33. Receh

1.1K 147 13
                                    

"Lo jahat. Gue masih mau peluk Sky tapi lo tarik gitu aja," ucap Senja sambil menatap marah pada Naresh.

Naresh tak menghiraukan perkataan Senja, justru ia mengangkat tubuh Senja dan dibaringkan ditempat tidur.

Senja berbalik badan ke arah lain agar tak melihat wajah Naresh. Ia benar-benar marah saat ini. Bahkan untuk melihat wajah Naresh saja rasanya enggan.

Naresh menghela napas sambil menatap punggung Senja yang membelakanginya. Ia akui, perbuatan nya tadi salah. Ia tak sengaja membentak Senja, lalu menarik Senja begitu saja saat sedang dipelukan Sky.

Naresh mengacak-acak rambutnya sendiri karena ia juga bingung ingin berbicara apa sekarang. Melihat Senja yang seperti enggan melihat dirinya, membuat rasa bersalah itu semakin besar.

"Maaf Nja," ucap Naresh menyesal.

Senja diam, tak menjawab perkataan Naresh.

"Gue harus ngapain?" Tanya Naresh prustasi.

"Diem," ucap Senja acuh.

Naresh mencoba sabar. Ia tak ingin membentak Senja lagi. Perempuan nya tak boleh merasakan sakit hati.

"Gue keluar dulu sebentar, nanti kesini lagi," ucap Naresh sambil mengusap rambut Senja.

Senja hanya diam sampai Naresh keluar dari ruangan. Dalam hatinya, ia juga bertanya-tanya kemana Naresh pergi. Namun pertanyaannya itu hanya bisa diucapkan dalam hati.

Naresh berjalan dari lantai 3 untuk sampai ke parkiran. Setelah sampai diparkiran, ternyata ia bertemu dengan Alka.

"Tolong temenin Senja sebentar, gue mau cari bunga mawar, siapa tau Senja seneng," ucap Naresh pada Alka.

Alka mengangguk. "Hati-hati," ucap Alka, lalu meninggalkan Naresh sendiri di parkiran.

Naresh mengambil mobilnya, lalu mengendarainya untuk menuju penjual bunga terdekat.

Melihat ke kanan dan ke kiri berharap ada penjual bunga, dan, ya, Naresh menemukan nya.

Naresh memarkirkan mobilnya lebih dulu, setelah itu turun untuk membeli bunga.

"Bu, beli bunga mawar nya satu bucket bisa?" Tanya Naresh pada ibu-ibu penjual bunga.

"Bisa mas, tunggu sebentar," ucap Ibu itu sambil merangkai bunga mawar untuk dijadikan bucket.

Menunggu sekitar 3 menit, akhirnya bucket bunga yang Naresh beli sudah siap dirangkai. Naresh membayar, lalu mengucapkan terimakasih, setelah itu ia bergegas untuk kembali ke rumah sakit.

Naresh tersenyum kecil menatap bucket mawar yang ia beli barusan. Semoga saja Senja suka. Ia mengendarai mobilnya agar cepat sampai ke rumah sakit karena sudah tak sabar memberi Senja bunga.

Sekitar 20 menit, akhirnya mobil Naresh sampai dirumah sakit. Segera Naresh turun, lalu masuk ke dalam, dan berjalan menuju lantai 3 dimana ruang rawat Senja berada.

Naresh membuka pintu, lalu tersenyum melihat Senja yang ternyata sedang makan.

"Senja," panggil Naresh dengan suara lembut.

"Maafin gue ya," ucap Naresh sambil memberikan bucket bunga yang tadi ia beli.

Senja diam-diam tersenyum melihat Naresh. Jika sudah begini, bagaiman ia bisa marah?

"Maafin gue juga Resh," ucap Senja sambil tersenyum. Ia juga mengambil bucket bunga yang diberikan Naresh.

Naresh tersenyum sumringah, lalu ia memeluk Senja.

SENJALUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang