14 | Tak tertolong?

1K 73 20
                                    

©silalalolo

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

©silalalolo

P R E S E N T

•••••••••••••••••

Entah kenapa dirinya saat ini menjadi begitu gelisah. Bahkan motor yang ia kendarai sekarang menempuh kecepatan tinggi. Saat melihat lampu merah pun ia tetap tidak mempedulikannya. Yang ada di dalam kepalanya sekarang hanya Aleta.

Bastian masih tak habis pikir kenapa teman-temannya melakukan itu pada Aleta. Sepertinya ia juga tahu siapa dalang di balik semua ini. Zian, ia yakin pasti laki-laki itu yang merencanakannya. Karena, hanya dirinya dan Zian yang mengenal Aleta.

Bastian mempercepat kembali motornya dan melewati beberapa pengendara lain. Suara knalpot motornya menjadi begitu bising dan nyaring, sehingga banyak mengundang perhatian dari orang-orang di jalan.

Setelah berkendara hampir lima belas menit, Bastian kini telah tiba di basecamp. Buru-buru ia melepaskan helmnya dan berlari masuk ke dalam. Dari ruang tamu, ia sudah mendengar suara gaduh di lantai atas. Segera ia menaiki anak tangga dengan tergesa.

Begitu dirinya sudah berada di lantai atas, beberapa temannya yang lain melihat Bastian dan menyambutnya. Namun, mata Bastian hanya terfokus pada Aleta yang tengah dilecehkan oleh laki-laki yang bernama Raka.

Bastian berlari menghampiri Aleta dan menendang Raka hingga terjengkang ke belakang.

"Anjir!" umpat Raka.

"LEPAS!" titah Bastian pada dua temannya yang sedang memegangi kaki dan tangan Aleta. Kedua temannya itu langsung menurut dan menjauh dari Aleta. Teman-temannya masih tak mengerti kenapa Bastian terlihat begitu marah.

Aleta sudah benar-benar lemas, bahkan saat tangan dan kakinya sudah tak lagi ditahan, Aleta hanya diam dengan isak tangis yang tak kunjung berhenti sejak tadi. Ia harap kedatangan Bastian ke sini untuk menolongnya, bukan malah ikut bergabung melecehkannya.

Bastian berjongkok di depan gadis itu, ia menurunkan tanktop Aleta hingga menutupi perutnya, dan juga merapatkan kembali seragam Aleta.

Bastian kembali berdiri dan menatap tajam teman-temannya. "Udah puas seneng-senengnya, hmmm?"

"Bas, itu Aleta lho," ujar Zian yang bingung melihat sikap Bastian.

Bastian berjalan ke arah Zian dan langsung mencengkeram kerah bajunya. "Pasti lo 'kan yang rencanaain ide gila ini?!"

"Apa sih, Bas? Aneh banget lu. Lagian emang kenapa kalo emang gua yang rencanaain ini?"

Mendengar itu Bastian langsung memukul perut Zian dengan lututnya.

"Akh!" desis Zian seraya memegang perutnya.

Tangannya kini mencengkeram lebih kuat kerah baju Zian. "Udah sampe mana lu nyentuh Aleta?!"

Disabled Girl » 𝑮𝒂𝒅𝒊𝒔 𝑪𝒂𝒄𝒂𝒕 « | 𝐉𝐉𝐊 [End]✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt