46. JANJI DERMAGA

1.2K 74 40
                                    

Didalam ruangan tempatnya dirawat, Ara duduk bersandarkan bantal besar dibelakangnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Didalam ruangan tempatnya dirawat, Ara duduk bersandarkan bantal besar dibelakangnya. Senyumannya belum sempat menghilang sejak Dermaga mengajaknya kembali kerooftop tadi.

Dibenak Ara masih jelas terbayangkan hal aneh yang dia lakukan tadi. Tetapi tidak apa-apa, dia merasa puas bisa mengatakan itu semua. "Ara?" panggil Dermaga.

"Loh, Ara kira kamu mandi," ucap Ara saat melihat cowok itu belum mengenakan seragam sekolahnya.

"Bukannya kamu sekolah?" tanya Ara lagi.

Dermaga menggeleng, Cowok itu melangkah mendekat kearah cewek yang bersandar diatas brankar itu. "Sekolah? Ngapain?" tanya Dermaga mengernyitkan alisnya.

Raut wajah Ara tiba-tiba saja berubah menjadi cemberut, cewek itu tidak suka jika Dermaga sering bolos sekolah. Tidak baik.

"Sekolah dong, masa bolos lagi." lirih Ara.

Dermaga mengangkat kedua bahunya, "Enggak, mau nemenin kamu sampai sembuh." ucap Dermaga memajukan wajahnya.

Raut wajah Ara tetap sama, belum berubah. Tangannya menyilang didepan dadanya. "Ara nggak suka kalau pacar Ara keseringan bolos, ya!" seru Ara memajukan bibirnya.

Dermaga tidak mendengarkan apa yang dibilang gadis itu, pilihannya masih kekeh untuk tidak sekolah hari ini.  "Aku mau jagain kamu Ra, hari ini doang." ucap manis Dermaga.

"Ara udah nggak papa, Ara udah sembuh." ucap Ara meyakinkan Dermaga.

"Nggak percaya," bantah Dermaga.

Ara menatap Dermaga dalam, lalu menghela nafasnya perlahan. Dirinya sudah tidak sanggup lagi untuk memaksa pacarnya itu, memang sifat Aga seperti itu.

Jika dia menginginkan suatu hal, dia akan mempertahankan apa yang dia inginkan. Keras kepala, tapi Ara sayang.

"Kenapa diem, gitu?" tanya Dermaga.

"Enggak, siapa yang diem?" tanya Ara balik.

Dermaga berdiri dari tempatnya duduk, berbalik dan menjauh dari Ara. Tapi sebelum dia pergi, Ara mencegahnya. "Mau kemana Ga?" tanya Ara.

"Mandi? Mau ikut?"

Mendengar hal itu Ara menggeleng pelan, "Mau ke sekolah ya?" sambung Ara.

"Enggak."

•••

Hari sudah semakin siang, Ara yang seharian terbaring diatas brangkar kini merasakan rasa bosan dalam hatinya. Cewek itu mencoba bangkit, menatap sekeliling ruangan tidak ada siapapun disana.

Dermaga dari tadi beli makanan ringan belum juga kembali, sedangkan Kirana masih mengurusi obat yang harus dia tebus. "Hmm, sepi." gumam Ara.

Ara kembali berdesis saat perutnya tiba-tiba saja terasa nyeri. Tapi jangan khawatir, kata dokter itu memang wajar. "Issh," desis Ara menahan rasa sakit.

DERMAGA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora