BAB 33 : Should

23K 1.3K 25
                                    

••• Happy Reading •••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••• Happy Reading •••

Sebelum turun dari pesawat, Dewangga menghela napas dalam-dalam. Ia bimbang. Haruskah ia melanjutkan ini? Tapi mundur pun tidak mungkin. Ia sudah melangkah terlalu jauh. Pertemuannya dengan Arabella sudah di depan mata.

Dewangga bangkit dari duduknya kemudian melanjutkan langkahnya untuk turun dari pesawat.

Entah sudah berapa lama ia meninggalkan negara ini untuk menetap di London. Dan dengan sangat terpaksa ia harus kembali demi mengobati rasa rindunya pada Arabella dan pada Dewinta. Rasa rindunya pada Arabella sudah tak terbendung lagi.

Dewangga berharap selama dirinya ada di sini, ia tak dipertemukan dengan pria tua yang hanya bisa memberikan luka padanya.

Sambil terus melangkahkan kakinya seraya menarik koper besar yang dibawanya menuju mobil yang sudah menunggunya, Dewangga memperhatikan keadaan sekitar bandara yang sudah banyak sekali berubah dari terakhir kali ia melihatnya.

Dalam perjalanan menuju ke kediaman Dewinta, Dewangga berusaha menikmati pemandangan jalanan kota Jakarta di sore hari. Ia akui bahwa Jakarta semakin indah dan sudah banyak kemajuan. Banyak gedung-gedung tinggi yang semakin menunjukkan bahwa Jakarta merupakan kota sibuk padat penduduk, sama seperti London. Jalanan yang ia lewati pun semakin padat. Ia bahkan sempat terjebak macet. Kemacetan memang merupakan salah satu ciri khas dari kota tempatnya berpijak saat ini.

***

Dewinta dan Cherry tengah fokus menemani Arabella membuka kado. Karena saking fokusnya pada kado-kado tersebut, mereka tak menyadari Dewangga sudah berdiri tak jauh dari tempat mereka berada.

Dewangga tersenyum melihat antusiasme Arabella dalam membuka kado-kado tersebut.

Tatapan mata Dewangga beralih pada Cherry. Ternyata benar apa yang Jonathan katakan bahwa Arabella dan Cherry sangat dekat. Putrinya itu terlihat bahagia sekali kala bersama Cherry.

"Tante Cherry tolong ambil kado yang besar itu," tunjuk Arabella pada Cherry karena Arabella tidak bisa menggapainya.

Saat Cherry bangkit berdiri, Cherry hampir saja kehilangan keseimbangannya kala ekor matanya menangkap sosok Dewangga yang sudah berada di tengah-tengah mereka entah sejak kapan.

Saking terkejutnya Cherry hampir saja limbung jatuh ke lantai andai pria iblis itu tak bergerak cepat untuk menahan bobot tubuhnya.

"K-kau," kaget Cherry. Suaranya bergetar dan napasnya memburu.

 Suaranya bergetar dan napasnya memburu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I MEET THE DEVIL [COMPLETED]Where stories live. Discover now