10

1.2K 265 16
                                    

Sakura menghela nafas, berusaha melupakan ucapan ambigu sang kapten yang terdengar konyol di telinga nya, dirinya menggelengkan kepala lalu mengambil sebuah topi dari tas yang Sasuke berikan padanya. Setelah memakai topi hitam itu, dia tersenyum semangat lalu dengan mantap melangkahkan kakinya, dibarengi oleh mobil van hitam sang kapten yang menjauh.

"Kutu masuk ke lapangan. Dia susah ditebak, jadi perhatikan pergerakannya."

Uzumaki Karin yang mendengar laporan sang kapten hanya tersenyum geli lalu mengklik kursor mouse dan muncul lah gambar Sakura di denah lapangan di salah satu layar monitor besar di ruangan intelejen.

"Jika saja dia lebih paham tentang aturan, dia akan sempurna."

Tsunade yang melipat kedua tangan di depan dada mendengus kasar mendengar ucapan pria yang sudah ia anggap keluarga itu, rasanya terdengar memuji secara tersirat di telinga nya. Membuatnya ingat dengan Sasuke kecil yang selalu memuji sang kakak padanya dengan wajah berbinar di masa lalu.

"Hey Sasuke."

"Apa? Aku sedang tidak ingin mengenang masa lalu." Tsunade kembali mendengus tapi kali ini dengusan geli yang keluar dari bibirnya. Merasa geli dengan Sasuke yang seolah tahu bahwa dia akan menyinggung tentang Uchiha padanya.

"Bagaimana kau tahu aku akan menyinggung itu?" Terdengar decakan sang kapten dari sana.

"Aku menghabiskan hampir seluruh hidupku dengan mu, aku tahu jenis nada dan maksud dari nada yang kau keluarkan." Entah sang kapten itu bergurau atau tidak, tapi ucapannya langsung membuat seluruh karyawan di ruang intelejen bahkan para agen lapangan di sana tertawa geli.

"Kau cukup romantis ternyata." Dengusan Sasuke terdengar sangat keras dan juga jelas jauh di sana.

"Menjijikan. Ucapan mu terdengar seolah kita ini sepasang kekasih sialan." Ketika sang kapten mengatakan itu, bukan tawa geli yang terdengar melainkan tawa yang cukup keras apalagi tawa Naruto jauh di sana.

"Kenapa? Kau tidak ingin membuat seseorang cemburu?" Tampaknya menggoda Sasuke menjadi salah satu kegemaran Tsunade, terlihat dari wajah wanita itu yang tampak puas dengan apa yang dia ucapkan pada pria itu.

"Berisik nenek tua, kau bisa membuat spekulasi tidak benar."

"Sejak kapan kau peduli dengan itu? Kau bahkan tidak peduli dengan--"

"Berisik! Aku tidak ingin Sakura--"

Seringai Tsunade semakin melebar ketika ucapan sang kapten berusia 30 tahun itu terhenti. Dirinya tahu bahwa Sasuke itu mudah terpancing, dan dirinya juga tahu bagaimana cara memancing pria itu. Sepertinya Sasuke juga secara tidak sadar menyebut nama gadis pink itu, dan ketika sadar dia langsung mengumpat, tidak pelan bahkan sangat jelas.

"Aku dengan senang hati memberi restu." Ucapan Naruto malah membuat sang kapten berteriak padanya. Mengejutkan, mengingat kepribadian sang kapten yang cenderung tenang dan juga santai.

Sedangkan Sakura yang namanya disebut hanya berusaha menutupi wajahnya yang memanas dengan menggelengkan kepala. Merasa konyol karena sang kapten dan juga neneknya itu memiliki sifat yang sama. Ya, sama-sama membuatnya bisa tersipu malu, sialan memang.

Sakura pada akhirnya menghela nafas, menghilangkan pikiran yang tidak perlu saat ini, jadi dia sekali lagi memantapkan langkahnya dan berjalan menyelusuri area streat food. Dirinya mengangkat sudut bibirnya keatas ketika mata emerald nya bertemu dengan Ino yang berjalan berlawanan arah dengannya, membalas tatapannya dengan alis terangkat. Senyumnya semakin lebar ketika dia bertemu dengan sepupunya ketika sudah berjalan cukup jauh dari Ino, sepupunya itu memberi hormat padanya dan dia mendengus karena itu. Dirinya juga menundukkan kepala dan mengangkat tangan kanannya ketika bertemu dengan Chouji yang sedang berinteraksi dengan pelanggan.

SHARP EYESDove le storie prendono vita. Scoprilo ora