32. Datang namun pergi

Começar do início
                                    

"Aneh. Tapi bisa jadi ucapan lo bener. Setiap kali lihat dia, rasanya nyaman. Walaupun gue cuma bisa lihat, gak bisa deket, tapi nyaman aja," ucap Alka sambil tersenyum kecil mengingat perempuan yang ia temui hari itu.

"Gue seneng denger lo jatuh cinta kaya gini. Awalnya gue mikir kalau lo suka sama Senja. Tapi untungnya, hal itu gak terjadi. Kalau sampai kejadian, lo gue cari sampai ke ujung dunia," ucap Naresh sambil terkekeh.

"Semua orang pasti bakal suka sama Senja waktu pertama kali lihat dia. Gue juga suka, tapi bukan suka yang bawa perasaan. Gue cuma kagum," ucap Alka jujur.

Naresh mengangguk menyetujui ucapan Alka.

"Lo bener. Senja bisa buat siapa aja suka sama dia di awal pertemuan, bahkan di pertemuan berikutnya, Senja bisa buat orang itu sayang sama dia," ucap Naresh membenarkan ucapan Alka.

"Makanya lo jaga Senja yang bener, jangan sampai di ambil sama oranglain. Nyesel lo nanti," ucap Alka sambil menyenggol bahu Naresh.

"Gak usah lo kasih tau, gue juga udah tau, Ka. Senja itu kaya gelas kaca, harus dilindungi, gak boleh sampai pecah," ucap Naresh sambil tersenyum manis.

"Bucin," ucap Alka sambil merotasikan bola matanya.

"Resh," panggil Alka.

Naresh menatap Alka sambil menaikkan satu alisnya.

"Kemarin, Regan acak-acak sekolah kita. Dia bilang, kalau lo ngehancurin motor temen nya dia dan taruh surat setelahnya. Gue udah jelasin ke Regan, kalau dari semalam lo nemenin Senja dirumah sakit, jadi gak mungkin punya waktu cuma buat hal-hal gak penting kaya gini. Feeling gue, ada yang adu domba kita," ujar Alka dengan wajah serius.

Naresh mebelalakan matanya setelah mendengar penuturan Alka.

"Ada penghianat disekolah?" Tanya Naresh dengan tangan yang terkepal.

Alka mengangguk. "Ini harus dicari sampai tuntas, kalau gak, sekolah kita bakal terus-terusan di cap biang onar sama sekolahnya Regan, padahal kita gak ngelakuin apapun." Alka berbicara dengan sedikit emosi. Ia juga sama seperti Naresh, marah bila tau ada penghianat disekolah nya sendiri.

"Lo kepikiran sama satu orang, gak?" Tanya Naresh sambil melihat Alka.

Alka menganguk. "Kayanya kita punya pemikiran yang sama. Kayla, bener?" Tanya Alka pada Naresh.

Naresh mengangguk tanpa ragu-ragu. Ia punya pemikiran yang sama dengan Alka.

"Jangan diomongin dulu sama anak-anak yang lain, biarin kita berdua yang curiga sama Kayla. Kalau anak-anak lain tau, mereka bisa aja mukul Kayla detik itu juga," ujar Naresh.

"Gue paham," ucap Alka menganguk.

"Kita omongin juga nanti sama Regan. Biar gimanapun, dia pasti tau seluk-beluk seorang Kayla," ucap Naresh memberi keputusan.

"Gue mau balik ke ruangan Senja. Lo mau ikut?" Tanya Naresh sebelum mengajak Alka.

"Ikut," ucap Alka, lalu berjalan bersamaan dengan Naresh menuju kamar rawat Senja.

Saat sampai didepan kamar rawat Senja, Naresh membuka pintu lebih dulu, lalu terkejut kala melihat seorang laki-laki sedang duduk disamping Senja sambil menggenggam tangannya.

Naresh berjalan pelan mendekati laki-laki itu yang posisinya sedang duduk sambil membelakangi Naresh. Tak lama setelah itu,

Bugh!

Naresh menarik baju bagian belakang laki-laki itu lalu memukulnya tepat di bagian hidung, sehingga hidung laki-laki yang Naresh pukul mengeluarkan darah.

SENJALUKAOnde histórias criam vida. Descubra agora