20

1K 109 0
                                    

"Kebahagiaan itu sebenarnya ada dalam kesederhanaan tergantung bagaimana cara kita memaknainya"

_Raka Derana Kanagara_










Happy Reading.




***




Disinilah Raka berada sekarang tempat tinggi yang menampilkan gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya.

Duduk di sofa usang yang memang sengaja di taruh di sana saat ia bolos pelajaran.

Netranya terpejam merasakan terpaan angin, kedua telinganya tersumpal earphone yang selalu menggantung di leher.

Menyetel musik mellow menjadi favoritnya disaat seperti ini lagu pilihannya jatuh pada salah satu lagu Justin Bieber yang bertajuk Ghost.

"Cih begini ajaran orang tua kamu berbicara kepada yang lebih tua, atau jangan-jangan kamu anak buangan. Pantas saja"

Perkataan pria tadi masih membekas di ingatan, luka yang berusaha ia kubur kini di korek kembali. Mengingatkan akan fakta ia telah dibuang.

Bukan hal mudah bagi Raka menjalani hidup ketika kembali dari malam itu, menangis tiap malamnya sebab ingatan akan perkataan orang tuan.

Katakan saja ia lebay tak apa, tapi sakit nya itu nyata dipaksa untuk mandiri dipaksa dewasa diusia muda bukanlah hal yang mudah.

Belum lagi gunjingan dari para tetangga mengenai dirinya setiap ia melewati orang-orang di sekitar rumah.

Raka benci ketika mereka menatap nya remeh, jijik, kasian dan banyak lagi. Tak jarang mereka langsung bertanya bukan untuk peduli namun hanya sekedar ingin tau untuk dijadikan bahan gosip ketika bertemu dengan tetangga yang lainnya.

"Eh ada Raka, dimana orang tua kamu?"

"Kamu pasti nakal makanya kamu diasingkan"

"Aduh Raka Ayah sama bunda kamu pasti udah buang kamu ya?"

"Nak, jangan berteman sama si Raka itu dia anak dari keluarga yang gak baik"

Dan masih banyak kata-kata mencela dan menyudutkan selalu ia dengar dari orang-orang. Tapi di balik itu Raka tetap mencoba kuat, menutup semua rasa sakitnya terhadap dunia.

Memakai topeng tebal menutupi mata sendu yang berkaca-kaca, menyembunyikan bibir tipis yang bergetar menahan isak tangis.

Mengganti dengan wajah ceria, mata yang selalu berbinar bahagia tak lupa segaris senyum yang membuat sekitarnya bahagia.

"Kenapa dia harus ada di sini, gue benci liat wajahnya" gumam cowok itu.

Ingatan akan wajah yang ia hindari kini kembali singgah.

"Kamu di sini?"

Raka membuka kelopak matanya menoleh pada seorang gadis dengan rambut tergerai, tanpa izin duduk di sampingnya. Namun bukannya marah Raka justru tersenyum.

"Emang kenapa kalau aku disini gak boleh?" Raka menjawab dengan pertanyaan.

"Terserah kamu deh" kata gadis itu.

Raka memeluk gadis itu dari samping, gadis yang dengan tak tau dirinya membuat seorang Raka merasakan yang namanya jatuh cinta.

"Aku capek banget dari Surabaya langsung ke Jakarta, gak dapet tidur lagi" ucapnya mengadu berharap mendapatkan secuil perhatian atau kecupan manis di pipinya.

I'm Just Hurt Where stories live. Discover now