33 | Hold lust

445 34 23
                                    

©silalalolo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©silalalolo

P R E S E N T

••••••••••••••••••••••

Ponsel Bastian berbunyi tepat saat ia baru saja ingin menaiki motornya. Alisnya mengernyit saat ternyata orang yang meneleponnya adalah Zian. Ia bingung, pasalnya baru saja ia dan Aleta ke luar dari Club. Jika ada yang ingin dibicarakan, kenapa tidak saat ia di dalam saja.

"Bentar ya, Aleta. Si Zian nelpon."

Aleta mengangguk kecil, seraya mengusap tengkuknya gelisah.

"Kenapa, Yan?" tanyanya setelah teleponnya tersambung.

"Lu sama Aleta mau ke mana?"

"Dih.. Ke mana ge..," balas Bastian.

"Mending lu bawa Aleta ke apartemen lu deh..."

"Maksud lu apa?"

"Bas, ini gua serius... Pokoknya lu harus bawa dia ke apart lu. Dan lu bisa paham sendiri setelah ngeliat gelagat aneh yang Aleta tunjukin."

"Gua masih gak nger——"

Tutt....tutt....tutt....

"Sialan!" umpatnya saat Zian memutus sambungannya begitu saja. Lantas ia menyimpan ponselnya di saku jaket. Lalu matanya beralih memperhatikan Aleta. Memangnya kenapa dengan Aleta? Menurutnya dia terlihat seperti biasanya. Tenang dan anggun.

"Mau ke apart aku?"

Kembali kepala Aleta mengangguk disertai senyuman kecilnya.

Pada akhirnya Bastian tetap menuruti perintah Zian untuk membawa gadis itu ke tempatnya.

__________✿__________

Lima belas menit sudah terlewati. Mereka berdua sudah tiba di Apartemen milik Bastian dengan sekantung makanan yang mereka beli di pinggir jalan. Dan itu juga yang membuat mereka sedikit lebih lama untuk sampai di tujuan.

Aleta langsung duduk di sofa, sedangkan laki-laki itu berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan peralatan makan, mungkin.

Aleta melenguh beberapa kali sebab merasakan panas pada tubuhnya. Padahal ia sudah tidak berada di club itu lagi. Tapi, kenapa rasanya masih begitu sesak dan gerah. Mata Aleta menangkap remot ac yang ada di atas meja, ia lalu menyambar remot tersebut dan menurunkan suhu ruangan yang sebelumnya 25°C menjadi 20°C.

Ia terus menggosok-gosokan lehernya tak tenang saat memperhatikan Bastian masih berkutik di dapur menyiapkan makanan. Punggung tegap Bastian membuat Aleta semakin gelisah. Ditambah dengan t-shirt hitam yang melekat di tubuhnya itu. Ya, Bastian membuka jaketnya begitu tiba di sini.

Disabled Girl » 𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝑪𝒂𝒄𝒂𝒕 « | 𝐉𝐉𝐊 [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang