu punya kaca sana ngaca. liat baik baik betapa busuknya diri kamu! penyebab masalah itu kamu Fahri!" Murka wanita tiga anak itu.

"Bukan, aku bukan orangnya, dia, dia darah. Enggak, enggak bukan aku" rancau Fahri tidak jelas.

Fahri memundurkan langkahnya, kilasan kilasan ucapan putra bungsunya terngiang-ngiang.

Tentang betapa kecewanya anak itu pada dirinya. 

"Aku udah tegasin buat jangan lakukan pertunangan itu, tapi apa! kamu dengan sok paling benar bilang 'ini demi kebaikan'. Lihat! ini kebaikan yang kamu maksud huh!" omel Mila meluapkan emosi yang sedari tadi ia tahan.

Fahri menggelengkan kepala kuat, kakinya terasah lemas tak mampu menopang beban tubuhnya sendiri.

Ia menjambak rambut kuat ketika rintihan serta pukulan menggema di gendang telinganya, wajah putra yang ia sakiti terputar dalam pikiran.

"Raka gak mungkin pergi, ini bukan salah ku. Dia anak ku!" bantah Fahri semakin keras menarik surai hitamnya.

"Raka maafin ayah!"

"Raka kamu dimana, ayah nyesel Rak!?"

"RAKA!"

Teriak pria paruh baya itu memanggil-manggil nama salah satu anaknya.

"PERCUMA FAHRI, PERCUMA! ANAK AKU PERGI GARA-GARA KAMU!" amuk Mila tak peduli kondisi mantan suaminya yang memprihatinkan.

"Bunda cukup! bunda gak punya hak nyalahin ayah di sini, karena kita semua sama sama salah!" intrupsi Riko menengahi pertikaian kedua orang tuanya.

"Kamu membentak bunda?!" Mila terkejut.

"Karena bunda keterlaluan, bunda gak liat kondisi ayah. Kalau bunda lupa bunda sendiri yang mau Raka mati kan?"

"Bunda juga harus tau, kalau bukan cuma ayah tapi bunda juga sama!" Mila diam seribu bahasa, memang benar ini salah nya sendiri.

"Lebih baik merenung sadari kesalahan masing-masing, gak usah saling nyalahin kayak gini!"

"Gak seharusnya kamu bicara kayak gitu Rik" ucap Rain istri Riko menyusul ibu mertuanya yang pergi begitu saja.

Riko mengacak rambutnya frustasi, ternyata ketidakhadiran sosok itu sangat berpengaruh dalam keluarga mereka.

Riko mendekati kakak serta adiknya, membantu menenangkan sang Ayah yang masih merancau.

Menyedihkan satu kata yang mendeskripsikan keadaan mereka saat ini.

Entak akan bertahan lama atau hanya secepat kilat, entahlah. Penyesalan yang menjadi akhir di kisah ini akan menjadi perantara di kisah selanjutkan.

Mungkinkan akan terulang kembali atau  berhasil membenahi.

Tersisa tangis yang mereka sesali, ketika sosok itu sudah tidak ada lagi.







***


Gimana perasaan nya? ada harapan gak, setelah baca ini?

intnyad


Maaf kalau gaje 😌

Part ini memang singkat, pada dan bgst. Wkwkwk 🙂

Jangan lupa tinggalkan gamparan 🔪

Vote serta koment nya kawand 🤩

Maafkan typo




gisart, 7 Maret 2022

I'm Just Hurt Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang