BAB 34 : What do you want?

24.7K 1.4K 29
                                    

••• Happy Reading •••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••• Happy Reading •••

Selesai dengan pemotretannya, Cherry terlihat melamun. Di saat Cherry sudah bisa melupakan kesakitan itu kenapa pria iblis itu harus menunjukkan batang hidungnya lagi di hadapannya?

Semalam, setelah menghadiri acara ulang tahun Arabella dan bertemu pria iblis itu lagi dan Cherry memiliki kesempatan untuk menceritakan segalanya pada Dante namun Cherry mengurungkan niatnya karena ia teringat pada Arabella.

Demi Tuhan! Cherry tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Arabella jika Cherry benar-benar menjebloskan pria itu ke jeruji besi.

Selama beberapa bulan belakangan ini ia dekat dengan Arabella, Arabella selalu bercerita padanya mengenai rasa sayangnya dan juga kerinduannya pada Dewangga. Arabella benar-benar tulus menyayangi Dewangga dan tak pernah sakit hati meski selama ini Dewangga bersikap dingin padanya.

Sungguh, suci dan tulus sekali hati gadis kecil itu, berbanding terbalik dengan hati Ayah kandungnya.

"Lo sakit?" tanya Andini seraya menyodorkan minuman dingin pada Cherry.

Cherry menggelengkan kepalanya, menerima minuman pemberian Andini kemudian meneguknya sedikit.

"Terus kenapa kelihatan lemes gitu muka lo?"

Cherry menghela napas berat. "Dia kembali."

"Dia? Siapa?" Andini mengernyitkan dahi.

"Dewangga Maxwell."

Andini menyemburkan minuman dalam mulutnya karena ia benar-benar terkejut dan tak menyangka Dewangga akan ke Jakarta.

"Terus lo udah bilang sama bokap lo? Ini kesempatan emas buat lo untuk jeblosin dia ke penjara, Cherr."

Lagi, Cherry menggelengkan kepalanya. "Gue nggak bisa. Gue kasihan sama Arabella."

Andini memutar bola matanya. "Ahh anak kecil itu lagi. Dia masih kecil Cherr, masih bisa dibohongin. Lagian gue bingung, lo sayang banget sama dia padahal bapaknya jahat banget sama lo." Andini terang-terangan tak setuju dengan apa yang Cherry lakukan. Sejak awal ia memang tidak suka Cherry dekat dengan putri dari pria itu.

Cherry tertegun. Semua berawal dari rasa iba kemudian Cherry pun menyayangi Arabella. Apa yang Andini katakan ada benarnya juga. Cherry juga tak mengerti kenapa ia bisa menyayangi Arabella.

"Kalau lo nggak bisa jujur sama bokap lo, mending gue yang wakilin lo ngomong sama dia," gerutu Andini yang sudah mulai tidak sabar ingin menjebloskan Dewangga ke penjara.

"Nggak perlu Din, gue bisa kok jujur sama bokap gue."

Lagi, Andini memutar bola matanya.

"Beri gue waktu. Setidaknya sampai gue bisa menjauh dari Arabella."

***

Mata Arabella berkaca-kaca kala mendengar penjelasan Cherry yang mengatakan tak bisa lagi bebas menemuinya. Mulai lusa Cherry memiliki project penting yang mengharuskannya berpergian ke luar kota. Jadi hari ini adalah hari terakhir ia memiliki waktu luang untuk Arabella.

I MEET THE DEVIL [COMPLETED]Where stories live. Discover now