6|Sepasang pria aneh|

1.6K 132 190
                                    

Selamat membaca
💜🤗💜🤗
~~

Rani menatap kesal ponsel miliknya, dua menit yang lalu utami menghubunginya, hanya untuk mengatakan kalau Utami akan pergi ke acara syukuran 7 bulanan salah satu pelanggan butiknya.

Rani jelas paham maksud ibunya saat memberitahu kegiatannya hari ini, Utami ingin Rani ikut bersamanya.

Dan Rani tidak bisa menolak, dia tidak punya hak untuk melakukan itu dan meski pun punya. Mental Rani belum sekuat itu untuk mengatakan tidak.

Jadi kini Rani di sibukkan dengan persoalan baju yang akan ia gunakan, saat bersama Utami nanti. Rani harus berubah menjadi Shafa yang anggun,
feminim dan elegan sesuai keinginan ibunya.

Ia harus benar-benar memastikan drees yang akan di gunakannya dapat memuaskan Utami, dia sudah muak di komentari oleh Utami.


Setelah selesai dengan dress, Rani kembali di pusingkan dengan urusan kaki, ia bingung dengan apa yang akan dia gunakan.

Lagian kenapa pula ibunya itu tidak pernah keluar kota, ini nyarih dua minggu Utami menetap di rumah tanpa berpergian. Membuat Rani muak, ia sidah cukup bosan Apartement Elqan yang tak begitu luas.

Ini adalah waktu terlama Utami berada di rumah, sementara Fariq sudah terbang entah ke kota mana lagi. Rani tidak tahu di kota mana pastinya, Rani tidak seingin tahu itu soal bisnis yang di miliki ayahnya.

💜

Rani sudah tiba di butik milik Utami dari lima menit yang lalu, tapi ia masih mengurung diri di dalam mobil miliknya.

Mungkin hanya dia dan dua abangnya yang perlu mempersiapkan mental dan hatinya saat ingin bertemu orang tua sendiri.

Tubuhnya tersentak sedikit saat mendengar ponselnya yang berbunyi dan menyala memperlihatkan nama Utami sebagai di sana.

Rani mendengus, tidak merasa perlu menerima pangilan dari Utami, ia bergegas turun dari mobil begitu selesai menghirup udara dan menghela nafas sekali lagi.

Dia berjalan memasuki butik dengan ponsel di tangan yang masih menyala.

Rani masih tetap mengabaikan, berjalan cepat setelah mendorong pintu kaca dengan normal. Tidak seheboh saat terakhir kali dia ke sini.

Ia langsung menujuh lantai 2 setelah melempar senyum tipis kepada karyawan yang melihatnya masuk.

Begitu sampai lantai 2 Rani langsung menujuh ruangan Utami, mengetuknya sebanyak 2 kali dan seruan Utami dari dalam yang menyuruhnya untuk masuk dapat ia dengar.

Begitu masuk, Rani telah mendapati ibunya yang sudah rapi dan terlihat anggun. Sedang duduk pada kursi tempat ia makan kemarin bersama Utami.

"kau sudah sarapan.? Ibu punya roti tawar dan beberapa buah" Rani melihat buah dan roti tawar yang berada di sudut ruangan Utami. Di sana juga ada lemari pendingin mini.

"tidak, aku sudah makan bu"meski sebenarnya belum, Rani tidak akan mau mengatakan tidak pada Utami.

"baiklah kalau begitu kita pergi sekarang saja, ini sudah nyaris jam 9."Utami berdiri dari duduknya, meraih tas miliknya di meja kerja lalu berjalan keluar di ikuti Rani dari belakang.

Di dalam mobil yang sedang melaju, Rani harus berusaha terlihat biasa saja saat Utami kembali mengurui soal apa yang boleh di lakukannya dan tidak saat di acara 7 bulanan nanti.

"saat tiba di sana, ibu berharap kau dapat menjaga kelakuan mu. Ibu tidak mau melihat mu yang hanya diam saja. Kau harus belajar berbaur dengan orang baru sekali pun kau tidak menyukainya, dunia kerja memang harus seperti itu. Kau harus berada di pihak netral jika ingin bisnis mu berjalan lancar. Karna kalau tidak, akan ada saja orang yang berusaha menghancurkan usaha mu karna tidak menyukai mu"

Bersuami GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang