9. TARUHAN

2.7K 344 164
                                    

PLAAAK!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PLAAAK!

Sebuah tamparan keras mendarat dipipi Dermaga, siapa lagi kalau bukan Dinda yang menamparnya, "Lo pake kondom nggak sih Ga?" tanya geram Dinda.

Dermaga hanya diam menatap tajam Dinda yang sedang naik pitam, "Kalo gue tanya itu dijawab!" Bentak Dinda lebih keras.

"Oke fine, gue nggak bawa," jawab Dermaga.

"Tolol emang lo,"

"Ya mau gimana lagi, dia yang nyosor duluan," balas Dermaga menenangkan Dinda.

Dinda kembali mondar mandir tak jelas, sambil menjambaki rambutnya sendiri dari ekspresi wajahnya dia seperti tak tenang, "Jadi dia gimana?" tanya Dinda.

"Gimana apanya?"

"Gimana? dia minta tanggung jawab lo nggak?" tanya Dinda.

Dermaga hanya tersenyum sinis, lalu memegang pundak Dinda agar dia bisa lebih tenang sedikit, "Tenang Din, Papa gue udah urus semua," jelas Dermaga halus.

"Bokap gue kasih dia uang 500 juta buat uang tutup mulut jadi nggak usah khawatir," tambahnya.

Mendengar hal itu Dinda sudah merasa tenang sekarang, senyumannya mulai terukir kembali, "Inget bawa pengaman kalo main," pesan Dinda.

Ciuman hangat mendarat dipipi Dermaga setelah Dinda mengatakan hal itu semua, "Love you Ga," bisik Dinda.

Dermaga hanya tersenyum tak berbalas apa apa, "Buruan keluar sebelum lo kepergok di toilet laki" ucap Dermaga.

Setelah Dinda keluar Dermaga mengambil air untuk membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar, "Leganya," gumam Dermaga.

Setelah keluar dari toilet Dermaga memutuskan untuk kekantin sejenak untuk mengisi perutnya dan rehat sejenak.

Langkah demi langkah Dermaga susuri di kantin yang lumayan sepi itu, mungkin saja karena udah masuk jam pelajaran.

"Kak Agaa!" panggil seseorang gadis dari sebuah meja diujung kantin.

Dermaga tak menggubrisnya menoleh pun tidak, "Kaaakk Agaaa!" panggil gadis itu lebih kencang.

Mendengar teriakan itu, Dermaga berhenti dan menoleh kearah sumber suara, "Ngapain lo panggil gue," tanya Dermaga datar.

"Ara cuma mau tanya," ucap Ara cepat.

"Apa?!"

Sebenarnya Ara cuma mau tanya hal itu tapi melihat ekspresi Dermaga seperti sekarang, sepertinya bukan waktu yang tepat.

"Nanti eskulnya jam berapa?" tanya Ara.

Dermaga memutar bola matanya malas sekali rasanya membalas gadis itu, "Jam 4," balas Dermaga cepat.

Dermaga membalikkan badannya dan kembali dicegah oleh panggilan Ara, "Kaak Agaa," panggil Ara yang membuat Dermaga geram.

"Apa lagi siih?!"

DERMAGA [END]Where stories live. Discover now