43. CHEAT

9.4K 978 70
                                    

Dukung author dengan vote 🥺 terimakasih

Author Point of view


Arion meremat kertas foto itu sampai lusuh. Dia memejamkan mata merapalkan kata bahwa semuanya baik-baik saja. Tidak ada apa-apa. Ini hanya sebuah foto. Tapi sekilas wajah cantik Vinnales yang tersenyum setan membuat anak itu gusar.

Semuanya.. akan baik-baik saja ya kan?

Ya..

Anak itu menatap cincin pertunangan mereka dengan yakin. Maka Arion mengubur dalam-dalam semua rasa kekhawatiran.

🦴

Mata rusa Arion bergerak gusar, dia mengintip dari balik tembok dapur.

David memakai jas hitam kantor dengan elegan. Jas itu langsung melekat di tubuhnya dengan pas. Otot lengan yang besar dan lekukan punggung lebar itu melapisi kulit cokelat alphanya. David melirik tersenyum, dia tahu anak itu menguntit dari sudut buta. Arion meneguk ludah.

Pagi-pagi begini sudah panas saja.

"Dia hot kan?"sebuah suara berbisik di telinga.

"Ya.. benar," Arion menjawab tanpa sadar dengan mata masih mengamati David disana.

"Ppfffffttt,"

"What the-"

Arion yang tersadar apa yang akan diucapkannya menengok ke belakang mendapati Catharina sudah tertawa-tawa tanpa suara. Perempuan itu kini menepuk-nepuk pundak Arion kuat karena gemas.

"David tidak akan suka kamu berkata kasar baby boy,"Catharina mengerling lalu duduk di kursi samping Arion. Baru dibelakangnya terdengar suara dua bocah rusuh dan seorang pria dewasa. Alvin (4) dan Gerald (8) bersama tentu saja papanya-Nathan Grant.

"Hallo Arion,"sapa Nathan tersenyum dan Arion membalasnya, "Halo juga Kak Nathan."

"Gerald, Alvin, sapa Paman Arion,"

Arion mengerjap cepat. Once again What the- Paman? Dia masih tujuh belas tahun dan sudah dipanggil paman? Arion senewan mendengarnya.

Kedua bocah yang ditaksir akan menjadi alpha itu mendekat dan menatap Arion lekat sebelum tiba-tiba merangsek memeluk Arion erat. Ketiga bocah sedang berpelukan.

"Hallo Paman Arion,"keduanya serempak menyapa dengan senyum dan pipi gembul khas anak-anak. Disebut Paman rasanya telinga Arion geli sekali.

Setelah menyapa kedua bocah itu berlalu pergi untuk bermain.

"Nathan, Katy, jaga Arion untukku. Sayang aku pergi ke kantor dulu," David dengan cepat mengambil tas kerja lalu menyesap kopi buatan Arion di table sebagai penutup.

"Jangan nakal," pria itu berbisik lalu mengecup dahi Arion.

"Aku gak nakal ya!" Anak itu bersungut-sungut namun tidak menolak ketika David membawanya dalam pelukan.

"Ya ampun mataku sakit banget lihat orang lovey dovey melulu. Nathan aku juga mau dicium dooong,"Katy mengerucutkan bibir menggapai-gapai Nathan minta diuyel juga.

"Katy ingat umur,"David menasehati sambil mengelus kepala Arion di pelukannya.

"Dia benar, tolong ingat umur Kat,"Nathan malah mendukung kakaknya.

Mate: David and Arion (END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz