BAB 25 ( KESERIUSAN MORRIS )..

Start from the beginning
                                    

"Baiklah terimakasih dok, oh iya dok apa boleh saya menjenguknya ?" Dokter itu mengangguk "setelah dia sadar pesan saya tolong jangan buat dia stres dulu"

"Terimakasih banyak dok" dokter itu mengangguk lalu dia pergi dari sana sementara ibu Morra dia masuk ke dalam ruangan Morra

Tangisnya tak dapat dia bendung ketika melihat kondisi putrinya yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit

Ibu Morra mengelus lembut puncak kepala gadis itu lalu mencium keningnya dengan sangat lama "maafkan ibu nak, maaf jika ibu terlalu memaksakan kehendak ibu padamu, tapi itu semua ibu lakukan demi kebaikanmu, ibu takut jika Morris hanya mempermainkan dirimu, ibu takut bagaimana jika dia nanti tidak kembali ? Pasti putri ibu akan hancur kan ? Ibu tidak mau itu terjadi tapi ternyata kehendak ibu yang memaksakanmu untuk segera menikah dengan orang lain membuat dirimu stres sampai seperti ini, maafkan ibu nak" sesal ibunya sebari menangis di bahu Morra

"Sadarlah nak ibu janji tidak akan memaksakanmu untuk menikah dengan siapapun lagi, jika memang kamu ingin tetap menunggu Morris tetaplah tunggu dia, ibu tidak akan keberatan asalkan kau sadar nak" Morra masih belum bergeming sama sekali

Gadis itu sepertinya terlalu nyaman dalam tidurnya sampai dia benar-benar tidak berminat sedikitpun untuk bangun

"Bu ini ada telfon dari Morris" ucap ayahnya ketika dia masuk ke dalam ruangan Morra

"Kau dengar itu sayang ? Lihat Morris sudah menghubungimu itu berarti apa yang kau katakan memang benar bahwa pria itu benar-benar serius denganmu" ucap ibu Morra lalu dia segera mengambil ponsel itu dari tangan ayah Morra dan keluar untuk berbicara dengan Morris

                                  ***

"Morra.. bagaimana keadaan kamu sekarang ? Apakah baik-baik saja ? Kamu kenapa sampai drop seperti itu ? Aku tahu pasti kamu drop karena terlalu memikirkan kehendak ibumu kan ? Sayang akan aku buktikan bukan hanya kepada ibumu saja tapi kepada seluruh dunia bahwa keyakinan mu itu benar, aku akan datang menjemputmu sebentar lagi tapi kau harus berjanji untuk bangkit dari sakitmu agar kita bisa sama-sama pergi ke Papua untuk mencari restu keluargaku" gumam Morris dari dalam hati

Dia memejamkan matanya sebari sesekali mengusap wajahnya gusar, saat ini dia berada di depan sebuah api unggun yang cukup besar

Anggota suku dan anggotanya yang lain sebenarnya sudah masuk ke dalam tenda masing-masing namun Morris masih belum juga tenang karena dia masih belum mendapatkan kabar dari Morra lagi

"Kapten, saya sudah mendapat kabar dari Morra" ucap Setya yang menghampiri Morris "bagaimana kondisinya sekarang ? Dia baik-baik saja kan ?"

"Tekanan darahnya sangat rendah di tambah lagi asam lambungnya naik jadi wajar saja jika Morra drop, tapi sekarang kondisinya sudah membaik, dokter sudah menanganinya, tapi meskipun begitu sampai saat ini Morra masih belum sadarkan diri" jelas Setya yang berhasil membuat Morris kembali mengusap wajahnya gusar

"Kapten mau aku sambungkan dengan ibu Morra ?" Tanya Setya yang dijawab anggukan pelan oleh Morris

Setya memberikan ponsel miliknya kepada Morris lalu pria itu segera menghubungi ibu Morra dia harus berbicara kepada ibu Morra bahwa keyakinan Morra itu tidak pernah salah dia akan segera kembali untuk menjemput Morra

"Hallo.." Morris tersenyum ketika mendengar suara ibu Morra dari seberang sana

"Hallo ibu apa kabar ?"

"Kabar ibu baik tapi Morra.." ibu Morra menggantungkan kata-katanya

"Aku tahu Bu, ibu jangan khawatir setahuku Morra itu gadis yang kuat, dia pasti akan segera sadar"

"Iya, Morris sebenarnya ibu ingin meminta maaf, maaf karena.." perkataan ibu Morra seketika saja terhenti Morris mengerti bahwa ibu Morra tidak akan mudah menjelaskan mengenai apa yang terjadi kepadanya

"Ibu tidak perlu menjelaskan apapun, Morris sudah tahu semuanya Bu, dan jangan pernah ibu merasa bersalah, wajar saja jika seorang ibu mencemaskan pernikahan putrinya"

"Sekarang jawab pertanyaan ibu, apa kamu benar-benar serius dan ingin menikahi putri ibu ?"

"Kalau tidak maka saat ini Morris tidak akan menghubungi ibu sesuai permintaan Morra" Morris menghela nafasnya

"Morris tahu bahwa Morra sudah menunggu Morris terlalu lama bahkan selama ini juga Morris tidak pernah menghubunginya sama sekali, bukan apa-apa Bu, disini Morris memiliki tanggung jawab besar untuk anggota suku maupun anggota Morris sendiri, selama ini Morris hanya fokus kepada pekerjaan Morris disini untuk mengusaikan konflik yang terjadi tapi itu bukan berarti Morris melupakan Morra begitu saja, bahkan sebelum memulai aktifitas apapun Morris selalu mencari penyemangat dan penyemangat itu Morris dapatkan dari Morra melalui gelang yang dia berikan kepada Morris yang saat ini Morris selalu pakai" jelas Morris

"Morris hanya ingin meyakinkan ibu jika keyakinan Morra itu benar, Morris akan datang ke rumah untuk meminta restu ibu setelah itu Morris akan izin untuk membawa Morra ke kampung halaman Morris agar Morris dapat mengenalkan semua anggota keluarga Morris dengan Morra"

"Iya nak, ibu percaya tapi kapan kamu akan datang ?"

"Morris juga belum tahu tapi saat ini konflik sudah selesai mungkin beberapa hari lagi Morris akan kembali untuk membawa Morra"

"Baiklah terimakasih sudah menghubungi ibu di sela waktu padatmu, ibu, ayah Morra dan juga Morra akan selalu menunggumu"

"Terimakasih bu, maaf seharusnya Morris mengatakan keseriusan Morris secara langsung bukan melalui telfon seperti ini tapi bagaimana lagi ? Morris terlalu panik ketika melihat pesan dari Morra"

"Tidak papa nak yang penting ibu sudah tahu jika kamu memang benar-benar serius ingin menikahi Morra"

"Iya Bu, Bu boleh Morris melihat kondisi Morra ?"

Bu Lidya invite you to video call

Morris segera mengalihkan sambungan telfonnya yang semula hanya telfon biasa sekarang menjadi video call

Morris melihat Morra yang masih terbaring lemas di ranjang, banyak sekali selang yang menempel di tubuhnya

Keadaan itu sama persis seperti saat dia melihat Morra terbaring lemas di ranjang rumah sakit karena kecelakaan

Morris membelai lembut layar ponsel itu ketika ibu Morra mengarahkan kamera ponselnya ke wajah Morra

"Morra.. bangun, aku sudah menuruti keinginanmu, aku sudah berbicara dengan ibumu dan kau tahu ? Dia juga sangat setuju dan mau menunggu kedatanganku, sekarang hanya tinggal kamu, kamu harus sudah sembuh jika aku pulang nanti karena aku tidak mau melihat penyemangat ku lemah seperti ini" gumam Morris dari dalam hati

Ketika airmatanya akan kembali jatuh dia segera menyekanya "sudah bu, terimakasih banyak atas waktunya*

"Sama-sama nak, jaga dirimu baik-baik disana ya"

"Baiklah terimakasih Bu"

Tut!

Sambungan telfon itu terputus Morris segera memberikan ponsel itu kepada Setya

"Terimakasih banyak Setya kau sudah membantuku"

"Sama-sama kapten"

                                 ***

Kapan ya Morra dan Morris bertemu ?

Cinta Tiada Akhir (TAMAT)Where stories live. Discover now