Aaron: Akad untuk Safiyya

49 12 16
                                    

I admit that I love he’s, and my life is falling apart when he’s imposibble for me to reach back.

•••••

Tidak bisa aku menuliskan semua apa yang mama bicarakan, tapi aku dapat mengambil kesimpulan terkait itu; dulu, saat daddy berusia 2 tahun, opa pergi meninggalkan oma keluar kota untuk pekerjaannya sebagai pengusahawan yang sudah berjaya di usia muda. Dulu, opa begitu terkenal akan kepintarannya dalam memulai bisnis. Bisnis berkembang begitu pesat, hingga ia mulai goyah ketika ada ‘orang’ yang memiliki niat buruk untuk menghancurkannya.

Begitu tega orang itu memasukkan obat yang mengundang nafsu laki-laki terhadap seorang perempuan hingga kelakuan bejat kepada ibu Aunty Gabriella tak lagi bisa dicegah. Dikabarkan bahwa wanita itu hamil, opa menunjukkan bahwa ia pria bertanggung jawab untuk menikahi, tapi tidak mengasihi anak itu. Dinikahi wanita itu setelah Aunty Gabriella lahir ke dunia, tapi tidak lama, rupanya melahirkan Aunty Gabriella adalah perjuangan terakhirnya.

Terbesit rasa tak suka dalam hati sebenarnya. Terlebih membawa pulang putri yang bisa-bisanya diserahkan begitu saja saat almarhumah ibu Aunty Gabriella pergi. Oma Naomi yang mengetahui bahwa suaminya menghamili perempuan lain, hingga membawa putri hasil perselingkuhan itu awalnya tidak diterima dengan baik, tapi setelah perjuangan opa dalam menaklukan oma, akhirnya beliau luluh dan mau menganggap Aunty Gabriella adalah anaknya juga, adik dari daddy.

Masalahnya, konflik tak sampai di situ. Rupanya keputusan itu bertentangan dengan keluarga oma. Lambat laun, oma terhasut, hingga akhirnya ia untuk mengusir Aunty Gabriella dengan caranya halus yang begitu halus. Bukan hanya oma, tapi opa juga melakukan hal yang serupa. Karena diketahui opa memang sudah lama menantikan hal ini.

Aunty Gabriella tidak betah. Anak kecil itu menyerah di usianya yang baru menginjak 7 tahun. Ia nekat pergi dari rumah, bahkan keluarga daddy sama sekali tidak berniat mencari. Kasian Aunty Gabriella.

“Mama tau cerita ini dari mana?” tanyaku.

“Dari orang yang sudah bekerja lama di sini, sayangnya orang itu udah lebih dulu Allah panggil.” Itu artinya meninggal.

“Terus Mama tau dari mana kalau Aunty Gabriella adalah ibunya Kak Aaron?”

Sejenak, mama menghela napas. Kemudian berkata, “Dulu ....”

“Saat mengetahui bahwa Gabriella bagian dari keluarga ini. Mama mencari tau banyak sejarah kisah rumah ini. Salah satunya bertanya pada pekerja rumah ini. Termasuk dengan ruang rahasia itu. Awalnya daddy tidak memberitaukan ruangan itu ke Mama, tapi karena Mama lebih dulu memergoki daddy kamu saat menggeser rak itu, dia bungkam. Mau tak mau dia mengakui bahwa itu adalah ruang rahasia, tapi Mama nggak boleh masuk.”

“Hari itu, saat semua orang sibuk, dan daddy kamu pergi dari rumah untuk pekerjaannya, kesempatan berharga buat Mama karena ingin mencari banyak sejarah tentang keluarga ini. I think itu menarik.”

“Pas Mama lihat beberapa rak, tubuh Mama nggak sengaja menabrak rak lain hingga membuat kardus yang berada di atasnya jatuh mengeluarkan salah satu isinya, yaitu album. Mama berpikir album itu akan dibuang, tapi karena rasa penasaran, Mama buka album itu, dan isinya sama seperti album yang ada di hadapan kamu.”

“Halaman pertama Mama buka, foto itu yang terlihat.” Mama menunjuk foto masa kecil daddy dan aunty. “Harusnya Mama nggak tau, tapi, karena Mama nekat ambil foto itu dari album, di belakang foto itu tertulis ‘Abbas with his lil sis, Lee Gabriella.’ Itu berarti, adiknya daddy kamu, ‘kan?” aku mengangguk.

“Terus pas Daddy tau kalau Mama tau itu adiknya, gimana?”

“Waktu itu, Mama agak agresif. Tidak berpikir panjang, tiba-tiba pas daddy kamu pulang kerja, Mama langsung todong dengan pertanyaan siapa Gabriella. Daddy kamu diam. Dia nggak jawab sama sekali, tapi akhirnya Mama tau itu dari asisten rumah tangga di sini.”

