17•

9.8K 788 18
                                    

Di dalam sebuah kamar yang bernuansa dark Emily duduk di tepi ranjangnya sembari menatap fokus ke arah jendela. Pikirannya kacau, kepalanya pusing karena memikirkan ucapan Daniel.

Ia bingung haruskah ia benar-benar percaya atau tidak? Jika tidak bagaimana bisa Daniel tahu sikap Kakaknya yang Posesif? Namun jika percaya ia tidak memiliki bukti.

Emily menghela nafas berat, ia berdiri melangkah ke arah meja. Emily membuka nakas dan mengambil selembar kertas serta pulpen. Ia mulai menuliskan sesuatu, setelah selesai ia menyimpan selembar kertas tersebut di dalam nakas kembali.

BRAK!

Pintu di buka dengan keras oleh James, Emily menatap Kakak laki-lakinya itu dengan malas. James mengepalkan tangannya sembari membawa beberapa lembar foto di tangan kirinya.

James melemparkan lembaran foto tersebut di hadapan Emily. Emily menatap foto-foto tersebut satu-persatu. Lalu ia kembali menatap James.

"Jelaskan apa maksudnya ini Emily?!" tanya James dengan nada murka.

"Maksudnya apa?" Emily balik bertanya sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ck." James geram ia kembali mengambil foto tersebut dan memperlihatkan satu foto. Di mana di foto tersebut memperlihatkan Daniel yang memegang kedua pundak Emily.

"Apa ini? APA HA? KAMU DI PEGANG-PEGANG TAPI KAMU DIEM AJA?" bentak James, urat-urat lehernya mulai terlihat jelas.

Emily menutup kedua matanya ketika mendengar James membentak dirinya. Ia membukanya lagi dan berkata. "Apaan sih Kak bentak-bentak. Gajelas tahu enggak? Lagian kenapa Kakak mata-matai Emily kek gitu?"

PLAK

James menampar Emily hingga membuat gadis itu tertoleh. Emily memegangi pipinya, ia menatap marah ke arah James.

"Kakak tuh apa-apaan sih ha?" tanya Emily dengan nada membentak. "Bisa stop enggak nyuruh anak buah dan bodyguard buat mata-matai gue? Gue risih, itu juga ganggu privasi gue Kak!"

"Gue enggak suka! Gue enggak suka di mata-matai dan dikawal bodyguard. Lo itu seolah-olah menganggap gue tuh cewek lemah!" tutur Emily. Ia mengeluarkan beberapa kemuakan dirinya terhadap sikap James.

James yang mendengarnya langsung memeluk tubuh Emily tanpa banyak bicara. Ia mengelus-elus surai rambut adiknya tersebut, Emily memberontak. Ia memukul-mukul dada bidang James.

"Lepas gue enggak mau dipeluk sama pedofil kek lo!" ucap Emily. Sontak karena ucapan tersebut membuat James membelalakkan matanya tak percaya, ia melepaskan pelukannya dan menatap tajam Emily.

"Apa maksud kamu sayang? Pedofil? Apa yang kamu bicarakan, Kakak mu ini bukan pedofil," ujar James membela dirinya.

Emily terkekeh mendengar pembelaan dari James. "Bukan pedofil lo bilang? Terus ini apa." Emily menunjuk beberapa tanda pada bagian lehernya.

"Itu? Tanda itu? Siapa yang melakukannya sayang, cepat katakan!" titah James.

"Enggak usah pura-pura lo anjeng! Ini ulah lo kan? Gue udah tahu, sikap lo terhadap gue dari awal menunjukkan semuanya!"

"Bukan ... Sayang, bukan." James masih tetap menampik ucapan Emily.

"Kakak bisa kan jujur? Ini ulah Kakak kan?" James menggeleng, Emily berdecak. "Kalo memang ini bukan ulah Kakak, tolong stop buat kirim bodyguard buat kawal gue dan stop mata-matai gue!"

"Ini kesempatan kedua buat Kakak," lanjutnya lirih.

Setelah mengatakan itu Emily pergi keluar dari kamar. Ia berjalan ke arah kolam renang guna memenangkan pikirannya sesaat.

|••°°°••|


Ruangan yang gelap terisi banyak foto seorang perempuan. Sosok lelaki yang berdiri dengan menggunakan pakaian jas berwarna putih nampak memandangi semua foto-foto yang ia tempel di dinding sembari menghisap sebatang rokok. Matanya menyipit kala menatap satu foto, smirknya terlihat diiringi dengan rokok yang dipegangnya terjatuh.

"She is mine," ucap lelaki itu dengan menggunakan suara bariton. "Dia cuma milik gue, dan bakal tetap jadi milik gue. Bukan lo!"

Lelaki itu tersenyum kemudian membalikkan badannya. Ia melangkah mengarah ke satu dinding, di mana di dinding tersebut terdapat satu lukisan seorang perempuan yang lumayan besar. Lelaki itu memandangi lukisan yang dirinya buat sembari bersenandung kecil. Setelah itu ia terkekeh kecil dan mengusap wajahnya.

"Ah ... Kenapa senyum mu itu membuat ku candu?" menolog nya dengan senyum tipis. Setelah bermenolog ia keluar dari ruang gelap tersebut dan pergi ke suatu tempat.

•°°••°°•


Halo reata jangan lupa vote sama komentar nya. Follow juga akun Wattpad ini 💘

Ayo votmen nya ditingkatkan lagi, toh votmen itu gratis.

@yuvita_ip akun Instagram ku yang itu ke hack so follow akun Instagram yang lain.

Follow my Wattpad

Follow my TikTok account
@yuvita_wattpad

Follow my Instagram account
@wp.yuvita
@thvyuvita

Follow my Twitter account
@yuvita_AU_ver

Bay the way areawattpadyuvita itu aku ganti jadi wp.yuvita biar simple.

Emily's New Life (Reupload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang