3

1.5K 310 14
                                    

"Kabuto, kapan Itachi datang?" Pria yang sedang memandangi pantulan bulan di sebuah sungai didepannya menoleh sambil membenarkan letak kacamatanya, menatap Yahiko yang sedang melepaskan topinya.

"1 atau 5 menit lagi?" Tanya nya balik karena dia juga tidak yakin kapan ketuanya itu datang.

"Kalian sudah membakarnya?" Pria berambut oranye jabrik itu mengangkat bahu lalu menunjuk rekan-rekannya dengan dagunya yang sedang membakar KTP dan juga ponsel para sandera di Bank tadi. Lebih tepatnya hanya satu orang pria yang membakar kedua benda itu.

"Ya ampun wajahku berkeringat." Keluh pria berambut pirang panjang yang diikat kuda sambil mengkipas-ngipas wajahnya dan juga memundurkan tubuhnya yang terlalu dekat dengan api.

"Kau seperti wanita Deidara." Pria yang dipanggil Deidara itu mencibir tidak peduli lalu menambahkan bensin pada api didepannya agar api itu membesar.

"Manusia berwajah boneka seperti mu tidak pantas mengatai ku, Sasori." Pria berambut merah yang mengatai Deidara tadi mengangkat bahu acuh sambil menyeringai.

"Aku anggap itu pujian." Balasnya sebelum kembali menghisap rokoknya sambil memejamkan mata dan juga berjalan menjauh dari api.

"Sayang sekali mobil ini harus dibakar." Ucap seorang pria berkulit hitam yang sedang mengusap-ngusap mobil Van hijau yang dikendarai nya tadi.

"Aku tidak menyukainya, dia lambat dan karena itu telingaku sakit mendengar teriakan Deidara." Sahut pria yang sedang mengasah pisaunya  yang dibalas dengusan oleh Deidara.

"Aku panik sialan, bagaimana dengan CCTV? Kau berhasil menghapus nya kali ini?" Pria yang sedang mengasah pisau itu menatap tajam Deidara karena pria pirang itu kembali mengungkit kesalahan nya dan dia membenci itu.

"Tutup mulutmu, atau pisau ini melayang menuju matamu." Deidara mengangkat bahu acuh sebelumnya akhirnya mencibir.

"Sifat mu benar-benar buruk Zabuza." Zabuza hanya diam, tidak menggubris perkataan si banci Deidara dan lebih memilih kembali kembali mengasah pisaunya.

Tiba-tiba sebuah cahaya mobil menyoroti tempat mereka. Sasori buru-buru mematikan rokoknya, Deidara memastikan bahwa semua barang sandera hilang, dan Zabuza memasukkan pisaunya kedalam tas kecilnya.

Keenam pria itu berdiri berjajar menyambut seseorang yang baru saja keluar dari mob hitamnya. Rasanya malam yang memang sudah dingin bertambah dingin ketika sebuah sepatu kulit itu keluar dari mobil, ditambah dengan mata Onyx sang pemilik sepatu berkilat menatap satu persatu keenam pria itu.

Suara sepatunya yang bergesekan dengan tanah bagai melodi kematian yang membuat bulu kuduk Deidara atau mungkin yang lainya berdiri. Entahlah. Entah keenam pria ini yang memang penakut atau memang pria bermata Onyx itu yang mengintimidasi mereka berenam.

"Wanita itu," semua tatapan tertuju pada Zabuza ketika sang ketua, Uchiha Itachi mengeluarkan suara beratnya.

"Bagaimana dia?" Zabuza yang ditanya seperti itu menelan ludahnya sudah payah dan juga mengepalkan kedua tangannya. Gugup, ya pria berbadan besar itu gugup dengan pertanyaan sederhana dari sang ketua

"Aku sudah membunuhnya." Balasan Deidara tidak membuat Uchiha Itachi mengeluarkan ekspresi yang jelas, pria iya hanya memiringkan kepala dan menatap tajam Zabuza.

"Jika kau tidak menggunakan sapu tangan saat membunuhnya, kau akan ku bunuh sekarang." Zabuza menundukkan kelapa. Sialan, padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun, dia membunuh wanita pemilik mobil itu di tempat tanpa CCTV, dia juga menggunakan sapu tangan, masker dan juga topi saat melakukannya, tapi kenapa penjelasan itu sudah sekali keluar dari mulutnya?

SHARP EYESWhere stories live. Discover now