17|Suami istri itu|

1.4K 77 0
                                    

Selamat membaca
🤗💜🤗💜
~~

Pagi ini, Daryan yang pertama kali bangun, saat membuka matanya. Ia mendapati wajah Rani bersandar di dadanya, sedangkan tangannya sendiri sudah memeluk tubuh Rani erat.

Menyadari itu, Daryan langsung  duduk. Membuat tubuh Rani bergeser, Syukurnya wanita itu tidak terbangun.

Daryan memandangi wajah Rani dengan tatapan tak percaya, terlebih tidak percaya pada kelakuannya sendiri.

Menyadari ia yang melewatkan waktu tidur dengan memeluk Rani erat membuatnya mengelengkan kepala, ia sama sekali tak menyangka.

Daryan berdiri dari tempat tidur dan segera melesat ke kamar mandi saat melihat pergerakan Rani.

Daryan menetral kan detak jantungnya begitu ia sudah berada di kamar mandi, ia tiba-tiba gugup untuk bertegur sapa dengan Rani.

Bergegas ia menghidup kan shower untuk membasahkan seluruh tubuhnya.

Sementara di ranjang hotel, Rani mengerjabkan matanya perlahan.

Ia menoleh ke samping tempat tidur dan mengeryit saat tak mendapati Daryan di sampingnya, suara gemircik air membuat Rani paham di mana keberadaan Daryan.

Rani kembali meletakan kepalanya ke bantal, ia menatap lurus pada langit-langit kamar hotel.

Ia masih tak menyangka, bahwa ia sudah menikah dan memiliki suami.

Rani menolehkan kepalanya ke samping saat mendengar suara pintu yang terbuka, Daryan keluar dari kamar mandi dengan handuk sebatas pinggang dan handuk kecil yang tersampir di kepalanya.

Lagi-lagi dia berjalan begitu saja tanpa melirik ke arah Rani, Daryan sibuk mengambil baju di kopernya.

"mengapa tidak membangunkan ku.?"Rani bertanya, ia sudah berada dalam posisi duduk dan bersandar di dipan ranjang.

"kau sulit di bangunkan"Rani mengeryit saat melihat Daryan yang menjawab pertanyaanya tanpa menoleh ke arahnya.

Pria itu kembali masuk ke dalam kamar mandi membawa pakaianya yang akan ia gunakan.

Di saat itu lah, Rani dapat melihat sebuah goresan hitam dilengan bawah kanan Darya, Rani paham itu tato. Yang Rani tidak tau tato bergambar apa, Rani tidak melihatnya dengan jelas.

"ada apa dengan pria itu.?"Rani bergumam sendiri, setelahnya mengedik kan bahu acuh.

Ia kembali membaringkan tubuhnya, ia tidak berniat untuk tidur lagi. Rani hanya ingin merebahkan diri lebih lama lagi.

Sepertinya, tidurnya malam ini sangat nyenyak. Karena ia merasa sangat segar pagi ini.

Wajar saja sih, pikir Rani. Mengingat betapa lelah nya ia seharian kemarin.

💜

Rani duduk di tepi tempat tidur Daryan, 15 menit lalu mereka baru saja tiba di rumah Daryan. Rumah yang dulu ia datang bersama ibunya.

Seluruh keluarga Daryan menyambut hangat ke datangan mereka, terlebih Thia.

Wanita hamil itu memeluk Rani erat, jika saja Sandra tidak menyuruh mereka segera masuk ke kamar, mungkin Rani masih di tahan oleh Thia.

Rani menatap sekeliling kamar Daryan yang di dominasi warna putih, tidak ada yang istimewah,  terlihat sama seperti kamar pria yang membosankan.

Hanya Wangi kamar pria itu yang sama pada tubuh Daryan, wangi maskulin yang memabukan, sepertinya Rani akan betah tidur di sini.

Bersuami GayOnde histórias criam vida. Descubra agora