15. MOVE

16.8K 1.8K 25
                                    

Dukung author dengan vote 🥺

Author Point of view

Arion punya dua masalah sekarang. Masalah pertama, David masih marah padanya dan kedua, ada feromon alpha lain di bajunya- feromon Mika. Dimana masalah kedua akan memperparah masalah pertama.

Flashback

"Gue pamit ya," ucap Arion pada Mika.

"Duh Yon, gue boleh cium Lo gak? Sekalii aja,"pinta Mika frustasi setelah mereka berbaikan satu jam kemudian.

"Heh! Gue tampol lo yah. Lo gak tau alpha gue gimana?!"

"Yaelah alpha, siapa sih? Ciuman perpisahan namanya ini," sungut Mika tidak rela.

"Daripada ciuman mending lo beliin gue baso sama pem-pek gue pengen banget demi apa,"

"Buset! Daritadi baso ama pem-pek mulu, pengen banget Lo kaya ngidam. Udah nganu apaya?" kata Mika menggoda.

"SEMBWARANGAN" Arion misuh-misuh mendengarnya.

"Yaudah gue peluk aja deh," tanpa mendengar jawaban Arion, Mika membawa pemuda omega itu dalam pelukannya.

Tidak ada alpha dan omega yang berhasil berteman.

Menghela nafas mencoba melepaskan. Merelakan cinta pertamanya pergi. Mencoba mengingat bagaimana postur Arion dalam dekapannya. Sayang sekali Arion dia tidak mau dicium.

Flashback off

"Pak Paul, tolong mampir sebentar ke toko parfum."

Gara-gara berpelukan tadi, feromon Mika tertinggal di bajunya. Arion akan mencoba menutupi feromon itu dengan parfum. Semoga saja samar, tapi kan insting alpha tidak pernah berbohong. Arion pusing, karena tidak mau David salah paham.

Paul memarkirkan mobil ke sebuah toko parfum mahal. Arion tercengang sebentar kenapa harus mampir ke toko parfum yang mahal. Tapi tidak masalah, David sudah memberikannya kartu sakti. Arion akan belajar menjadi orang kaya dan bagaimana cara menghabiskan uangnya. Setelah mendapatkan satu parfum yang wanginya mirip dengan feromonnya, Arion masuk ke mobil.

"Mas Arion kenapa pucat?" Tanya Paul heran.

"Parfumnya mahal-mahal," gumam pemuda itu masih shock dengan harga parfum yang dibelinya, setara tunjangan miskin yang dia terima setiap tahun.

Mobil Arion meluncur ke bandara.

"Pak Paul sudah bekerja berapa lama dengan keluarga David?" Arion membuka obrolan. Dia juga ingin tau lebih banyak tentang David dari orang-orang di sekitarnya.

"Sudah 20 tahun Mas Arion. Dulu Nyonya Anneth mengangkat saya menjadi supir keluarga. Saya bertugas jika keluarga Grant berkunjung ke negara ini," jelas Pak Paul.

"Keluarga David itu sebenarnya bagaimana sih Pak?"

Supir yang sudah berusia paruh baya itu terdiam sebentar memilah-milih jawaban. Banyak sekali jawaban, namun semua kalimat itu merujuk pada tiga kata yaitu berpengaruh, kaya, dan elite.

"Sebenarnya kurang tepat jika saya menjawabnya. Tetapi Grant memberikan bonus yang bagus jika para karyawannya setia. Saya betah bekerja dengan keluarga ini," Arion mengambil kesimpulan jika keluarga David termasuk royal.

"Pak Paul pernah bertemu orangtua atau keluarga David yang lain?"

"Belum pernah Mas. Saya hanya karyawan kelas bawah. Mengantar Mr. Grant dan Mas Arion saja merupakan kehormatan besar bagi saya,"jawab Pak Paul.

Mate: David and Arion (END)Where stories live. Discover now