25 - Believe

38.8K 2.7K 829
                                    

[ Believe ]

Hihi, udah update lagi nih
Masih pada baca kan?
Semangat yuk vote sama komennya, biar aku makin rajin nulisnya hehe

Mature content 18+

~~~Happy reading~~~

~~~Happy reading~~~

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

^^^^^

"Mempercayaimu adalah keputusanku, tapi jika membuktikan aku salah itu kuasamu."

°°°°°


Suara alarm yang begitu nyaring terus mengusik Jevano dari tidur pulasnya. Pria itu masih menggulung dirinya di dalam selimut. "Babe, matiin alarmnya," suara seraknya terus bergema di dalam ruangan, tapi gadis yang dipanggilnya sama sekali tidak menjawab. "Sayang—" panggilnya lagi. Tangannya bergerak untuk meraba sisi kasur yang ternyata sudah kosong. Dengan terpaksa Jevano membuka kedua matanya untuk mematikan alarm itu.

"Bangun, nanti kamu kesiangan," ucap Hana tiba-tiba setelah keluar dari kamar mandi.

Mata Jevano yang masih mengantuk langsung terbuka lebar, karena tidak ingin menyia-nyiakan pemandangan indah di depannya. Hana terlihat begitu seksi dengan rambut basah, juga jubah mandi yang hanya menutupi setengah tubuhnya. Gadis itu berdiri di depan lemari, memunggungi Jevano yang terus menatapnya seduktif.

"Cepetan bangun, aku ada rapat sebentar lagi," ocehan Hana terus terdengar. Setelah mengambil cuti selama sepuluh hari, akhirnya ia kembali kerja dengan proyek baru yang akan dikerjakannya mulai hari ini. "Babe—?" panggil Hana lagi karena tidak mendengar jawaban apa pun. Setelah ia berbalik untuk menatap Jevano, Hana langsung mendengus kasar. Percuma saja ia terus mengoceh, karena sekarang Jevano sudah tenggelam di dalam dunianya sendiri.

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dari luar, dan itu langsung membuyarkan fokus Jevano yang dari tadi anteng menatap kecantikan Hana.

"Lee Hana.... buruan mau bareng, nggak? Jangan sampe telat. Klien-nya datang jam 10 pagi," suara cempreng Harsa terdengar nyaring di luar sana. Pria tan itu terus mengetuk pintunya tidak sabaran.

Hana berdecak sebal lalu berjalan ke arah pintu untuk membukanya. Tapi baru saja menyentuh knop pintu, dengan cepat Jevano menarik lengan Hana. "Kamu mau buka pintu itu dengan keadaan kaya gini?" tanyanya melotot.

Hana menekukkan dahinya bingung. "Maksudnya?"

"Sana pake baju dulu, aku nggak suka tubuh kamu diliat orang lain," titah Jevano langsung mendorong Hana agar masuk ke kamar mandi. Setelah itu Jevano berjalan ke arah pintu. "Ada apa?" tanyanya malas.

Harsa cukup terkejut karena melihat Jevano yang membuka pintu itu. "Lo ngapain pagi-pagi di kamar Hana? Lo tidur di sini?" tanyanya sedikit ketus.

Jevano menggaruk kepalanya canggung. "Hana semalam ketakutan, gue cuman nemenin aja," sahutnya kikuk.

CHEATING [ END ]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora