42. Bisma?

1K 158 11
                                    

"Jangan diem aja, ayo susul Senja," ucap Naresh. Setelah pulang dari rumah sakit, ia memilih untuk singgah dirumah Alka.

"Lo bisa tenang gak sih?" Ucap Alka yang pusing melihat Naresh bolak-balik seperti setrikaan.

"Gimana bisa tenang? Kita belum dapet kabar apa-apa," ucap Naresh gusar.

"Kalau lo terus bolak-balik ya gak akan tenang. Mending lo duduk deh, pusing gue," ucap Alka sambil menarik bahu Naresh agar duduk disofa.

"Kita gak bisa terus-terusan diem disini. Senja butuh bantuan!" Ucap Naresh yang masih saja keras kepala.

"Kita tunggu kabar dari Sky," jawab Alka sambil melihat ponselnya berharap kabar yang ia tunggu segera datang.

Naresh berdecak mendengar jawaban Alka. Ia menyandarkan tubuhnya disofa sambil memijat pangkal hidungnya. Rasa khawatir mulai menjalar dihatinya saat ini.

"Setelah kejadian ini, Regan sama Senja pasti jadi musuh. Regan bisa aja ngelakuin hal-hal diluar dugaan. Lo harus jagain Senja lebih ketat lagi," ucap Alka serius sambil melirik Naresh yang duduk disampingnya.

Naresh mengangguk. Ia tau jika akhirnya akan seperti ini. 

Disini bukan hanya Naresh yang gelisah, Alka pun sama hal nya. Gelisah karena tak ada kabar dari Sky, dan juga gelisah karena ia takut dengan nasib Regan setelah ini.

"Regan bisa mati," ucap Alka pelan dengan kepala yang ia tundukkan.

"Mati?" Naresh berkata dengan wajah terkejut. Tubuh yang tadi ia sandarkan, kini ia tegakkan lantaran kaget mendengar ucapan Alka.

Alka mengangguk.

"Sky bukan orang yang suka main-main. Siapapun yang berani ganggu Senja, bisa mati ditangan nya. Gue khawatir sama nasib Regan setelah ini," ucap Alka sambil menatap Naresh.

Naresh diam mendengar penuturan Alka.

"Yang bisa diharapin saat ini cuma Senja, karena dia kunci dari semuanya. Sky bakal nurutin semua permintaan Senja, apapun itu, termasuk kalau Senja minta buat Sky gak apa-apain Regan."

Kepala Naresh ingin pecah saat ini. Masalah satu belum selesai, kenapa malah muncul lagi?

"Apa sih masalah kalian berdua sampai Regan bisa semarah itu?" Tanya Alka pada Naresh.

"Dia nuduh gue deketin Senja karena ada maksud tertentu. Gue berani sumpah, gak ada sedikitpun gue ngelakuin hal konyol kaya gitu," ucap Naresh sungguh-sungguh.

"Regan denger omongan kaya gitu darimana sih?" Ucap Alka sambil mengusap wajahnya kasar.

"Gue udah curiga dari awal, Regan gak pernah sebrengsek ini sama Senja apalagi sampai nyulik. Gue rasa dia lagi ke makan fitnah," ujar Naresh yang baru sadar jika sikap Regan tadi sedikit berbeda.

Drt.. Drt.. Drt..

Ponsel Alka berbunyi nyaring. Sky, nama yang tertera dilayar. Buru-buru Alka mengangkat nya.

"Tolong bawa Senja pergi, nanti gue sharelock," ucap Sky terdengar panik.

Bugh!

Alka terkesiap mendengar suara pukulan. Belum sempat ia berbicara, panggilan sudah terputus begitu saja.

"Kenapa?" Tanya Naresh yang memasang wajah khawatir.

"Senja," Alka menjeda ucapannya.

"Senja kenapa?! Lo ngomong yang bener!" Ucap Naresh geram.

Ting.
Satu pesan masuk dari Sky.

"Sky butuh kita, ayo cabut," ucap Alka sambil berlari keluar diikuti oleh Naresh.

SENJALUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang