5. Bubur untuk papa

2.7K 286 6
                                    

Waktu libur sekolah telah tiba, di hari sabtu yang cerah ini, Senja sudah rapih dengan pakaian olahraga nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu libur sekolah telah tiba, di hari sabtu yang cerah ini, Senja sudah rapih dengan pakaian olahraga nya. Senja bangun pagi dan memutuskan untuk jogging disekitar komplek rumahnya.

Dengan handuk kecil yang ia lingkaran di leher nya, rambut yang ia kuncir menjadi satu, serta sepatu berwarna putih yang ia pakai untuk berlari. Berlari-lari kecil mengelilingi komplek rumahnya, sambil melihat-lihat ke kanan dan ke kiri ternyata banyak orang-orang yang berjualan disekitaran sini. Karena Senja belum sempat sarapan dirumah, ia pun mampir sebentar ke abang tukang bubur yang berjualan disitu.

"Bang, bubur nya satu ya," ucap Senja pada abang-abang tukang bubur.

"Oh iya neng, mau makan disini apa di bungkus?" Tanya abang tukang bubur itu.

"Bungkus aja bang," jawab Senja seraya mendudukkan dirinya dikursi yang sudah di sediakan.

Selagi menunggu abang tukang bubur membuatkan pesanan nya, Senja melihat-lihat sekitar arah taman, lalu terfokus pada satu objek yang ia lihat. Itu Papa nya. Senja ingin menghampiri tapi kata-kata sialan yang belum lama di ucapkan Papa nya masih terngiang di benak nya. Hingga lamunan nya buyar karena pesanan bubur nya sudah jadi.

"Neng ini bubur nya udah jadi," ucap abang tukang bubur sambil menyerahkan pesanan Senja.

"Bang, saya pesen bubur nya satu lagi deh," ucap Senja memesan bubur nya kembali.

"Oke neng siap," jawab tukang bubur itu.

Senja kembali melihat Papa nya dari kejauhan yang sedang duduk dikursi taman. Ia berniat memberi bubur untuk Papa nya, makanya ia memesan bubur satu lagi. Karena tujuan nya kali ini ingin menghabiskan bubur yang ia beli bersama Papa nya, ia juga khawatir kalau Papa nya itu belum sarapan. Ya semoga saja, bubur nya diterima. Saat pesanan bubur nya sudah jadi, Senja pun langsung membayar dan tak lupa mengucap terimakasih, lalu beranjak pergi menghampiri Papa nya.

Senja berjalan perlahan mendekati Papa nya.

"Pa," ucap nya seraya menepuk bahu Papa nya. Mahendra, alias Papa Senja pun menoleh melihat siapa yang memanggil nya.

Mahendra berdecih setelah mengetahui siapa orang yang memanggil nya.

"Cih, anak sialan ini selalu saja mengganggu," ucap nya dengan menatap Senja tajam.

Senja yang mendapat respon itu hanya bisa tersenyum tulus pada sang Papa dan tak mengambil hati ucapan menyakitkan yang keluar dari mulut Papanya.

"Papa, Senja bawain Papa bubur. Papa udah makan belum? Jangan sampai telat sarapan, Pa, nanti pas kerja jadi gak fokus," ucap Senja sembari memberi bubur pada Papanya.

Mahendra yang melihat itu hanya diam saja, justru ia fokus melihat handphone tanpa mempedulikan Senja. Senja tak menyerah begitu saja, ia langsung kembali berbicara.

"Ayo Pa makan bareng Senja, Senja juga belum sarapan, perut Senja lapar. Oh iya, bubur nya gak Senja pakein daun bawang kok, kan Senja tau kalau Papa gak suka daun bawang. Ayo pah makan bareng Senja," ucap Senja dengan riang, lalu duduk disamping Papanya.

SENJALUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang