60

1.1K 122 37
                                    

"Apakah keputusan untuk pergi adalah terbaik ketika segalanya terasa mulai membaik, seakan memberi harapan yang lebih baik"

_Raka Derana Kanagara_











Happy Reading

***



Prang!!!

Serpihan kaca berhamburan, seorang wanita yang menjadi pelaku menunjukkan kilat mematikan dari matanya, napas memburu tertuju pada seseorang di depannya.

Setelah semua rasa sakit, pria itu tanpa otak ingin menambahnya kembali. Apa masih kurang segala kekacauan yang telah terjadi selama ini.

Pria itu menatap nanar wanita dihadapannya, ini menjadi terlalu rumit.

"Dimana otak kamu hah, kamu lagi ngelindur apa gimana!" sentak wanita itu tak habis pikir.

"Aku serius Mil, coba kamu pikir berapa banyak keuntungan yang bisa di dapat" jawab pria itu memberi pengertian.

"Keuntungan keuntungan keuntungan cuma itu yang ada di otak kamu Fahri! kamu gak mikir dampak buruk dari apa yang kamu bilang baik!" emosi Mila membara.

Fahri memandang lawan bicaranya dalam, ia sudah memikirkan segala akibat yang akan ditimbulkan, tapi diantara segala presentase yang ia peroleh didominasi oleh keuntungan dalam artian hal baik.

"Aku ngelakuin ini demi perusahaan keluarga peninggalan Ayah, bukan cuma itu kalau kerjasama ini berlangsung maka perusahaan ayah kamu juga bisa dapat presentase yang menggiurkan. Keluarga kita juga akan semakin dipandang" bujuk Fahri.

Mila membisu, dalam batin ia ingin merobek isi kepala pria serakah di hadapannya ini.

"LALU KAMU MAU MENGORBANKAN RIKI, GITU!" murka Mila berteriak hilang sudah kesabarannya.

"Aku gak mengorbankan siapun Mila, aku bisa menjamin kedepannya Riki pasti akan bahagia" sangkal Fahri selembut mungkin.

Mila menggeleng, ia tidak akan membiarkan niat mantan suaminya itu terjadi, cukup sudah ia egois dengan mengorbankan kebahagiaan anak-anak nya.

"Apa yang kamu tau tetang masa depan! kamu memang pria kemaruk!" bentak Mila murka.

"Jaga ucapan mu Mila, aku bukan pria seperti yang kau tuduhkan!" bantah Fahri tersulut emosi.

"Asal kamu tau, aku gak peduli entah kamu setuju ataupun tidak intinya keputusan aku gak bisa dirubah lagi, ini demi kebaikan semuanya!" putus Fahri tak ingin di bantah.

"Dan kamu juga harus ingat Fahri, bahwa aku yang akan pastikan niat kamu itu gak akan pernah terwujud!" final Mila pergi meninggalkan mantan suaminya.

Fahri termenung pria itu mantap punggung Mila yang mulai menjauh dari pandangannya.

"Kamu gak ngerti Mil, aku terpaksa ngelakuin ini" Fahri menggumam kecil.

Ini memang akan menyakiti banyak pihak, namun dibalik itu Fahri yakin akan kebahagiaan yang didapat jauh lebih besar.

Jika Mila menyesal akan perbuatannya dulu dan ingin memperbaiki kesalahannya agar tak terulang hal yang serupa, begitu pula dengan Fahri yang menyesali dirinya sendiri.

Cuma bedanya pria itu tak memiliki muka untuk bertemu ataupun meminta maaf pada putranya.

Fahri masih memilih menjadi sosok arogan yang beranggapan segalanya akan aman dalam kendalinya.

Seorang gadis menggeliat dalam tidurnya, mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina mata.

Gadis itu tersentak menyadari ruangan asing yang tidak pernah ia datangi sama sekali, kamar siapa ini?.

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now