38 - Jebakan

27.3K 2K 468
                                    

[ Jebakan ]

Sedih banget chapter kemarin nggak ada yang baca huhu.
Tapi aku masih tetap semangat nulis kok, semua nya juga butuh proses kan?

~~~Happy reading~~~

~~~Happy reading~~~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^^^^^

"Berhati-hatilah dengan siapa yang kau percayai, karena garam dan gula terlihat sama."

°°°°°







Ini sudah yang keenam kalinya Harsa datang ke ruangan Hana hanya untuk memastikan gadis itu baik-baik saja. Harsa menghampiri Hana yang tengah sibuk di depan laptop, lalu mengelus kepalanya. "Aman, kan?" tanyanya lagi.

Hana mendengus lalu menatap bosnya itu kesal. "Sejak kapan lo jadi security kaya gini? Dari tadi nanyain aman-aman mulu?"

"Gue cuman khawatir lo kenapa-napa," jawab Harsa sebal. Gadis itu memang tidak pernah mau diuntung. Bukannya berterima kasih, malah terus memarahi Harsa.

"Udah sana ah keluar, gue jadi nggak fokus!" usir Hana.

Harsa langsung mencebikkan bibirnya. Darahnya selalu naik jika menghadapi gadis menyebalkan ini. "Kalau ada apa-apa, langsung telepon gue, ya."

"Hem," jawab Hana singkat.

Harsa mengelus dadanya sabar. Jika tidak menyayangi Hana, ia tidak sudi datang bulak balik ke sini hanya untuk memastikannya baik-baik saja. Setelah pengecekan CCTV masalah teror kemarin, Harsa tidak pernah merasa tenang. Tidak ada yang mencurigakan dari rekaman CCTV tersebut, sepertinya pelaku teror itu benar-benar orang yang sangat pintar. Dia tidak meninggalkan jejak apa pun.

Setelah Harsa mendorong kenop pintu, pria itu dikejutkan dengan kehadiran Jenny di depannya. Karena sama-sama terkejut, akhirnya Jenny jatuh ke dalam pelukan Harsa.

Hening, keduanya malah membeku di tempat.

Jantung Jenny berdetak lebih cepat saat kedua lengan Harsa mendekap pinggangnya dengan erat. Kepala Jenny yang menyandar pada dada bidang Harsa mendadak sulit digerakkan. Merasa nyaman dengan kehangatan yang ia rasakan sekarang. Wangi parfum pria itu sejenak melumpuhkan kewarasan Jenny dari kesadarannya.

Harsa mengernyitkan dahinya saat menyadari jika Jenny malah mendusel di dadanya. Karena tidak ada tanda-tanda Jenny akan mengangkat kepalanya, dengan sekali hentakan Harsa mendorong kepala Jenny agar menjauh. Jenny terkesiap, rasanya seperti ditarik kembali dari mimpi indahnya. Wajah gadis itu memerah, dan Harsa semakin bingung dibuatnya.

"Kenapa kamu selalu saja jatuh di depan saya?" tanya Harsa menaikan sebelah alisnya.

Jenny langsung mencelos. Melihat tatapan Harsa sekarang membuat hatinya kembali tergores. Dengan segara Jenny membungkukkan badannya untuk meminta maaf. "Saya tidak sengaja, maafkan saya, Pak," ucapnya takut.

CHEATING [ END ]Where stories live. Discover now