43. SIAPA DIAA?

1.1K 84 34
                                    

Suara gaduh terdengar sepanjang koridor rumah sakit Tiara Medika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara gaduh terdengar sepanjang koridor rumah sakit Tiara Medika. Cowok berperawakan tinggi dan masih mengenakan seragam sekolah itu menatap nanar cewek yang terbaring lemah diatas brankar.

Gadis yang mengamati semua itu membeku ditempat, memegang wajahnya heran lalu perlahan gadis dengan penampilan serba hitam itu berjalan mengikuti brankar yang membawa Ara ke ruang IGD.

"Siapa dia?" gumam gadis itu yang mengamati dari jarak lumayan jauh.

Gadis berkulit putih, dengan rambut panjang tergerai sepunggung itu mencoba mendekati ruang IGD walaupun terpaut jarak lumayan jauh.

Untung saja tempatnya sepi, jadi gadis itu dapat memerhatikan apa yang sedang mereka bicarakan didepan ruang IGD tempat Ara ditangani oleh Dokter.

Gadis dengan jaket kulit berwarna hitam dengan masker berwarna senada yang menutupi wajahnya itu tampak sedikit gugup saat Kirana dan seorang perawat berjalan melewatinya.

"Mau kemana mereka?" gumamnya.

Tanpa pikir panjang, gadis itu mengikuti Kirana dan perawat itu dari jarak jauh, hingga mereka berdua masuk ke ruangan.  Gadis itu mendekat, menempelkan wajahnya ke pintu ruangan.

Tak lama kemudian terdengar samar suara langkah kaki mendekat dari dalam, gadis yang masih menempelkan wajahnya dipintu itu segera pergi dan mencoba santai, seakan tidak terjadi apa-apa.

Sebelum perawat yang membawa kantung darah itu pergi, gadis yang berpenampilan sedikit urakan itu mencegahnya dan menanyakan apa yang sedang terjadi.

"Sus? Kenapa wajah ibu itu sedih?" tanyanya.

Perawat itu menghelan nafas panjang, "Anaknya kecelakaan, perutnya ketusuk dan mengalami pendarahan cukup hebat dan memerlukan transfusi darah lumayan banyak." terang perawatan itu.

"Terus? Masih kurang darahnya?" tanya gadis itu.

Perawat itu mengangguk, "Kurang satu kantong darah lagi." ucapnya.

Gadis itu memalingkan wajahnya kekiri dan kekanan. "Golongan darahnya apan sus?" tanya gadis itu menatap lekat si perawat.

"AB-"

Gadis itu tercekal, tubuhnya tiba-tiba saja membeku pandangannya tiba-tiba saja menjadi kosong. "Mbak? Mbak kenapa?" tanya perawat itu.

"Sus, suster bisa ambil darah saya," tawar gadis yang berpenampilan serba hitam itu.

"Tapi, suster jangan pernah bilang ke siapapun jika saya yang mendonorkan darah itu, termasuk keluarga anak ini." terang gadis itu.

•••

Sudah dua jam mereka semua menunggu kemunculan seorang berjas putih keluar dari ruang instalasi gawat darurat itu. Semuanya tampak tegang tak terkecuali Dermaga.

Cowok berpenampilan sedikit berantakan itu berjalan bolak-balik untuk menghilang rasa cemasnya. Tapi semua itu sia-sia,  bukannya hilang rasa cemas itu malah semakin menjadi.

DERMAGA [END]Where stories live. Discover now