23. DICAMPAKKAN

5.3K 255 71
                                    

Manusia datang dan pergi. Jangan mengharap kepada seseorang bahwa dirimu akan baik-baik saja dengannya. Karena suatu saat ia pasti pergi.

Happy reading

Kediaman Rivano Saputra Abraham sudah memulai aktivitas di pagi hari. Dengan Bibi Yuni yang telah menyiapkan makanan. Bibi Yuni adalah seorang pelayan yang sudah berkerja cukup lama di keluarga Abraham. Karena pekerjaan nya yang sudah terbilang sangat baik dan juga telah dipercaya oleh kejujurannya.

Bibi Yuni bukan hanya menyiapkan makanan, tetapi dia juga yang membersihkan rumah sekaligus merawat Athala jika Tuan dan Nyonya sedang sibuk bekerja. Orang tua Rivano bisa saja mengambil banyak pelayan untuk mengasuh putra nya. Namun, hanya Bibi Yuni saja yang mudah berinteraksi dengan Athala.

"Bibi coba liat Athala di kamarnya. Dia sudah bangun apa belum?" tanya Bunda pada Bibi Yuni.

Bibi Yuni mengangguk dengan antusias. Karena membangunkan Athala mengingat nya pada Almarhum anaknya yang telah tiada sebelum ia bekerja disini.

"Baik Nyonya."

Rivano mengecek jam tangannya. "Ini sudah hampir jam tujuh. Kenapa Athala belum siap-siap?"

"Mungkin dia abis begadang," jawab Bunda seraya mengambilkan makanan untuk sang suami.

Rivano berdecak, "Kamu jangan sering manjain dia. Dia itu laki-laki, harus gentlemen," tegas Rivano. "Lagipula dia masih dalam masa ujian. Dia harus menaati aturan sekolah," lanjutnya.

"Orang sekolahnya aja punya kamu," celetuk Bunda. "Udahlah jangan marah-marah. Masih pagi."

Di lantai atas ada Bibi Yuni yang sibuk membangunkan Athala. Putra sulung dari anak konglomerat itu jika sudah tertidur pulas pasti susah untuk dibangunkan.

"Nak Athala... Bangun yuk," ucap Bibi Yuni dengan sedikit pelan. Takut Athala akan kaget jika langsung mendengar suara kencang. Gimana mau bangun Bi kalau suaranya pelan...

Tak jarang Bibi Yuni memanggil Athala dengan sebutan Nak atau Anak. Bunda pun mengizinkan asalkan itu masih Bibi Yuni. Sangat menyenangkan sekali berada diposisi Bibi Yuni.

Athala menggeliat ditempatnya. Ia sangat tertidur pulas malam ini. Mungkin karena habis berpelukan dengan Thalia ya?

Karena merasa tidak nyaman, akhirnya Athala membuka perlahan mata yang bercorak sedikit coklat tersebut. Yang terlihat dihadapan Athala kini adalah Bibi Yuni yang masih dengan serbet kotak-kotak dibahu lengan atasnya.

"Jam berapa Bi?" tanya Athala masih diposisi yang sama.

"Ya ampun den... Ini udah hampir jam tujuh!" seru Bibi Yuni yang membuat Athala melotot.

"Jam tujuh?" tanya ulang Athala untuk memastikan.

Lagi-lagi Bibi Yuni mengangguk antusias.

"Bibi juga sudah siapkan baju buat hari ini. Tuan dan Nyonya udah sarapan dibawah," jelas Bibi Yuni.

"Yaudah Bibi Yuni turun kebawah dulu. Nanti aku nyusul," ucap Athala.

Setelah mengatakan itu Bibi Yuni beranjak keluar.

"Jangan tidur lagi loh den."

ATHALA [END]Where stories live. Discover now