12

988 112 2
                                    

"Mencoba kuat untuk tetap terlihat baik-baik saja, menyembunyikan luka  menggunakan segaris senyum yang terukir seolah tanpa paksa."

_Raka Derana Kanagara_







Happy Reading.






***



Mila kini tengah duduk di salah satu sofa ruang keluarga sibuk menggeser- geser layar tablet di genggamannya.
Tidak jauh darinya ada Aldi sang suami yang tengah menyelesaikan pekerjaan kantornya di rumah.

Oh iya, terkait data penting yang dirusak Raka tadi malam yang seharusnya di gunakan hari ini, ternya tidak diperlukan saat ini.

Tadi pagi-pagi sekali pria itu mendapat kabar bawasanya kolega bisnisnya tengah berhalangan hadir jadi rapat di undur. Dewi keberuntungan kini tampak tengah berpihak padanya sehingga Adi dapat membuat proposal baru dengan waktu yang cukup.

Sedangkan Riko anak laki-laki itu tengah asik menonton pertandingan basket di televisi, sesekali ia bersorak heboh saat tim yang didukungnya mencetak points. Riko meminta pada kedua orang tuanya untuk berkumpul besama hari ini.

Maka dari itu, Mila dan Aldi memutuskan menyelesaikan pekerjaan mereka di rumah saja.

"Yeyyy masuk!" pekik Riko kesenangan.

Mila menggeleng melihat kelakuan salah satu anaknya itu. Wanita itu melirik jam yang menunjukkan pukul 09:15 yang artinya matahari telah naik.

Namun 'dia' belum juga menampakkan diri, saat sarapan pun orang itu tidak ikut.

Apakah anak itu marah? tapi kenapa.

Mila ingin menghampiri anak bungsunya tapi ingatan akan kejadian semalam, membuatnya mengurungkan niat itu.

Secuil rasa bersalah mulai menggerogoti hati sejak meninggalkan anaknya seorang diri, di kamarnya.

"Raka lo mau kemana?" ucap anak yang tadi menonton tv.

Mila mengalihkan atensinya ke belakang begitupun Aldi.

Mendapati anak yang telah rapi dengan pakaian putih celana hitam lengkap dengan tas hitam yang berada di gendongan.

"Ngapain lo bawa-bawa tas segala, lo mau kabur ya?!" tuding Riko yang telah berdiri di hadapan kembaran nya.

Raka berdecak mendengar tuduhan kakaknya yang tidak masuk akal, apakah kakak kembarnya itu sedang diservis otaknya.

Menurut logika kelas atas Raka, dimana-mana orang kalau mau kabur ya sembunyi-sembunyi biar gak ketahuan. Lah ini main nyelonong bahkan ada niatan pamit apa itu yang dinamakan melarikan diri.

"Gimana ya aku bisa menjawabnya" kata Raka memutar bola mata malas

"Ck tinggal bilang lo mau kemana, ngapain bawa tas, udah makan, lo masih napas? gitu aja ribet" ucap Riko.

"Kalau nanya satu satu " sahut Raka tak menjawab pertanyaan kakak kembarnya.

"Tinggal jawab aja napa sih, gue bukan lagi bikin soal yang harus satu satu!" sentak cowok itu geregetan sendiri.

Raka menggaruk tengkuknya yang tak gatal melihat mata Riko yang terlihat mengintimidasi.

"Raka mau ke rumah Ayah" ungkap anak itu tersenyum.

Sontak saja mereka terkejut mengetahui tujuan dari anak yang masih menginjak bangku sekolah menengah itu.

Mila meletakkan tablet berlogo Apple yang digigit itu kasar, ada rasa tak terima, marah, kesal, dan sedih yang ia pancarkan.

I'm Just Hurt Où les histoires vivent. Découvrez maintenant