12 - Guardian Angel

35.9K 3.1K 359
                                    

[ Guardian Angel ]

Hi, aku kembali dengan chapter pendek ini, semoga suka yaaa
Btw, ini lanjutan cerita kemarin

~~~Happy reading~~~

~~~Happy reading~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^^^^^

"Bertahan dengan seseorang yang tak pernah menghargai mu, itu bukan kesetiaan namanya tapi sebuah kebodohan."


°°°°°









Jevano menghela napas ketika sampai di rumah, ia langsung terduduk lemas di atas sofa. Harsa yang sedang sibuk main PS langsung berbalik untuk menyapa.

"Apa ini?" tanya Harsa penasaran saat melihat bungkus makanan di atas sofa.

"Chicken pedes buat Hana," jawab Jevano pelan, ia tidak punya tenaga lagi untuk mengobrol. Rasanya hari ini benar-benar melelahkan.

"Ngapain lo beliin dia chicken pedas? Dianya juga nggak ada," sela Juan menatap aneh.

"Hah, nggak ada? Ke mana? Ini udah malem," tanya Jevano ketus.

"Kencan," jawab Revan dari arah dapur.

Jevano langsung memutar kepalanya ke arah Revan yang sedang berdiri di depan kulkas, menopang sepiring kue. "Kencan sama siapa?"

"Siapa lagi, emang dia punya pacar selain Wong Leon?" sahut Revan sambil memakan kuenya.

Jevano terdiam sejenak, berpikir dengan serius. "Kenapa kalian biarin dia pergi sendirian, sih?" bentaknya tiba-tiba marah. Ketiga sahabatnya langsung menatap kebingungan.

"Ya terus kita harus ikut, gitu?" sergah Revan.

"Ogah gue jadi nyamuk mereka," sahut Harsa malas.

Jevano memejamkan matanya, lalu berdiri. "Kalian tau mereka kencan ke mana?"

"Cleo, tadi gue yang nganterin Hana," sahut Juan.

"Jam berapa lo nganterin dia?"

"Jam 7-an, kenapa gitu?"

Sial!

Tanpa menjawab pertanyaan Juan, Jevano langsung pergi dari sana. Revan dan Juan menatap pria itu bingung. Sementara Harsa malah sibuk membuka bungkusan yang tadi Jevano bawa.

"J, chicken pedasnya buat gue ya?" tanya Harsa berteriak senang, tapi sepertinya Jevano tidak akan menjawab karena sekarang sudah memasuki mobil.

Jevano melaju mobilnya dengan kecepatan penuh. Bak kesetanan, ia terus mengklakson mobil-mobil yang terus menghalanginya. Arah pandangnya mengedar dengan gelisah, ia terus melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 11 malem. Rasa khawatirnya semakin meningkat, saat Hana tidak mengangkat teleponnya.

CHEATING [ END ]Where stories live. Discover now