killer

1.2K 227 13
                                    

.

.

.

Lisa terdiam di bawah meja rapuh milik orang itu. Sambil menutup mulutnya dan merapalkan doa lisa memohon kepada Tuhan agar dirinya bisa lepas dari orang itu.

Lisa menangis dalam diam, wajahnya yang memar dan berbagai luka yang ia dapatkan selama tinggal disini itu tidak seberapa.

Beberapa kali tubuhnya di pakai oleh orang itu. Lisa merasakan takut yang luar biasa.

Namun agaknya usaha lisa sia-sia mengumpat. Karena orang itu.


















































Menuju kearahnya sembari membawa pisau dapur yang sudah berlumuran darah.

"AKU MOHON JANGAN BUNUH AKU" lisa berteriak saat rambut hitam panjangnya di tarik begitu saja oleh orang itu. Jelas lisa tidak melihat wajah orang itu karena tertutup kain coklat yang di bentuk sedemikian rupa.

"Be-ri-sik!"

"Aku mohon tuan hiks jangan bunuh aku, aku mohon" lisa memohon sambil bersujud di hadapan nya.

"Tadinya aku ingin membunuh mu, karena kau! Kau! Ingin keluar dari sini lisa-yaa. Kenapa? Bukankah ini juga rumahmu hm?" tangan lisa bergetar saat melihat pisau tersebut berjalan memutar di leher jenjangnya.

"A-aku takut" balas lisa

"Takut? Takut apa? Ada aku sayang" seolah jantung lisa berhenti, ujung pisau sudah menggoreskan lehernya secara perlahan

"Aku tak akan membunuh mu jika kau berjanji akan selalu bersama ku"

"Bagaimana?"

Mau tidak mau lisa mengangguk "a-a-aku ber-berjanji"

"Good Girl" orang itu mendekati lisa dan mulai mengecup leher lisa yang sudah bersimbah darah.

Lezat.














































































Wlek. Ini prolog di New book yg bakal up entar.








Lalisa ManobanWhere stories live. Discover now