11

1.2K 274 13
                                    

Uchiha Itachi hanya menjadi tameng, tameng bagi ibunya dan juga Uchiha Sasuke. Dia mencintai marganya, clannya, dan segala hal yang berkaitan dengan nama besar Uchiha. Uchiha memberi nya kekuatan, keberanian, dan juga kasih sayang yang berada antar keluarga besar. Tapi, dirinya tahu, bahwa keberadaan clan ini seharusnya tidak pernah ada.

Bagai hantu bagi warga Tokyo, seharusnya Uchiha tidak pernah ada, begitu pikirannya sejak berusia 10 tahun. Kenapa? Kenapa Uchiha tidak normal seperti clan lainnya? Kenapa harus ada pertumpahan darah? Kenapa wanita tidak bersalah dijadikan pemuas nafsu saja? Kenapa narkoba dan juga senjata yang jelas ilegal bebas diperjual belikan dalam clan ini?

Hal itu, semua hal itu bukan ajaran yang di ajarkan ibunya.

Itachi dulu selalu merasa bingung dengan apa yang dikatakan ibunya, karena hal itu tidak sama seperti apa yang dikatakan kakek dan juga ayahnya. Itachi bahkan membentak ibunya untuk berhenti mengatakan hal yang 'menyimpang itu' karena ayahnya akan memukul ibunya ketika mengatakan itu, jadi dia berpikir 'ah, mungkin ayah benar, ibu hanya berkata omong kosong.'

Tapi, tapi setelah melihat wajah kesakitan korban tidak bersalah, melihat wanita yang menangis setelah keluar dari beberapa kamar di mansion nya, dan juga ruangan yang penuh darah di ruangan bawah tanah, dia paham. Dia paham apa yang di katakan ibunya.

Benar. Uchiha seharusnya tidak pernah ada.

Itachi rela. Itachi rela jika harus dijadikan boneka bagi clan nya sendiri, Itachi rela asalkan pikiran Uchiha Sasuke sesuai dengan ajaran yang di ajarkan ibunya. Rasanya tidak tega, tidak tega jika melihat wajah kecil adiknya dengan otak yang berisi ajaran-ajaran sesat clan ini.

Ibunya dan juga Sasuke harus keluar dari keluarga terkutuk ini.

Itachi juga mencintai warga Tokyo, teman-teman sekolahnya yang selalu mengajaknya bermain sepak bola, penjual dango didepan sekolah, juga orang asing yang membantu seorang gadis kecil yang terjatuh di jalanan. Melihat orang-orang yang berada di luar mansion Uchiha, membuatnya tersenyum, hatinya senang melihat betapa rukun dan juga baiknya warga Tokyo. Jadi, dia tidak akan membiarkan Uchiha merubah itu semua.

Oleh karena itu, ketika kakeknya turun jabatan dan digantikan oleh ayahnya, dia menyebarkan fitnah yang menyebabkan keretakan antar keluarga Uchiha. Dia bahkan nekat mendatangi keluarga besar senju untuk meminta mereka menyerang clan nya sendiri.

"Uchiha?!" Tsunade yang sedang menyapu halaman depannya terkejut, terkejut ketika melihat seorang pemuda berusia kira-kira 15 tahun datang padanya dan memperkenalkan diri sebagai Uchiha.

"Aku datang kesini bukan untuk melakukan hal negatif, aku ingin bertemu dengan Senju Hashirama." Itachi. Pemuda itu membungkukkan badannya tanda memohon pada Tsunade. Tsunade sendiri memicingkan matanya, dia dengan waspada melihat pemuda Uchiha ini.

"Kenapa aku harus percaya dengan kata-kata mu?" Itachi tampak terdiam sejenak, lalu tak lama dia mengambil sebuah pecahan kaca yang sedang di sapu Tsunade tadi.

"Apa yang--!" Tsunade membulatkan kedua matanya ketika melihat darah yang mengalir dari lengan atas pemuda itu. Tatapan pemuda itu kosong dan dengan lemas membuang kaca itu.

"Kau bisa ikut dan membunuhku dengan kaca itu jika aku berbohong."

Akhirnya Tsunade membiarkan pemuda bermata Onyx itu menemui ayahnya, dengan tangan yang membawa kaca bekas Itachi tadi.

BRUK!

Tsunade sekali lagi terkejut. Ketika dia menggeser sebuah pintu ruangan ayahnya, Itachi langsung bersujud tidak peduli jika di sana itu ada ayahnya atau tidak.

SHARP EYESWhere stories live. Discover now