“Sejak tau itu, Mama desak daddy kamu sampai dia menyerah, dan dia ngaku kalau itu adiknya, tapi nggak dianggep.” Sakit sekali jika menjadi Aunty Gabriella.

“Daddy kamu maksa Mama buat masalah ini nggak usah dikasih tau ke siapa pun, termasuk kamu dan Bang Fiyan awalnya, tapi karena Mama suka keceplosan, Bang Fiyan jadi tau, dan daddy kamu berencana untuk stop di Bang Fiyan beritanya, but, I think, you deserves to know.”

“Dari mana Mama tau kalau itu ibunya Kak Aaron?”

“Mama pernah bertemu dia.” Hah?

“Di mana?”

“Pasar. Dua hari setelah Bang Fiyan tau kalau dia adik daddy kamu. Saat itu ....”

Acara makan bersama keluarga besar di kediaman Lee Abbas family membuat Brisa harus disibukkan dengan beberapa hal termasuk datang ke pasar untuk membeli banyak perlengkapan. Pandangan orang kota memang agak mengejutkan jika belanja di pasar, tapi harga lebih terjangkau meskipun mereka mampu membeli yang mahal, tapi Brisa tak suka apabila boros uang. Sebesar apa pun kekayaan yang dimiliki, Tuhan bisa menghilangkannya dengan sedetik.

Di sebuah warung yang menjual ikan salmon, Brisa berdiri sejajar dengan seorang perempuan dua tahun lebih mudah dari dirinya. Brisa agaknya tertarik karena wajah perempuan itu begitu familiar di matanya. Pernah bertemu, tapi ia lupa di mana, dan agaknya keduanya bertemu cukup lama sekali.

Tekad yang besar. Brisa akhirnya memberikan diri untuk bertanya. “Maaf. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Brisa.

Perempuan itu memicingkan matanya. Wajahnya tak begitu memperlihatkan bahwa dia keturunan keluarga Lee karena wajahnya yang ke-Indonesia-an.

“Ya? Di mana? Maaf. Saya tidak ingat.”

Brisa menghela napas mendengar jawaban itu. Ia kira perempuan di sampingnya akan ingat, karena dirinya juga tak ingat pernah bertemu di mana.

“Mungkin saya salah orang.” Perempuan itu tersenyum, kemudian menerima sekantong ikan salmon, dan pamit lebih dulu. Namun, seseorang yang berada di belakang perempuan itu membuatnya kehilangan keseimbangan karena tak sengaja bertabrakan.

Ia jatuh. Meringis sakit, tapi ada yang jauh membuat Brisa tertarik, yaitu foto yang ada di dompet wanita itu. Brisa buru-buru membungkuk dan mengambil foto itu sebelum perempuan itu menyadari.

“Nggak salah lagi. Aku emang pernah liat dia,” gumam Brisa. Ia membalik foto tersebut. Matanya membulat seketika.

“Gabriella with his brother.” Foto itu langsung diambil alih oleh pemiliknya. Brisa seketika memaku. Beberapa detik, ia tersadar saat seorang anak laki-laki seusia Safiyya menghampiri Gabriella.

“Ma.” Gabriella membungkuk. Menyamakan tingginya dengan anak kecil itu.

“Aaron kok di sini, Sayang?”

Now. I don’t know what to do. I don’t know whatever to be happy that Kak Aaron is part of my family, or sad that the fact it hurt to me that we're struggling to be together. I admit that I love his, and my life is falling apart when he’s imposibble for me to reach back.

Meskipun agama kami halal untuknya mengucapkan akad untukku.

•••••

To be continued.

Ini translate untuk satu paragraf yang menggunakan bahasa Inggris di atas: Sekarang. Aku tidak tahu harus apa. Aku tidak tahu harus merasa senang karena Kak Aaron bagian dari keluargaku, atau justru sedih karena kenyataan itu membuatku merasa sakit karena terbatasnya kita dalam berjuang untuk bersama. Aku mengakui bahwa aku menyayanginya, dan hidupku terasa hancur ketika ia mustahil untuk kembali aku gapai.

So sweet, nggak? By the way siapa yang nggak nyangka kalau Aaron saudaraan sama Safiyya dan Safiyya sayang sama Aaron?

Next chapter in syaa Allah lebih jelas lagi.

All rights reserved. Tag me on instagram @syadrabakri if you want to share special part or everything about this stories.

Indonesia, 9 Desember 2021 | Jangan lupa prioritaskan Al-Qur’an.

AARON: Skizofrenia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang