6

1K 112 0
                                    

"Tekatku kuat akan ku rombak rasi bintang, menggapai cahaya abadi untuk menerangi jalan ku"

_Raka Derana Kanagara_


Happy Reading.

***



Anak laki-laki itu kini tengah bersiap dengan beberapa pakaian yang ia masukkan ke dalam tas gendong berwarna hitam.

Setelah kemarin acara raport an selesai juga masalah kecil namun menyakitkan terjadi Raka tetap tersenyum hari ini.

Kemarin sesudah pengumuman juara maka raport para peserta didik akan dibagikan, namun lewat orang tua ataupun wali siswa yang harus mengambilnya.

Oleh sebab itu, pada saat pengambilan lembar yang berisikan kumpulan hasil kerja kerasnya  Raka meminta pembantunya Bi Sari sebagai perwakilan untuk mengambil raport miliknya.

"Eh Ka siapa yang ambilin raport lo, gue lihat-lihat gak ada tuh ortu lo" ucap seorang laki-laki yang entah darimana tiba-tiba saja ada di depannya.

"Yaelah bos, lo gak liat yang ambil kan pembantunya" ucap teman si cowok.

"Hahahaha pembantu, seriusan lo?" kata teman si cowok yang satunya lagi sambil tertawa.

Raka terdiam enggan untuk merangkai kata membalas setiap untaian kata yang cowok berbadan besar itu, cowok yang menjadi kakak kelasnya memang senang mencari gara-gara dengan dirinya.

"Orang tua lo kemana, udah cerai lo dibuang ya" ucap si cowok tadi dengan diikuti tawa teman-temannya.

Raka mengepalkan tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.

"Jaga omongan lo ya atau-"

"Atau apa" kata cowok tadi memotong ucapan Raka.

"Dengerin gue baik-baik, lo itu cuma anak dari keluarga yang ancur. Ortu lo pisah mereka bawa kembaran lo karena mereka sayang sama saudara lo itu" ucap cowok itu terdengar penuh ejekan.

"Mereka ngebuang lo hahahaha, karena lo cuman anak yang gak berguna, lo nyusahin sih" kata teman si cowok kembali.

"Atau jangan-jangan lo cuma anak haram atau lo anak pungut" ejek cowok tadi.

Raka mengangkat tangan nya hendak melayangkan pukulan dengan nafas yang memburu pertanda ia hilang kesabaran.

Namun ditahan oleh cowok tinggi di hadapannya, dia adalah kakak kelas Raka.

"Mau apa lo dasar anak haram, anak buangan jangan sok keras!" desis cowok itu melenggang pergi.

Raka terdiam dengan napas memburu, ia merasa sesak dan marah sekaligus.

Raka melihat ke sekeliling dimana banyak orang yang mulai berbisik, sesekali melirik ke arahnya.

Cowok itu dengan kasar menyumpal kedua lubang telinganya menggunakan earphone yang menggantung di lehernya, menyetel musik guna menghalau gunjingan dari anak-anak seusianya.

Raka kini menatap kosong tas gendong yang berisi pakaian yang bisa dihitung dengan jari.

Kejadian kemarin terngiang-ngiang di benaknya apa benar ia anak yang tak diinginkan turut menjadi tanya.

"Kenapa semuanya tertawa saat Raka di ejek anak haram, apa bener Raka kalian buang" monolog anak itu.

Jika ditanya sakit sudah pasti siapa yang tak merasa sakit hati saat dicap anak haram. menangis, ingin sekali tapi untuk apa?

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now