29. ALPHA PLEASE

14.9K 1.3K 35
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

🔞⚠️

-TERDAPAT BANYAK ADEGAN, KALIMAT, DAN TINDAKAN VULGAR (DEWASA SEKSUAL). JADI HARAP BIJAK.-

Author Point of view

Ruangan ini sangat wangi namun terasa dingin dan gelap gulita. Wangi mencucuk hidung tersebut berasal dari fermonon omega laki laki yang sedang heat. Dia tengah tersiksa kepayahan di ranjang. Tangannya terikat kuat di belakang tubuh sementara dia melebarkan kedua kakinya. Pemuda omega laki-laki itu terangsang setengah mati di puncak heatnya.

Hukuman.

Alphanya hanya duduk di ujung ruangan memperhatikan. Matanya menatap kosong sedangkan mulutnya bersenandung menyanyikan Lulaby of woe. Hatinya yang sudah dingin bertambah dingin ketika menemukan matenya sudah menjalin kasih dengan orang lain, sahabatnya sendiri.

"Maaf, ah maaf, tolong maaf. Please ini sangat sakit," pemuda omega itu mengerang kesakitan. Keringat sudah membanjir tubuhnya. Birahi yang tidak terpuaskan membuat sekujur tubuhnya sakit bagaikan dialiri listrik. Tubuhnya ngilu terasa panas dingin karena rangsangan yang tidak terpuaskan. Dia juga tidak bisa meminum suppresant dan lelaki itu tidak kunjung mau menandainya.

"James! Cepat tandai aku. Aku sudah tidak kuat sialan! Cepat! Ini sangat sakit!" Pemuda itu meracau meraung dalam gelap.

Matenya- James hanya bergeming tetap menatap kosong padanya, "Best to give me your loyalty 'cause I'm taking the world you'll see,"

"Berbicaralah yang benar," lanjut pria itu.

"Maaf, maaf, ayo aku sudah tidak kuat lagi hiks hiks sakit sekali aku mohon," pemuda itu memelas menangis.

Pria itu lalu mendekat dan duduk di tengah ranjang, tepat di depan pemuda itu yang sedang mengangkang. Feromon yang agak maskulin memenuhi indra penciumannya. Berebut masuk ke paru-parunya merangsang otak agar segera mated. Menandai pemuda nakal ini.

Walaupun gelap, pemuda itu bisa merasakan bahwa alphanya ada di depannya. Feromon alpha, dia merasakan seluruh aliran darahnya berteriak alpha, alpha, alpha hanya menginginkan alpha menyentuhnya. Sentuhan alpha yang akan membuatnya nikmat.

"My mate... Vinnales,"

"Yaa alpha..

"Ah, Ah, Ah, ya Aaah! Ya sentuh itu alpha, tolong.. tolong," Vinnales seperti jalang mengerang puas ketika James mengelus belahan vaginanya yang sudah banjir.

"How dare you Vinna," kata James dengan raut keras matanya menembus gelap menatap wajah pemuda itu yang sudah berantakan karena menangis.

Feromon James yang dominan membuat Vinnales mengkerut takut. Dia sesenggukan menangis lagi.

Vinnales sudah lima jam terikat kepayahan di ranjang. Menggeliat-geliat seperti ulat ingin disentuh alpha. Dia ingin Jamesnya.

"Ah James! Fuck!" Vinnales berteriak merasakan jari telunjuk alpha yang besar masuk ke lubangnya. Sial, jarinya saja besar apalagi yang lain. Lendir Vinnales kembali luruh kali ini membasahi jemari panjang di dalamnya. Memijat-mijat jari itu dengan ketat.

James mengendurkan nafas merasakan vagina itu untungnya masih rapat, masih ada selaput di dalam sana. Sedikit lega karena mereka belum bertindak jauh dan Vinnales masih waras tidak menyerahkan keperawanannya kepada alpha lain.

Karena itu James menghadiahi satu remasan yang langsung membuat Vinnales bergetar merasa melayang. Dia merasakan tangan besar matenya yang hangat menggenggam gemas penisnya.

"Please, please alpha ayo masuki aku sekarang. Aku masih perawan, alpha, alpha aku mau penis masukkan saja sekarang," Vinnales mengerang seperti jalang. Dipikirannya sekarang adalah bagaimana cara menghentikan rasa gatal di vaginanya. Sungguh ketika dia sadar nanti akan amat malu mengingat ini.

Mate: David and Arion (END)Where stories live. Discover now