29. Mamah

18.1K 752 3
                                    

Dua bulan kemudian....

Angel sudah bisa untuk memaafkan perbuatan Salsa dan Reyna di masa lalu. Beberapa hari lalu, dia mendatangi kantor polisi untuk membebaskan Salsa dan Reyna.

Tapi Reyna menolak mentah-mentah, dia bilang bahwa dia pantas mendapatkan itu. Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, begitu pun dengan Salsa.

Farhan memeluk Angel dari belakang, "nggak usah mikirin yang nggak-nggak sayang, pikirin aja kesehatan bayi kita."

"Iya mas, aku cuma tiba tiba kangen aja sama orang tua aku."

"Yaudah kamu mau ngejenguk mereka?"

Angel mengangguk, "boleh mas."

****

Di depan Angel sudah ada dua gundukan tanah orang tua nya. Dia mengelus batu nisan milik papa mama nya bergantian.

"Pa, ma, maafin Angel yang baru bisa nemuin kalian lagi setelah sekian lama. Akhirnya Angel tau siapa penyebab kematian kalian. Jujur Angel nggak nyangka tante Reyna bisa kayak gitu, tapi itu kenyataannya. Aku udah maafin mereka kok, aku masih inget kata mama, kalo kita nggak boleh jadi seorang pendendam."

"Sekarang Angel sedang mengandung cucu kalian—" Angel mengelus perutnya, "....sayang banget nanti anak aku nggak bisa lihat kakek nenek mereka."

"Tapi papa sama mama tenang aja, aku bakal cerita in ke mereka betapa hebat nya kalian berdua."

"Dan....ini suami aku, menantu papa mama, ayah dari anak-anak aku nanti, dia hebat banget kayak papa, yang selalu sayang dan jagain mama."

"Doain yah pa, ma, semoga nanti pas aku lahiran semuanya lancar, dan anak aku lahir dalam keadaan sehat."

Angel berdiri dan menghapus air matanya. Kemudian pergi meninggalkan makam orang tua nya bersama Farhan.

Disisi lain, terdapat laki laki dan wanita paruh baya berpakaian putih yang tersenyum melihat ke arah Angel dan Farhan.

****

"Sayang...."

"Iya mas?"

"Kandungan kamu kan udah 7 bulan, dan kita sama sekali belum beli perlengkapan buat bayi kita nanti."

"Iya mas aku kelupaan, gimana kalau besok kita beli? Mas sibuk nggak?"

"Bisa kok. Eh iya kita kan nggak tau jenis kelamin bayi kita, nggak mau USG aja?"

"Nggak deh mas, aku pengen nya nanti jadi surprise, kamu nggak masalah kan sama jenis kelamin dia nanti?"

"Iya aku nggak masalah, yang penting dia lahir dalam keadaan sehat."

Angel mengangguk mengelus perutnya, "aku udah nggak sabar nunggu dia lahir."

"Bukan cuma kamu aja sayang, aku juga."

****

Kini mereka tengah berada di sebuah mall. Seperti ucapan Angel kemarin, bahwa hari ini mereka akan membeli perlengkapan untuk calon anak mereka.

"Mas lihat deh, lucu banget," ucap Angel menunjukkan sebuah sepatu kecil berwarna pink.

"Sayang bayi yang baru lahir kan nggak bisa pakai sepatu."

"Ih mas kan bisa di pake kalo pas udah besar."

Farhan menghela nafas, "yaudah kita beli itu."

"Beneran mas?" Tanya Angel sedangkan Farhan mengangguk.

Mereka kembali mencari semua barang yang di butuhkan.

"Sayang kok beli nya pink semua sih? Gimana kalau anaknya cowok?"

"E—eh iya ya, maaf mas aku kan suka warna pink masa harus di balikin sih."

"Yaudah nggak usah di balikin, tapi pilih lagi yang warna lain ya."

Angel mengangguk, "iya mas."

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, akhirnya setelah mendapatkan semua perlengkapan bayi mereka bergegas untuk pulang karena hari yang sudah gelap.

"Farhan...."

"Mamah."

-to be continued-

CALON MERTUAKU SUAMIKU [END]Where stories live. Discover now