46•

4.9K 453 10
                                    

Setelah fotonya tersebar di media sosial membuat Clara banyak mendapatkan cibiran, mulai dari di media sosial bahkan realita. Kini ia tidaklah lagi ditakuti justru jika Clara akan membully mereka akan membully balik dirinya. Secepat itu kekuasaan ratu bullynya terebut dengan cepat dan semua ini karena Emily.

Papanya sudah bertindak, Papanya marah besar ketika mengetahui dua hari lalu bahwa anaknya dibully. Ia kesekolah menuntut Emily, karena dia Clara menjadi terbully bahkan menjadi bahan olok-olokan dan sarkasan anak lelaki. Tapi Emily dengan cepat membalikkan situasi, ketika mengetahui Papanya Clara mengancam Emily justru balik mengancam bukannya takut.

Ti-ati Em, entar ada Tukang bakso bawa HT lewat.

Clara berjalan seraya mengepalkan kedua tangannya. Mendengar percakapan antara Papanya dan Emily dikantor kepala sekolah membuat dirinya kesal. Apa-apaan gadis itu berani sekali mengancam Papanya.

Clara mendengus kesal ia menatap tajam seorang siswi culun yang biasa menjadi tempat pelampiasan saat ia kesal. Clara berjalan menghampiri siswi tersebut, Clara mendorong tubuh siswi itu membuat ia tersentak dan punggungnya mengenai dinding dengan keras.

"Akhh!" ringisnya merasakan sakit dipunggung.

"Najis lo culun. Sama aja kek Emily najis cih. Simpanan om-om!" Clara meludahi siswi tersebut yang hanya diam. Clara mencengkram rahang siswi itu. "Lo tahu gue benci lihat muka lo, culun. Sok kepintaran, najis, masuk sini karena beasiswa, malu-maluin." ejek Clara.

"He lonte, masih aja ngebully. Gue kira dah tobat," celetuk salah satu siswa.

"Gue pengen nih, layani gue dong." Kata siswa satunya. "Tenang, entar gue bayar. Goceng kan?" sarkas nya diakhiri kekehan.

Clara berdecak ia menatap siswa itu marah. Lagi-lagi menjadi bahan sarkas semua ini gara-gara Emily lihat aja!

"Kok diem? Ayo layani kita, dari pada lo sama om-om mending sama kita yang masih perjaka dan muda. Lebih enak."

"Berisik kalian!" teriak Clara kesal. "Kalian sadar enggak sih udah ngelecehin cewek secara verbal dan udah ngerendahin martabat cewek?"

"Hahah. Ngerendahin? Heh sadar goblok martabat lo tuh emang udah rendah dan itu ulah lo sendiri bukan kita. Kita mah cuma makin ngerendahin doang selebihnya ulah lo sendiri," balas siswa lelaki.

Clara semakin dibuat kesal. Ia lalu pergi dari sana membiarkan siswi culun yang belum sempat ia bully secara habis-habisan itu sendiri. Clara berjalan entah kemana mungkin menemui prajuritnya.

~••°°••~

Hari demi hari sarkasan dan bullyan yang Clara terima semkin banyak. Korbannya yang sempat ia bully juga sudah berani melawannya harga dirinya sebagai Queen bully memang benar-benar sudah hancur tidak tersisa. Ia juga kini yang mendapatkan bullyan, semua ini tidak lepas dari karma yang ia jalani. Alfan dkk pun sudah tidak mau melindunginya, namun jika bukan karena itu mereka mungkin benar-benar sudah lepas dari Clara.

"Gue muak ngebantu tuh jalang terus menerus. Kapan selesai Al?" tanya Saga muak. "Lo bisa tegas kan Al?"

"Gue belum tahu Sag. Emily belum ngasih kode dan rencana selanjutnya," jawab Alfan sembari mengacak-acak rambutnya.

"Bodoh! Pulang sekolah ayo temui dia di rumahnya." ajak Kenzo.

"Ayo. Dia juga enggak kelihatan hari ini," setuju Alfan.

"Dia pulang karena moodnya hancur setelah ketemu sama Papanya Clara di ruang kepala sekolah," ucap Jay memberi tahu.

"Apa?" pekik semuanya terkejut.

~••°°••~

Jay bersama teman-temannya tampak memasuki rumah milik Naren. Yah Alfan dan kawan-kawan memang sengaja mampir ke sini untuk menemui Emily dan menanyakan rencana.

"Bi mana Emily?" tanya Jay pada salah satu maid.

"Di belakang Den, lagi berenang. Ini bibi mau nganterin teh anget sama roti pesanan Non Emily," jawab Bibi.

"Oh. Sini aku aja yang nganterin." Jay langsung merebut naman berisi teh dan roti.

"Makasih den," ucap Bibi dan diangguki Jay.

Jay bersama yang lainnya berjalan kebelakang menuju kolam renang. Sampainya dikolam renang Jay meletakkan nampan di atas meja yang tersedia, ia menatap air kenapa tenang? Pikir Jay, di mana Emily.

Baru saja akan meneriaki nama sang adik Emily sudah muncul kepermukaan dengan hanya memakai bikini. Kemolekan tubuhnya terlihat jelas oleh Alfan dan kawan-kawan mereka semua meneguk Slavina dengan susah payah.

Emily mengusap wajahnya ia menatap Kakaknya Jay berserta teman-temannya. "Ada apa?" tanya Emily ia naik ke atas berjalan ke arah meja dan meminum teh anget.

"Rencana," jawab Jay.

Emily meletakkan gelas teh ketika selesai meminumnya. Ia kemudian mengambil handuk dan mengeringkan rambutnya. "Oh rencana. Besok udah hari Jum'at. Malam Minggu kita mulai, untuk besok biarin dia nikmatin saat-saat terakhir."

"Untuk besok juga Saga terus awasi Clara dan Kenzo siapin senjata untuk rencana bakal gue share ke grub. Dan lo Alfan, latih fisik lo untuk nyelamatin itu jangan sampai lemah," nasehatnya.

Alfan mengangguk. "Gue butuh pelatih."

"Gampang, entar gue ganti baju dulu. Habis tuh ke ruang latihan."

"Sejak kapan rumah kita ada ruang latihan?" tanya Jay tak tahu.

"Tolol. Kita punya ruang bela diri yang udah lama enggak digunakan anjing. Goblok babi bangsat lo," jawab Emily kesal.

"Ooo."

~••°°••~

Tolong berikan vote dan komentar kalian ❤️

Vote?
Komen?
Wajib follow akun wattpad ini ❤️

Follow TikTok @yuvita_wattpad
Dan Instagram @wp.yuvita dan @thvyuvita

Join channel telegram untuk readers ku tercinta. Kita seru-seruan di sana oke? Entar juga ada open admin untuk bantu-bantu ramain channel telegram nya.

Link di bio!

Emily's New Life (Reupload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang