34 | Botulinum Toxin.

400 35 6
                                    


©silalalolo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©silalalolo

P R E S E N T

••••••••••••••••••••

"Tenang, Aleta." Keenan terus mengusap punggung Aleta dengan lembut. Keduanya sudah berada di rumah sakit. Bastian juga sedang diatasi di ruang UGD saat ini.

Sejak tadi Aleta pun tak hentinya menggigit jarinya gelisah, dan matanya terkuras karena air mata yang tak kunjung berhenti.

Keenan sempat terkejut saat tiba-tiba Aleta mengiriminya pesan, bahkan hingga berkali-kali, dan mengatakan jika Bastian tengah sekarat. Ada banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Aleta, tapi melihat kegelisahan Aleta saat ini, sepertinya bukan waktu yang tepat.

Keenan menatap gadis itu dengan sendu, terlihat jelas jika Aleta sangat-sangat mencintai musuh bebuyutannya itu. Dari awal ia sudah kalah telak dari Bastian, mustahil ia bisa mendapatkan cinta dari Aleta.

Ia menarik Aleta dalam rengkuhannya, membiarkan gadis itu terisak di dekapannya berharap Aleta bisa menjadi lebih tenang atas apa yang terjadi malam ini.

"Bastian pasti baik-baik aja. Bastian gak selemah itu, Aleta."

Aleta mengeratkan pelukannya, membenamkan wajahnya di dada bidang Keenan guna meredam suara tangisan yang hampir lepas.

Brak!

Tiba-tiba saja pintu ruang UGD terbuka lebar dan terlihat beberapa perawat buru-buru membawa Bastian dengan brankar.

Mereka berdua tentu terkejut dan sontak berdiri.

"Dok, dia mau dibawa ke mana?" tanya Keenan menunjuk Bastian yang baru saja hilang di tikungan.

"Pasien harus segera dioperasi, karena ada racun di dalam tubuhnya. Sisanya akan saya jelaskan nanti. Saya permisi." Dokter tersebut langsung berlari menuju ruang operasi.

"Racun?" gumam Keenan pelan.

Aleta yang mendengar perkataan dokter barusan, tubuhnya seakan berat dan hampir jatuh jika saja Keenan tidak menahannya.

Keenan membawa Aleta untuk kembali duduk. Gadis itu menangis histeris, takut hal buruk menimpa pada kekasihnya. Aleta masih tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini, menurutnya ini terlalu tiba-tiba. Aleta pun tidak tahu siapa orang yang melukai pacarnya, karena pelakunya itu terhalangi oleh tubuh Bastian, ditambah dengan kejadiannya yang terlalu cepat. Sulit untuk ia mencerna semuanya.

"Mau nunggu di depan ruang operasi?" tanya Keenan lembut dengan tangan yang masih senantiasa mengusap punggung dan rambut Aleta.

Aleta mengangguk kecil di dekapan Keenan. Lantas ia sedikit mendorong dada Keenan untuk melepaskan pelukannya. Meski rasanya tubuh Aleta terasa sangat lemas, ia tetap memaksakan diri untuk berdiri dan berjalan lebih dulu.

Disabled Girl » 𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝑪𝒂𝒄𝒂𝒕 « | 𝐉𝐉𝐊 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang