17 | Karma?

961 64 38
                                    

©Lalalolo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

©Lalalolo

P R E S E N T

•••••••••••••••••••••••••••

Senyum Aleta terpatri saat melihat Bastian yang kembali masuk ke dalam kelas. Saat itu Bastian juga membalas senyumannya. Namun, ekspresi wajahnya langsung berubah saat Guru yang sedang mengajar itu mengomeli Bastian yang kembali ke kelas.

"Ibu bisa tanya Pak Kepsek. Saya dibolehin kok sekolah lagi. Lagian kenapa seorang guru melarang muridnya yang ingin bersekolah? Tugas kalian mendidik, kan? Mendidik murid nakal menjadi murid teladan. Bukan malah mengagung-agungkan murid unggulan, lalu mengabaikan murid rendahan." Bastian menarik napasnya terlebih dahulu, lalu ia membungkukkan tubuhnya 90 derajat di hadapan gurunya. "Mohon didikannya."

Satu kelas tentunya mengernyit kebingungan dengan perubahan Bastian saat ini. Meski begitu, mereka semua setuju dengan ucapan yang dilontarkan oleh laki-laki itu.

Mendengar ucapannya Bastian, tentu Guru itu merasa dipermalukan dan sedikit tersadarkan. Namun, setelah melihat Bastian membungkuk di hadapannya. Ia merasa senang dengan perubahan sikapnya.

"Yaudah. Sekarang kamu duduk," titah Bu Henny.

Bastian kembali menegakkan tubuhnya, lalu berjalan menuju tempat duduknya.

"Tobat lu, Bas?" tanya temannya sembari memukul paha Bastian saat melewatinya

"Berisik!"

"Bastian bijak ya sekarang."

"Bacot."

Segera Bastian duduk di samping Aleta lalu ia menghembuskan napasnya berat dan bersandar pada kursi. Kepalanya menjadi pening saat ini.

Tiba-tiba ada sebuah kertas yang ditunjukkan dari Aleta.

Maaf, ya. Kamu jadi serepot ini gara-gara aku.

"Daripada minta maaf, gua lebih suka ucapan terima kasih."

Aleta tersenyum dan mengangguk. "Makasih," ujarnya dengan bahasa isyarat.

"Ohh, jadi arti isyarat ini terima kasih, ya?" tanya Bastian mengulang gerakan isyaratnya.

Gadis itu kembali mengangguk, tentunya masih dengan senyuman yang terlukis di wajahnya.

"Ini beneran Bastian, kan? Bukan kembarannya," tanya Satria tiba-tiba dari kursi di depannya.

"Goblok! Gua mana punya kembaran."

"Oke-oke gua percaya kalo udah ngomong kasar gini. Ini Bastian asli, akun real 100%... Btw gua masih dendam perihal ini." Satria menunjukkan bekas luka sundutan rokok di tangannya.

Disabled Girl » 𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝑪𝒂𝒄𝒂𝒕 « | 𝐉𝐉𝐊 [End]✓Where stories live. Discover now