37

1.6K 109 6
                                    

Selamat membaca...
💜🤗😘

Rani menoleh kesamping, memperhatikan Daryan yang sibuk memainkan jari tangannya dan sesekali pria itu kecup.

"katanya ingin nonton"tegur Rani saat Daryan justru sibuk dengan tangan miliknya.

Mendengar itu, Daryan tersenyum malu dan menutup wajahnya dengan tangan Rani yang sedari tadi ia pegang.

"kita tidur saja, ini sudah larut malam"ajak Daryan.

"kalau begitu, ayok"Rani segera berdiri namun Daryan menahannya.

"kenapa.?"tanya Rani kembali berbalik begitu merasakan tangannya yang di tahan Daryan.

"kita tidur sama ya, di kamar ku"
ajak Daryan takut-takut.

Melihat wajah ketakutan itu, membuat Rani mengangguk cepat. Agar ekspresi ketakutan itu segera berganti.

"ayo!"ajak Daryan dengan senyum lebar.

Pria itu bahkan berjalan cepat menujuh kamarnya dengan tangan Rani yang belum juga ia lepaskan. Membuat wanita itu seperti di seret karena langkah kaki Daryan yang lebar.

"peluk, peluk aku. Peluk"minta Daryan tak sabaran begitu ia berbaring.

Rani segera merealiasikan keinginan Daryan, memeluk pria itu dengan erat.

"tidurlah"bisik Rani lembut di atas puncak kepala Daryan.

"hm..gantuk"gumam Daryan pelan.

Lalu menit-menit berikutnya, keheningan melingkupi mereka berdua.

Daryan sudah terlelap dalam pelukan hangat yang di berikan istrinya itu.

Tapi Rani, ia masih belum tidur juga. Lebih tepatnya sulit tidur.

Sejak tiga hari lalu, di mana Daryan yang menangis di pelukkannya.

"sebenarnya, ada apa dengan mu.?"tanya Rani pelan, meski tau tak akan mendapatkan jawaban.

Tangan wanita itu tak berhenti mengelus rambut Daryan juga mengelusi punggung pria yang sedang mendekapnya erat.

Ada banyak pertanyaan yang timbul di kepala Rani, tapi ia terlalu takut untuk mempertanyakannya. Meski ia sangat penasaran.

Tentang, apa yang terjadi.?

Apa yang membuat Daryan mimpi buruk.? Juga..

Apa yang membuat Daryan ketakutan seperti kemarin.?

Dan masih banyak lagi, tapi Rani memilih untuk menyimpan semua pertanyaan itu untuknya sendiri.

Ia tak ingin memaksa, biar Daryan akan mengatakan sendiri jika pria dalam pelukannya ini sudah siap dan mempercayainya.

Rani menunggu hari itu.

💜

"sepertinya aku akan sibuk akhir-akhir ini"jelas Daryan seraya mengelus rambut Rani.

Pria itu baru selesai makan dan memutuskan untuk menunggu Rani menyelesaikan sarapannya.

"kenapa.?"tanya Rani penasaran.

"aku akan sering keluar, aku harus meninjau lokasi proyek terbaru ku. Sebelum aku membuat sketsanya"jelas Daryan dengan tangan yang tak berhenti mengelus surai lembut milik Rani.

"apa itu sangat melelahkan, kau harus perhatikan kesehatan mu. Cuaca sekarang tak menentu, sebentar hujan sebentar panas. Ku rasa kau perlu menyediakan payung di mob..-"

Daryan tak dapat lagi mendengar perkataan Rani, hatinya sungguh menghangat saat mendengar ocehan Rani yang penuh perhatian.

Bibirnya melengkungkan senyum teramat manis hingga memperlihatkan dimple mungil di pipinya, juga mata yang menatap hangat pada wajah Rani.

Bersuami GayOnde histórias criam vida. Descubra agora