8

1.2K 253 12
                                    

Sakura menghela nafas panjang sambil merapihkan beberapa anak rambut yang menghalangi pandangannya setelah menutup pintu toilet umum. Dirinya baru saja membuang air kecil dan dia lega karena sudah cukup lama menahannya, dia lalu mendongkak, melihat langit malam dan tanpa sadar merapatkan jaket kulit nya.

"Kami berjanji akan membayarnya!" Kepalanya dengan cepat menoleh, alisnya merengut pada sebuah tempat daur ulang sampah di sampingnya, dia lalu dengan perlahan berjalan mendekat.

BUG!
BUG!

"Kumohon jangan sakiti anakku, kami janji akan membayarnya dengan bunganya minggu depan!" Bola mata emerald nya sedikit membesar begitu melihat dua orang dewasa-- yang dia simpulkan adalah orang tua-- dan juga anaknya yang tengah dipukuli oleh dua orang berbadan besar yang ia yakini adalah rentenir.

Dia dengan cepat menyalakan walkie talkie nya, membuat laporan pada sangat kapten yang memarkirkan mobil van nya tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Kapten ada penyerangan disini." Lapor nya dengan nada suara yang tidak terlalu keras agar tidak menarik perhatian dua rentenir itu.

"Kembali." Dia menatap kaget dan juga tidak terima pada mobil van di depannya itu, mencoba melihat sang kapten yang menyuruh nya kembali, tapi percuma, dia tidak bisa melihat apapun dari mobil itu.

"Tapi, ada anak-anak dan dua korban sudah babak belur." Ucap Sakura terburu-buru ketika melihat anak kecil itu ditampar oleh salah satu rentenir.

"Aku sudah memanggil bantuan, kembali Haruno Sakura." Dirinya mengepalkan tangannya, menatap sekali lagi korban penyerangan itu dengan mata tajamnya.

"Aku akan menolong nya." Ucapnya tidak peduli dengan suara bantingan walkie talkie dari earphone nya.

Dirinya dengan kasar membuka pintu tempat daur ulang sampah itu lalu dengan mantap masuk kedalam.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanyanya yang berhasil membuat dua orang berbadan besar itu berbalik. Dirinya menatap tenang tapi juga marah pada dua orang didepannya itu.

"Wow, apa yang dilakukan gadis cantik di tengah malam begini." Salah satu pria itu berjalan kepadanya, dan dia bergeming, dengan diam menggenggam erat sebuah power bank yang berada dia saku jaket kulitnya.

"Rambutmu unik sekali, aku jadi berfikiran aneh." Sakura menatap datar pria itu ketika dengan berani menyentuh dagunya dan mengangkatnya. Dia yang jengah melakukan perlawanan dengan menjauhkan wajahnya dari tangan pria itu, tapi dengan cepat pria itu kembali meraihnya dan malah mencengkram dagunya, membuat dia menatap tajam pria yang sekarang menyeringai menatap nya lapar.

"Mau menemani kami?" Sakura mendengus geli dengan mata datarnya.

"Pertanyaan konyol, apa yang kau punya jika aku menemanimu?" Tantangnya dengan seringai meremehkan pria itu, membuat pria di depannya itu tertawa keras dan semakin mendekatkan wajahnya pada Sakura.

"Suaramu seksi sekali, sepertinya mendengarkan desahan mu saja sudah membuatku basah." Sakura mendengus sekali lagi, memperbesar seringai di mulutnya yang masih tertahan akibat cengkraman pria itu.

"Mati kau brengsek." Desis nya tajam lalu dengan cepat memukul lengan atas pria itu dengan power bank yang dia genggam erat di tangan kanannya, menyebabkan cengkraman pria itu di dagunya terlepas.

Sakura menatap remeh pria itu sambil menggerak-gerakkan rahangnya. Pandanganya berubah dingin ketika pria itu masih berdiri di depannya sambil menggerak-gerakkan lengan atasnya dengan tatapan marah padanya.

"Kurang ajar!" Sakura dengan cepat menghindar ke samping ketika pria itu berniat menonjok wajahnya, dia membalas pria itu dengan memukul engsel atas pria itu, lalu dengan cepat melanjutkan serangannya dengan memukul leher kiri pria itu dengan power bank yang masih di genggamnya.

SHARP EYESWhere stories live. Discover now