"Makasih untuk semua pengorbanan Kakak. Dan maaf untuk semua kekecewaan yang Kakak rasakan gara-gara aku." Hana semakin terisak, ia benar-benar merasa bersalah atas semua penderitaan yang Jevano rasakan.

"Engga apa-apa, Sayang, ini semua udah berlalu. Kita jadikan penderitaan ini ujian untuk menguatkan cinta kita ya." Jevano, menghapus air mata Hana. "Kamu cinta kan sama aku?" tanyanya, penuh harap.

Hana tersenyum sendu, kemudian mengangguk yakin. "Cinta banget," jawabnya, sangat tulus.

Jevano menarik Hana ke dalam pelukannya setelah mencium keningnya lembut. "Itu yang terpenting buat aku sekarang, makasih banyak, Sayang," ucapnya penuh rasa syukur.

Hana memajukan wajahnya untuk mengecup bibir tipis Jevano. Menghadirkan satu senyuman menawan di wajah tampannya.

"Makasih karena udah berjuang merawat anak kita sendirian. Pasti kamu kesulitan banget," lirih Jevano merasa bersalah, lagi.

Hana menggeleng. "Aku nggak sendirian kok. Selama ini ada seseorang yang menjaga aku sama Jena," sahutnya, membuat dahi Jevano berkerut bingung.

"Hah? Seseorang? Siapa?" tanya pria itu tak paham.

"Kak Angel," jawab Hana terkekeh.

Dahi Jevano semakin menekuk bingung, otaknya mendadak sibuk memikirkan siapa orang itu. "Angel siapa?"

"Kak Angel, mantan pacarnya Kak Juan," jelas Hana diikuti tawa pelan.

Raut wajah Jevano benar-benar lucu. Tentu saja, Jevano tidak akan mengingat wanita itu karena kebiasaan Juan yang selalu gunti-ganti pasangan. Sudah puluhan wanita yang Juan kenalkan pada mereka.

"Angel yang waktu itu ikut liburan ke Maldives, bukan?" Akhirnya Jevano mulai ingat.

"Iya, itu, Sayang. Kok kamu jadi pelupa gini, sih?" decak Hana.

"Kebanyakan galau, otak aku jadi kurang waras sekarang," sahut Jevano nyengir.

Raut wajah Hana langsung sedih. "Maafin aku," lirihnya langsung mencium bibir Jevano lagi. Sebagai permintaan maaf.

Jevano terkekeh mendapat kecupan itu. "Kok bisa sih, Sayang? Gimana ceritanya?" tanyanya jadi penasaran. Ia hanya tidak sangka, jika hal itu bisa terjadi.

Hana menyamankan posisinya sebelum menjawab, menjadikan lengan Jevano sebagai bantal. Memeluk tubuh kekar itu dengan erat. Sementara Jevano terus mengusapi punggung Hana dengan gerakan lembut.

"Kita ketemu di Swiss tiga tahun lalu," jawab Hana, mulai bercerita. "Waktu itu, dia datang untuk liburan sama temen-temennya. Waktu kita ketemu, dia kaget banget liat aku hamil. Akhirnya aku ceritakan semuanya. Dan dia memutuskan untuk tinggal di sini lebih lama lagi, buat temenin aku."

"Sampai kapan dia di sini?" tanya Jevano, semakin penasaran.

"Sampai aku lahiran. Kita tinggal berdua di rumah ini."

"Kamu pasti kesulitan banget, harusnya aku ada di sisi kamu waktu itu," lirih Jevano, mengelus wajah Hana.

"Nggak apa-apa, Sayang. Kak Angel benar-benar menjaga aku. Bahkan setelah lahiran pun, dia selalu bantuin aku merawat Jena."

"Wahhhh, baru kali ini aku bersyukur sama sifat buaya si Juan. Seenggaknya itu semua membawa berkah," celetuk Jevano terkekeh.

"Padahal Kak Angel di sakiti Kak Juan, tapi dia baik banget mau ngurus aku di sini," lirih Hana sangat bersyukur.

"Kamu masih berhubungan sama dia? Aku harus mengucapkan terimakasih," tanya Jevano.

"Masih dong, dia sering datang ke sini buat ketemu Jena. Baru aja bulan kemarin dia pulang ke sini."

CHEATING [ END ]Where stories live. Discover now