"Sebelum nya udah coba di tes pakai tespack belum?"

"Belum" Dokter Jenika hanya menganggukkan paham.

Selagi dokter Jenika mengoles kan jel pada perut Melda, ia masih gencar menggoda Reyhan "Kenapa gak sama dokter Budi aja"

"Selesain, jangan bercanda" Ucap Reyhan serius.

"Buset, keluar lo" Titah Jenika.

"Saya suaminya dokter Jenika yang terhormat" Balas Reyhan yang sudah lelah dengan sifat onty onty 1 anak ini.

Bukan bukan, Jenika bukan janda, yang selalu bersama nya adallah anak dari kakak ipar nya yang meninggal, dan bocah kecil malang itu memanggil Jenika dengan sebutan Bunda.

"Oh iya, disini aja kalau gitu" Final Jenika, Melda sudah tak heran dengan pertengkaran mereka, karena semenjak ia menjadi istri Reyhan hingga sekarang Jenika menjadi teman Melda satu-satunya, sebelum ia menjadi dokter yang sangat sibuk.

"Ini jadi di usg apa enggak" Ucap Melda tiba-tiba

"Oh iya mohon maaf ya ibu Imelda atas ketidak nyamanan nya" Jenika terkekeh pelan.

Ia mulai menempelkan alat usg di perut Melda.

"Itu apa?" Tanya Melda.

"Itu janin" Jelas Jenika yang membuat Reyhan dan Melda bergetar.

"Masih sebiji jagung, gak kelihatan ini usinya perkiraan 3 minggu"

"Terakhir haid kapan?"

"Seminggu yang lalu"

"Gak papa ini normal, biasanya memang ada yang seperti itu, cuman memang belum ada tanda-tanda nya"

"Haid nya berapa hari?" Tanya dokter Jenika lagi.

"Cuma 2 hari Jen"

"Itu Flek"

"Biasanya emang keluar darah seperti haid ketika 1-2 minggu setelah pembuahan, pada masa ini, leher rahim akan lebih mudah berdarah karena banyak pembuluh darah yang berkembang, kadang darah juga bisa keluar setelah berhubungan seksual" Jelas Dokter Jenika panjang lebar.

Tak ada yang bersuara Reyhan berpegangan pada brankar tempat Melda berbaring, Melda pun masih diam dengan nafas nya yang di luar normal.

"Hello, kok sepi" Ucap Jenika yang membuat Melda dan Reyhan tersadar.

"Mas, aku hamil" Mata Melda memerah pertanda akan keluar cairan bening dari sana.

"Makasih sayang, terimakasih" Reyhan mencium pelan kening Melda.

Jenika sudah terbiasa dengan adegan seperti ini, tapi kali ini ia tak akan diam.

"Ekhem bisa gak tolong hargai jomblo disini" Tegur Jenika yang mendapat kekehan dari Melda dan Reyhan.

"Dih ketawa, Melda selamat yaa" Jenika berdiri dari duduk nya, mendorong Reyhan pelan supaya ia menjauh agar dirinya bisa memeluk sahabat nya itu.

"Makasih Jen" Melda masih terus menangis bahagia.

Reyhan membalikan tubuh nya menghadap dinding menyeka air matanya yang tak mau berhenti.

"Alhamdulillah yaallah, alhamdulillah engkau menjawab segala doa doa kami" Ucap Reyhan dalam hati.

Ia tak henti henti mengucap syukur atas karunia besar yang Allah berikan, atas titipan berharga yang sekarang ada di dalam perut Melda.

"Ini hasil usg nya, aku kasih vitamin ya" Jenika menuliskan beberapa kata yang tak Melda mengerti.

"Rey sini lo" Panggil Jenika pada Reyhan.

"Kenapa?"

"Istri mu ini, jangan di biarkan kecapean, banyak pikiran, overting ting, nangis sendirian, apa lagi makan makanan instan" Jenika menekan kan kata Instan sambil melirik Melda.

"Pasti"

"Selamat sekali lagi, aduh ponakan gue nambah, gak sabar di panggil onty Jenika" Ucap Jenika sumringah.

"Aku lebih gak sabar di panggil Buna" Timpal Melda.

"Iya iya, calon ibu"

Melda beranjak dari kursi, ia tak sakit tapi entah kenapa Reyhan malah menitah nya.

"Mas, gak usah di titah kayak gini, aku bisa jalan normal" Bisik Melda pada Reyhan.

Reyhan menatap Melda sejenak lalu merangkul nya dari samping.

pict by Pinterest

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

pict by Pinterest




Aaaaa alhamdulillah, gak ada yang sia-sia selagi semuanya imbang, doa dan usaha misall wkwkwkk

Penjelasan di atas aku baca dari artikel, aku gak tau tentang hamil hamil, meskipun pas sekolah ada pelajaran biologi tp gak sedalam itu, jadi kalau ada kesalahan afwan yaa bestii.

Surga yang terbagi [Completed]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα