Before 13 :)

1.4K 287 65
                                    

Sakura menerjabkan matanya ketika merasakan sinar matahari yang masuk, dia melenguh ketika bangkit dari posisi tidurnya yang duduk. Wanita itu mengusap matanya lalu mengedarkan pandangannya sekeliling, dia berada di ruang tamu apartemen sang kapten, tepat di depan layar monitor. Dirinya lalu melirik jam yang berada di samping monitor.

Pukul 10.30 pagi.

Dia akhirnya menghela nafas dan bangkit dari bangkunya, lalu berjalan menuju dapur sambil membenarkan ikat rambutnya yang berantakan.

"Sudah bangun?"

Dirinya yang baru akan membuka kulkas menoleh ke sumber suara, terlihat sangat kapten yang muncul dari pintu masuk apartemen. Pria itu menggunakan baju tanpa lengan dan celana pendek serta topi putih.

"Kapten dari mana?" Tanya Sakura setelah meminum air dingin dari kulkas lalu berjalan menuju meja makan di mana sang kapten sudah duduk di sana.

"Jalan pagi, selain itu juga aku ke kantor pusat." Sakura hanya mengangguk-anggukan kepala.

"Kapten sudah mak-"

Sakura tersentak ketika jempol sang kapten mengusap bibir atasnya yang basah, matanya menerjab beberapa kali dengan pandangan terkejut.

"Aku ragu ini air minum atau air liur." Ucap Sasuke dengan seringai kecil sambil menopang dagu.

"Te-tentu saja air minum! Aku tidak pernah ileran saat tidur." Gertak Sakura yang dengan cepat mengelap bibir nya dengan punggung tangan.

"Naruto bilang kau buruk saat tidur." Sakura memutar mata malas sambil mendengus tidak percaya.

"Omong kosong, aku tidak-"

"Tapi aku tidak percaya, kau cantik saat tidur."

Sakura menutup bibirnya yang hendak bicara, meneguk ludahnya susah payah dengan wajah yang terasa panas sambil menatap sang kapten yang menyeringai kecil. Sialan, serangan di pagi hari.

"Kapten ternyata memiliki keahlian juga dalam menggoda wanita." Sasuke mendengus geli, tidak terima dengan perkataan Sakura.

"Mengatakan bahwa seorang wanita itu cantik adalah tindakan menggoda? Aku baru mendengarnya." Sakura tidak bisa membantah. Benar, tentu saja itu bukan tindakan menggoda dan juga kejahatan. Tapi kenapa dirinya jadi salah tingkah hanya karena kata 'cantik' yang bahkan orang lain sering katakan padanya.

"Mau ku tunjukan tindakan menggoda bagaimana?" Sakura mengerutkan kening, masih menatap sang kapten yang kini melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kemari." Sakura semakin bingung, dia merespon perkataan sang kapten sambil mengangkat alis.

"Cepat." Dirinya menghela nafas lalu dengan setengah hati berjalan menuju sang kapten.

"Apa?" Tanyanya ketika sudah berada di samping Sasuke, Sasuke lalu menghadap Sakura meminta agar wanita itu mensejajarkan tingginya dengan dirinya yang masih duduk. Sakura tampak menghela nafas lalu dengan pasrah mengikuti permintaan sang kapten.

Sakura tersentak ketika Sasuke meletakan kedua tangannya di lengan atasnya, dirinya menatap sang kapten yang menatap lurus dirinya. Diam diam dia terjerat dalam mata hitam yang berkilauan itu, Sakura bahkan tidak sadar jika sang kapten menarik dirinya lebih dekat.

"Sakura." Sakura menelan lidah nya susah payah ketika sang kapten berbisik di atas bibirnya. Detak jantungnya tidak terkendali, bahkan dia merasakan nafasnya sedikit tersendat karena tanpa sadar dia menahan nafas ketika Sasuke menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajahnya.

Detak jantungnya semakin menggila ketika sang kapten meletakan tangan kanannya di pipinya.

"Mau berciuman?"

Otak Sakura seakan buntu, ciuman? Ciuman? Tunggu dulu dia belum siap, dia belum siap dengan itu, apalagi ini pertama kalinya, tidak, dia belum siap sekarang.

"Aku belom gosok gigi!" Teriak Sakura sambil mendorong sang kapten menjauh, dapat dia lihat Sasuke terlihat terkejut, entah itu terkejut karena dia mendorongnya atau terkejut dengan teriakannya yang terdengar omong kosong. Dia yakini wajahnya sangat merah sekarang, jantungnya masih berdetak cepat.

Sakura masih memandang sang kapten, dan dia tidak salah lihat.

Wajah pria itu juga sedikit memerah.

Sialan, kenapa imut sekali?!

"A-aku akan gosok gigi, tidak, maksudku aku akan mandi, setelah itu ya aku akan makan dan mungkin pergi lalu ya, intinya aku akan mandi!" Ucapnya tidak jelas lalu berbalik dan berjalan cepat menuju lantai dua, padahal kamar mandi tepat berada di samping dapur. Ya Sakura, silakan berteriak di kamar mu sepuasnya.

Setelah Sakura pergi, sang kapten masih termerenung sambil menutupi bibirnya.

"Sial, apa yang baru saja aku lakukan?"
.

.

.

.

.
Jantung Sakura berdetak lebih cepat, wanita itu mempercepat larinya di lorong yang sudah sepi ini. Wajahnya sangat panik, bajunya penuh dengan bercak darah dan juga tubuhnya penuh dengan keringat.

Tidak, tidak boleh, ini seharusnya tidak boleh terjadi. Batinnya terus berteriak seperti itu.

Dia kuat, dia adalah orang yang kuat, dia baik-baik saja, dia pasti baik-baik saja.

Sambil terus memikirkan kemungkinan kemungkinan baik yang muncul, bukan senyum atau bahkan wajah lega yang muncul melainkan air mata yang keluar.

"Aku mohon," Lirih nya sambil mempercepat larinya ketika sudah melihat Ino dan juga rekan-rekannya yang berdiri di depan sebuah ruangan.

"Saku-"

"Bagaimana keadaannya Ino?!" Bentak Sakura sambil mencengkram kedua lengan atas Ino ketika sudah sampai di depan rungan itu.

"Sakura tenangkan dirimu, dia-"

"BAGAIMANA KEADAANYA?!" Ino kembali mengeluarkan air mata ketika di tanya seperti itu, melihat wajah panik dan juga takut Sakura dengan air mata yang mengalir membuatnya tidak tega.

"Sakura, dia-"

Suara pintu bergeser membuat semua pandangan tertuju pada sang dokter yang keluar dari rungan itu. Sakura dengan cepat melepas cengkraman nya lalu berjalan pada sang dokter.

"Kami minta maaf, kami sudah--"

Sakura tanpa sadar mendorong dokter itu ke samping agar dia bisa berjalan masuk ke ruangan itu setelah mendengar kalimat sialan dari pria itu.

Tubuhnya bergetar ketika melihatnya, nafasnya tertahan, tidak, dia bahkan kesulitan untuk bernafas.

"Tidak." Lirihnya ketika melihat kepalanya ditutup oleh kain oleh seorang suster.

Dia menutup bibirnya dengan tangan yang bergetar, dirinya sulit untuk bergerak bahkan kakinya menjadi lemas seketika. Air matanya terus turun, dia lalu memaksakan diri untuk berjalan mendekati padanya.

Ketika sudah sampai di sampingnya, tangisnya langsung pecah, dia dengan cepat memeluk tubuhnya yang dingin, sangat dingin.

"Kumohon, tidak, kumohon." Dirinya mencengkram kain yang menutupi tubuhnya, tangisnya sangat keras bahkan dia tidak peduli dengan tangan yang berusaha menjauhkan dirinya dengan orang itu.

"KATAKAN INI SEMUA BOHONG!!"
.

.

.

.

.
TBC

Hayo apa itu hayooo

Ya ampun i really miss you gais, akhirnya setelah sekian lama menghilang akhirnya update juga, maaf nih ya buat yang nunggu hahaha

Insyaallah chapter 13 akan aku update hari sabtu atau minggu, jadi tetep ramein cerita ini ya biar aku semangat buat nulis:)

Sampai ketemu di chapter berikutnya!

SHARP EYESWhere stories live. Discover now