41

900 107 11
                                    

"Kata orang mementingkan diri sendiri itu tidak baik tapi pada realitanya penting untuk lebih mementingkan diri sendiri terlebih  pada suatu hal tertentu"

_Raka Derana Kanagara_














Happy Reading.


**





Raka mengusap wajahnya kasar mendaratkan bokong pada bangku yang tersedia di ruangan yang menjadi basecamp tempat ia dan para sahabat berkumpul biasanya.

Mengapa persahabatannya menjadi rumit begini, semua baik-baik saja tetapi kenapa tiba-tiba menjadi hancur begini.

Mereka kini terpecah menjadi dua kubu dengan Aryan dan Alin yang membela Diki dan Keyra sementara Karel, Ayara dan Talita mereka bertiga mendukung Ari menyalahkan penghianatan yang diperbuat Diki dan Keyra.

Mereka sempat cekcok sampai akhirnya membubarkan diri dengan hal yang dianggap benar.

Raka merenung ia tak tau siapa yang harus ia pihak, apa yang sebenarnya terjadi ia tak tau.

"Aku obatin lukanya biar gak infeksi" Aruna mendudukkan diri di samping Raka dengan kotak P3K yang dibawanya.

Cowok itu diam saja membiarkan Aruna melakukan apapun yang gadis itu inginkan. Sesekali ia meringis ketika Aruna menekan lebam bekas pukulan Ari pada dirinya.

"Kamu kekanak-kanakan tau gak, buat apa kamu mukul Ditya diparkiran tadi." ujar Aruna teringat kejadian pagi tadi. 

"Aku cuma mau ingetin dia dengan posisinya aja" sahut Raka santai tanpa berpikir apapun.

"Tapi dia temen aku Rak, gak seharusnya kamu kayak gitu ke dia asal kamu tau Ditya itu orang baik." kata Aruna masih mengobati luka-luka pacarnya.

Raka memegang tangan Aruna yang mengobati lebam diwajahnya, berganti menatap manik gadis itu lekat.

"Aku gak bilang dia jahat dan aku bukan cowok bodoh yang gak tau kalau cara dia natap kamu nunjukin dia suka sama kamu dan aku juga gak bisa tutup mata gitu aja saat tau dia cinta pertama kamu"

Aruna membisu apa yang dikatakan Raka itu benar Ditya memang menyukainya dan Ditya memang laki-laki yang menjadi first love Aruna.

"Aku cuma mau ingetin dia kalau kamu itu pacar aku Aruna, kamu tau sendiri gimana kalau aku cemburu kan" sambung Raka dengan suara rendahnya.

"Itu namanya berlebihan Raka cemburu kamu itu gak berdasar" Aruna berkata demikian.

"Kamu yang pergi jalan sama cowok lain di belakang aku, dia manggil kamu sayang dan kamu balas, dia yang berangkat ke sekolah bareng kamu, telponan tiap hari, kamu yang sering berduaan sama dia. Dan kamu bilang aku cemburu gak ada dasarnya?" terang Raka rada kesal

"Kamu egois tau gak, aku juga butuh yang namanya kebebasan selama kita pacaran kamu gak pernah ngertiin aku" ucap Aruna kesal.

"Aku gak pernah ngekang kamu Aruna kamu mau bergaul sama siapa aja aku gak ngelarang, aku selalu coba ngertiin kamu. Denger pengakuan kamu tadi aku rasa kamu nyesel pacaran sama aku, kalau kamu bosan sama hubungan ini bilang aja" kata Raka melepaskan genggaman tangannya.

"Bukan gitu Raka!" sangkal Aruna.

"Aku gak ngerti sama jalan pikiran kamu, kamu nyaman sama dia bilang biar aku sadar sama posisi aku" ucap cowok itu

"Aku cuma bantuin Ditya aja, dia minta tolong supaya pura-pura jadi pacarnya." bela Aruna pada dirinya sendiri.

Raka menatap mata gadis itu lama dengan raut tak bersahabat.

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now