Prologue

603 42 35
                                    

• Disclaimer •

Cerita ini murni imajinasi saya, apabila ada kesamaan judul, nama tokoh, dialog, atau adegan, ketahuilah bahwa itu sebuah ketidaksengajaan yang terjadi antara saya dengan yang bersangkutan. Bisa jadi, kami sehati.

•••••

Jujur, jatuh hati dengan kakak kelas yang tampan adalah hal yang begitu klise, tapi, ini berbeda. Dia bukan leader. Hanya laki-laki biasa, tapi kontras dengan sebutan kurang normal. Parahnya, ketampanannya mengalihkan semua kekurangan itu. Ini bukan soal fisik, tapi soal sifat.

Rasa yang awalnya hanya penasaran, merangkak hebat melibatkan perasaan. Dibilang kagum, tapi sepertinya lebih dari itu. Coba saja bayangkan. Dengan setelan seragam lengkap, aku berdiri di depan gerbang dengan napas yang memburu. Setelah melihat arloji yang berada di pergelangan tangan kiriku, aku mulai mengatur napas.

Hari ini adalah kali ketiga aku dikejar-kejar orang dengan gangguan kejiwaan. Tidak berperasaan memang. Laki-laki dengan pakaian lusuh yang sudah bolong-bolong, bahkan bagian belakang punggung sawo matangnya begitu terekspos jelas. Kumis yang begitu tebal dengan mata yang membulat, ia berjalan pincang-pincang seperti bermain hopscotch alias engklek sambil mendekat ke arahku sambil berkata, “Sayang!”

Siapa yang tidak ngeri dikejar orang gila setiap hari?

Aku berjalan mendekat ke pos satpam. Mendingkik sebentar orang gila itu dengan kaki yang masih gemetar, masih jauh.

“Pak bisa ditutup nggak gerbangnya? Orang gila itu meresahkan banget. Daripada nanti anak-anak diganggu dia juga.”

Pak Jalal melirik sebentar laki-laki gangguan jiwa itu. Mengangguki ajuanku, lalu berdiri dan menarik gerbangnya ke arah kanan. Setelah merasa aman, aku melangkahkan tungkai dengan santai ke arah kelas. Aku berjalan begitu lambat, nyaris tak berjalan. Masih pukul enam lebih empat puluh tiga. Setidaknya aku masih sempat untuk menghirup udara pagi walau matahari sudah bergerak lebih ke atas.

Dering bel yang berbunyi begitu memekakkan telingaku. Barulah ini aku berjalan sedikit meninggikan kecepatan. Sejurus setelah melewati panjangnya koridor, aku mendadak berhenti tepat pada lorong yang membatasi antara gedung sekolah dengan gedung perpustakaan. Ada meja di sana. Anehnya, terdapat seorang laki-laki dengan santainya tengkurap di bawah kolong meja. Siapa pula di jam masuk kelas masih sempat-sempatnya bermain petak umpat?

Kulangkahkan tungkai dengan semangat. Berniat memergoki laki-laki itu. Tepat berada di depan meja, aku membungkuk. Mendingkik ke arah kolong. Mataku membulat. Retinaku melihat jelas siapa dia. Tampan, tapi kupingnya tidak berfungsi.

“Lho, Kak? Ngapain lu di sini? Bell kelas udah bunyi, tau.”

Alih-alih menjawab, laki-laki yang kupanggil ‘kakak’ itu malah menempelkan jari telunjuknya di bibir.

“Ssst, jangan keras-keras. Aku lagi sembunyi dari Om-om tadi. Kamu jangan bilang kalau aku di sini, ya?”

Punggungku langsung kembali tegak. Mengedarkan pandangan ke sekitar, om-om siape?

Bahuku berjingkat. Mataku memejam, seseorang telah menepuk pundakku. “Fiya, ngapain di sini? Bel udah masuk dari tadi, loh.”

Tanganku mendayu seperti lumba-lumba. Jempolku bergerak menunjuk arah kolong. “I–ini, lagi ngegugah Kak Aaron. Dia lagi main petak umpat di sini, Bu.”

Bu Dini kemudian membungkukkan punggungnya. “Aaron? Mana?”

Spontan, aku ikut membungkuk. “Lho ... tadi ada di sini, kok, Bu.” Ke mana perginya tuh anak?

Bu Dini malah menertawaiku. “Kalau suka, bilang sana. Kan nggak lucu kalau jadi anak skizofrenia. Haha. Dah sana. Ibu tunggu di kelas.”

Asem emang tuh guru!

•••••

To be continued.

Saya harap, kalian nggak berpindah lapak dulu sebelum baca chapter pertama.

S'Note:

Skizofrenia adalah gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik [internet].

All rights reserved. Tag me on instagram @syadrabakri if you want to share special part or everything about this stories.

Indonesia, 10 Oktober 2021 | Jangan lupa prioritaskan Al-Qur'an.

AARON: Skizofrenia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang