22 - Ditengah Hujan Salju

56.7K 3.1K 572
                                    

[ Ditengah Hujan Salju ]

Udah update lagi nih, kasih apresiasinya dong
Vote dan komen sebanyak-banyak ya babe, biar aku semangat nulisnya hehe


~~~Happy reading~~~

~~~Happy reading~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^^^^^

"Dan sekarang aku paham. Jika laki-laki itu benar-benar mencintaimu, dia tidak akan pernah sanggup merusak hidupmu hanya demi kepuasannya."

°°°°°


"Ah, maaf, maaf," seru Jevano kelabakan sendiri.

Hana yang baru saja beres mandi cukup terkejut saat Jevano membuka pintu kamarnya secara tiba-tiba. Masalahnya Hana belum memakai baju apa pun, ia masih menggunakan bathrobe yang hanya bisa menutupi setengah tubuhnya. "Ya kalau maaf cepetan keluar dong, bukannya malah nge-bug kaya gitu," ujar Hana sedikit kesal karena Jevano malah mematung di tempat, memandanginya dari atas sampai bawah.

Jevano bergeming, matanya masih fokus menatap tubuh Hana yang sialnya membuat pikirannya traveling ke mana-mana. "Babe?" panggil Hana menyadarkan.

"Uh?" Jevano langsung tersadar. "Ah iya, maaf, aku keluar sekarang," ujarnya segera menutup pintu. Tatapan tajam Hana membuatnya sedikit takut.

Jevano menetralisasikan jantungnya yang terus berdetak kencang di balik pintu. Ia menampar pipinya sendiri agar bisa tersadar. "Lo kenapa sih, J, jadi mesum gini sekarang?" kesalnya pada diri sendiri.

"Kenapa, J?" Jisa yang baru saja datang langsung keheranan melihat tingkah pria itu.

"Udah disiapin belum?" tanya Jevano mengikuti Jisa ke arah kursi. Ia langsung memeriksa berkas-berkas yang dibawa gadis itu dengan serius.

"Semuanya udah beres. Pembangunannya bisa dilaksanakan minggu depan. Tapi sebaiknya kita kontrol dulu bahan-bahan bangunannya, J, biar lebih pasti aja," jelas Jisa.

Jevano mengangguk paham. "Ya udah kita kontrol ke sana sekarang. Felix jam berapa datang ke sininya?"

"Kayanya bentar lagi dia nyampe," sahut Jisa.

Atensi keduanya langsung teralihkan saat pintu kamar Hana terbuka. Gadis itu sudah berpakaian lengkap sekarang. Hana berjalan menghampiri Jevano yang kini tersenyum ke arahnya. "Aww-aww, kamu ngapain?" tanya Jevano kaget karena tiba-tiba saja Hana menggesek kepalanya cukup keras.

"Diem, aku harus hapus ingatan kamu soal tadi," cetus Hana terus menggesek kepala Jevano dengan telapak tangannya, seperti sedang menghapus sebuah papan tulis.

Jevano tertawa lalu menjauhkan kepalanya. "Engga usah, udah, jangan di hapus."

Hana melotot kesal. "Kenapa?"

CHEATING [ END ]Where stories live. Discover now