Bukannya tenang Ellie malah tambah menangis. Ravin yang melihat kembali memeluk Ellie. Menyembunyikan kepala gadis itu di dadanya agar merasa nyaman.

Brata yang melihat dari kejauhan hanya bisa diam sembari menghela nafas pelan. Cowok itu kembali menuju motornya berada, menggunakan helm dan melaju meninggalkan rumah Ellie.

*****

"Libur gini gak ada asik-asiknya, heran," gumam Ares seraya menelungkupkan wajahnya di atas meja.

"Melasin amat. Makannya, punya duit gunain lah buat beli tiket liburan. Malah pelit sama diri lo sendiri," cibir Rudy yang tengah memakan mie di sebelah Ares.

"Bukannya pelit, duit gue lagi gue tabung," kata Ares.

Rudy mengangkat satu alisnya. "Nabung mulu, gak pernah penuh. Lagian nanti mau lo buat apaan?"

"Buat beli kebun binatang. Berta suka banget sama binatang."

"Njir, buat apaan beli kalo lo aja binatang."

"Rudy anzeng!" Ares menggeplak kepala Rudy dengan tangannya membuat cowok yang tengah mengunyah itu sampai tersedak.

Suasana markas sedang sepi. Hanya ada seperempat dari anggota yang datang untuk menjaga markas.

"Move'on kali. Udah putus masih aja ngarep," celetuk Rudy yang tahu Ares belum juga bisa melupakan adik kelasnya, Berta.

"Lo mah enak ngomong doang, Rud. Gue putus sama dia dengan cara baik-baik, gimana gue bisa lupa. Lagian tuh anak susah dilupain."

"Sekarang gue tanya. Penyebab lo putus sama Berta itu apa? Perasaan ayem-ayem aja lo berdua."

Ares langsung kicep. Ia mengedarkan pandangannya hingga berhenti pada Rigel yang duduk tak jauh darinya.

"Kepo banget lo." Pada akhirnya Rudy akan selalu mendapatkan jawaban seperti itu dari Ares.

"Tuman, tuman," ujar Rudy menggeleng-gelengkan kepala.

Tak lama terdengar suara langkah kaki seseorang yang baru saja memasukki markas menuju ke ruang bersantai.

Ares dan Rudy menoleh, serta yang berada di ruangan itu pun ikut menoleh menatap Brata dengan wajah datar dan aura yang tak biasa.

Cowok dengan balutan jaket kulit dan slayer merah itu duduk di kursi paling ujung. Ia melepas slayer merah yang membaluti mulutnya, dan langsung melamun begitu saja membuat anggota yang lain melihat itu terheran-heran.

"Sstt, ngapain tuh bocah?" tanya Ares dengan berbisik pada Rudy.

"Tau. Tampang-tampangnya sih kayak orang lagi kebakar jenggot cemburu."

"Dih, Brata cemburu sama siapa, Njir? Pacar punya aja kagak."

"Palingan cemburu liat tetangga jalan sama suaminya."

"Ngelawak lo?" ujar Ares menoyor kepala Rudy.

"Kenapa lo?" tanya Ethan kepada sang ketua yang sedari tadi hanya diam menatap kosong minuman kaleng di atas meja.

"Keknya tuh anak haus, Than. Gak ada minuman lagi? Itu kaleng udah kosong gue minum. Kasian Brata," celetuk Ares.

Brata yang mendengar sontak merotasikan matanya menatap Ares dengan datar. "Lo pikir gue haus?"

"Lah, terus ngapain lo ngeliatin kaleng gue?"

"Gue lagi mikir gimana supaya kaleng ini masuk ke usus lo," cetus Brata tajam. Seketika Ares membelalak.

"Bisa macet tai gue di perut, Ta."

Rudy tertawa keras mendengarnya. "Malah bagus, toilet markas jadi gak bau gara-gara lo."

Ares mendengkus. Ia menarik kepala Rudy dan menjepitnya di ketiak yang terbaluti hoodie hitam. Rudy jelas memberontak, ia bahkan menggigit dada Ares kuat membuat Ares berteriak kencang.

Rudy menggigit tepat dipentilnya.

"Biadab lo, Rud! Kempes kan susu gue."

"Susu lo emang kempes, Anjir! Geli gue kalo sampek liat susu lo montok kayak cewek!" seru Rudy bergidik ngeri.

Ethan, Brata dan Rigel hanya mendengkus dan menghela nafas secara bersamaan mendengar perseteruan kedua manusia yang otaknya seperempat terambil oleh usia. Ya, definisi makin tua makin bodoh.

"Struktur baru kapan diumumin?" tanya Rigel. Cowok itu mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas meja. Tangannya kini bersedekap menatap Brata.

"Masih perlu perbaikan. Gue mau strukturnya difinalin pas sekolah masuk," balas Brata.

"Kenapa? Bukannya kelamaan?" timpal Ethan.

"Gak lama. Karena gue harus ngurusin hal lain dulu. Lo Ethan, lo pantau anggota yang mau diangkat jadi bagian dari struktur geng."

Ethan mengangguk. Sudah tugasnya melakukan itu. Di sini posisi Ethan sebagai wakil II, setelah wakil satunya adalah Rigel.

"Oh iya, Ta. Lo gak mau ngadain sunmori gitu? Atau touring? Libur, nih! Sekalian ngerayain come back Zelvaros sama lo."

"Yoi! Libur ini gunain lah buat have fun bareng-bareng!"

Brata diam memikirkan ucapan Rudy. Bicara soal libur, pikiran Brata langsung tertuju pada Ellie. Ah, pasti gadis itu sangat sedih karena rencana liburannya tidak kesampaian.

Brata tersenyum. "Libur, ya?" gumamnya. "Mau gue usulin tempat liburan, gak? Sekalian gue bayarin? Tapi ini khusus buat kalian. Anggota lain nanti, touring aja setelah kalian."

Ares dan Rudy berbinar cerah. Bagai anak kucing yang dilatih, kedua cowok itu mengangguk bersamaan.

"Tapi ada syaratnya," ujar Brata membuat Ares dan Rudy harus memasang telinga baik-baik.

*****

-to be continue-

Sejauh ini gimana tanggapan kalian tentang cerita BRATA?

Udah ada gambaran belum gimana cerita ini seterusnya?🤔

Selalu pantau cerita aku, ya!

See uuu!

follow instagram aku : strawwmilkyyy_en

BRATADonde viven las historias. Descúbrelo ahora