18 - Feel Warm

58.9K 3.6K 1.6K
                                    

[ Feel Warm ]

Hi Sijeuni, aku kembali hehe.
Apa kabar kalian?
Seneng banget bisa update lagi
Semoga kalian suka ya sama ceritanya

Warning : Mature content 18+

~~~ Happy reading ~~~

~~~ Happy reading ~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^^^^^

"Aku hanya berharap, setiap kehangatan yang ku terima saat ini tidak akan membakar ku di kemudian hari."

°°°°°°
















Begitu sampai di bandara, Leon langsung menuju rumah sakit. Benar, bukan karena masalah kantor dirinya tiba-tiba saja pulang ke Seoul. Tapi karena mendapat kabar bahwa Yura kembali dirawat di rumah sakit. Setelah sampai, Leon langsung disambut oleh Kunan dan Henry yang sedang menunggu kedatangannya.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Leon dengan raut khawatir.

"Keadaannya kritis, Pak," Jawab Kunan menundukkan kepalanya takut.

Leon menghela napas panjang, lalu mengusap wajahnya kasar. Kunan dan Henry langsung membungkuk secara bersamaan.

"Maafkan kami, Pak, karena telah gagal menjaga Nona Yura."

Leon menggeleng lemah, lalu duduk di kursi tunggu. Namun sedetik kemudian ia berdiri kembali saat Dokter keluar dari ruangan Yura. "Bagaimana, Dok, keadaannya?"

"Mari Pak, kita bicarakan di ruangan saya," kata Dokter itu yang langsung diikuti oleh Leon dengan langkah tergesa.

"Saya sudah memeriksanya. Kondisi jantung Nona Yura semakin lemah Pak. Kita tidak bisa terus-terusan bergantung pada obat-obatan saja. Secepatnya kita harus melakukan operasi," jelas Pak Dokter.

Leon menghela napasnya lagi. Rasa khawatirnya tidak bisa dihilangkan. "Apa ada cara lain agar kondisinya bisa membaik Dok?"

Dokter itu menggeleng. "Selain transplantasi jantung, hanya obat-obatan yang bisa mempertahankan kondisinya agar bisa stabil. Namun semua itu tidak bisa menjamin, karena mengonsumsi obat secara terus-menerus bisa menyebabkan kondisi jantung memburuk."

"Saya belum menemukan jantung yang cocok, Dok," lirih Leon bingung.

"Saya harap kita bisa segera menemukannya, agar Nona Yura bisa terselamatkan," ujar Dokter berharap.

Leon mengangguk lemah lalu keluar dari ruangan tersebut. Berjalan perlahan karena kini tubuhnya benar-benar lemas tidak bertenaga. Saat ia masuk ke dalam ruangan Yura, matanya menata nanar ke arah ranjang. Gadis itu sedang terbaring lemah tanpa bergerak sedikit pun. Hati Leon sakit seperti dicabik saat melihat beberapa peralatan rumah sakit melilit tubuh mungil kekasihnya.

CHEATING [ END ]Where stories live. Discover now