19•

9.6K 791 21
                                    

Semua media sosial bahkan stasiun televisi digemparkan oleh berita tentang pengiriman paket yang berisi anggota tubuh manusia. Banyak wartawan yang datang ke perusahaan James demi memintai keterangan. Namun James lebih menyuruh juru bicaranya untung menjelaskan kepada para wartawan.

Setelah menjelaskan panjang X lebar X tinggi. Semua wartawan yang datang akhirnya lega karena mereka telah mendapatkan apa yang mereka inginkan.

James duduk diam di kursi kekuasaannya sembari berfikir keras siapa yang melakukan hal tersebut? Apakah adiknya? Tapi mana mungkin.

James berdecak kesal ia mengacak-acak rambutnya frustasi. Nafasnya memburu ia meraih handphonenya untuk menghubungi kepolisian.

"Tolong temukan pelakunya!" pinta James setelah itu ia mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

~••°°••~

Emily berada di kantin sembari menatap fokus ke arah Daniel yang duduk dihadapannya ini. Ia juga menyeruput es yang dibelinya tadi.

"Kenapa?" tanya Daniel ketika ia tahu Emily terus menatap ke arah dirinya.

"Who are you Daniel?" tanya balik Emily.

Daniel terkekeh. "Saya adalah calon suami mu."

Mendengar jawaban itu Emily berdecak. "Gue serius Daniel lo siapa? Atau ....," Emily menjeda ucapannya. "Lo mafia?" lanjutnya membuat Daniel membelalakkan matanya tak percaya.

"Mafia? Saya bukan mafia cantik. Saya hanya seorang pelajar."

"Lo bohong. Lo enggak bisa bohong dengan gue Daniel, gue tahu aroma ini hanya khusus untuk mafia kelas kakap. Contohnya seperti lo," ujar Emily.

Daniel nampak tersenyum miring. Ah dia sedikit kagum dengan kemampuan yang Emily miliki.

"Kamu bukan hanya cantik namun juga pintar," tutur Daniel.

"So benerkan lo mafia?" Diam ... Daniel tak menjawab lelaki itu lebih memilih untuk diam saja.

"Lo tahu? Gue sedikit kaget saat lo tahu gue habis bunuh orang." celetuk Emily, ia sedikit menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. "Dan hal itu yang ngebuat gue yakin lo bukan orang biasa, tapi lo orang berpengaruh." lanjutnya.

Setelah mengatakan itu bel istirahat berbunyi, seluruh murid mulai berhamburan menuju kantin termasuk Jojo dan Tasya. Kedua sahabat Emily itu langsung menghampiri Emily.

"Ciee, berduaan. Ekhm," ucap Jojo diakhiri dengan deheman.

"Siapa nih Em. Kenalin dong, pacar lo ya?" selidik Tasya sembari perempuan itu duduk disebelah Emily.

"Bukan." jawab Emily singkat.

"Bukan? Berarti masih proses dong," celetuk Tasya tak dijawab oleh Emily. Ia beralih menatap Daniel. "Nama lo siapa? Berapa lama kenal sama Emily? Di mana kenal sama dia?" lanjutnya dengan menghujani Daniel dengan banyak pertanyaan.

"Terus lo asal mana? Punya mantan berapa? Modal bacot atau keseriusan?" Jojo ikut bertanya.

Kedua sahabat Emily itu seperti mengintrogasi Daniel secara tidak langsung.

"Saya Daniel, baru beberapa minggu kenal sama Emily, kenal dia lewat club malam. Asal Jakarta, tidak pernah berpacaran, modal keseriusan." Daniel menjawab pertanyaan Jojo dan juga Tasya.

"Serius enggak pernah pacaran?" Jojo bertanya lantaran kurang yakin.

"Iya, saya tidak pernah berpacaran. Saya hanya pernah tidur dengan banyak perempuan."

"Apa?" Jojo dan juga Tasya membulatkan matanya tak percaya.

"Bercanda." sahut Daniel membuat kedua manusia itu merasa lega.

~••°°••~

Jam kedua telah dimulai Emily telah berada dikelas bersama dengan Daniel, Tasya, dan Jojo. Daniel sekarang satu kelas dengan Emily. Emily nampak menatap datar ke arah depan, bel masuk sudah berbunyi satu menit yang lalu namun guru tak kunjung masuk ke dalam kelas.

"Emily Ayla Narendra!" teriak Clara mampu mengagetkan semua murid kecuali Daniel dan juga Emily.

Semua mata murid yang berada didalam kelas langsung tertuju kepada Clara dan empat antek-anteknya. Empat? Yah seperti tebakan kalian Jay telah kembali ke dalam geng bangsat itu.

Clara masuk ke dalam kelas Emily, ia menyundul kepala Emily menggunakan jari telunjuknya. "Bitch!" Maki Clara.

"Jalang teriak Jalang? Are you crazy?"

"Artinya apakah kau gila, gue terjemahin karena lo kan bego bahasa Inggris." mendengar itu sontak murid di kelas tertawa terbahak-bahak. Mereka semua tahu memang jika Clara bodoh dalam bahasa Inggris.

"Diam!" bentak Clara matanya menatap tajam Tasya.

"Gak usah basa-basi. To the poin aja ngapain lo kekelas gue? Mana pake bawa antek-antek lo lagi."

"Ngapain lo deket-deket pacar gue?" tanya Clara tak terima.

"Pacar lo? Siapa?"

"Gak usah pura-pura enggak tahu anjing!"

"Gue emang enggak tahu bangsat!" balas Emily emosi. "Siapa pacar lo anjing?"

"Daniel." mendengar itu membuat Emily menoleh ke arah Daniel yang hanya diam saja.

"Da-" ucapan Clara Daniel potong.

"Shut up bitch. Aku bukan pacar mu. Jangan mengaku-ngaku sebagai pacar ku bisa?"

"Enggak bisa," jawab Clara dengan nada manja.

Daniel berdecak. "Kembali lah ke kelas mu saya tidak ingin mendengarkan mulut mu berbicara."

"Tap-" belum sempat Clara berbicara. Suara guru sejarah mengagetkan murid dikelas IPS 2.

"Ada apa ini? Kenapa ramai sekali? Clara, Alfan, Kenzo, Saga, Jay. Kembali ke kelas kalian sekarang!" titah guru sejarah.

~••°°••~

I'm back All, hari ini kacau bngt makanya aku mutusin buat update dari pada aku ngelampiasinnya ke hal-hal negatif

Follow Instagram
@wp.post

Follow TikTok
@yuvita_wattpad

Emily's New Life (Reupload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang