17- RENCANA BUSUK FERO

594 76 4
                                    

Jika rupa dan materi menjadi prioritas. Lantas untuk apa hati diciptakan?

_Revanza Arfandy Bratadikara

17- Rencana Busuk Fero

"Hukumannya adalah kalian harus berdiri di depan bendera. Tapi ini cuma untuk Revan , arbi sama Gilang"

"Sedangkan untuk bara dan Reno. Kalian harus membersihkan seluruh toilet laki laki di SMA TARIKSA!"

"APA?!!!!!" mereka semua terkejut bukan main setelah mendengar perkataan dari Bu Indri.

"Nggak bisa gitu dong Bu! Itu nggak adil namanya!!!" Bantah bara seraya berdiri dari duduknya

"Loh? Nggak adil gimana? Kalian berdua yang mulai duluan , kalian berdua yang cari masalah sama Revan dan teman temannya" sahut Bu Indri dengan santai

"Ya tetep aja nggak adil Bu!!!" Reno mendelik ke arahnya. Sementara Bu Indri hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Kalian kerjakan sekarang atau saya akan tambah hukumannya!!" Ucapnya dengan tegas seraya berdiri dari duduknya

"Maaf Bu kami harus berdiri berapa jam?" Tanya Revan dengan wajah datar.

"Sampai istirahat ke dua" jawabnya singkat

"Oh iya Bu" Revan menganggukkan kepalanya.

"Baiklah kalian kerjakan sekarang atau saya tambah hukumannya!"

"Yaelah buk ngomong aja mau ngusir kita" gilang menatap Bu Indri dengan tatapan meledek

"Dasar kamu!! Kalian keluar dan kerjakan sekarang!" Sentaknya.

"Baik Bu kami keluar sekarang" Revan dan yang lainnya keluar dari ruang BK. Sedangkan Bu Indri hanya mengusap gusar wajahnya "Sabar..... Sabar....." Gumamnya

"Males banget gue harus berdiri di tengah lapangan mana panas banget lagi!" Sepanjang perjalanan Gilang terus mengoceh sendirian. Sepertinya dia tidak terima jika harus dihukum berdiri di lapangan seraya hormat ke arah tiang bendera.

"Masih untung nggak dihukum bersihin kamar mandi!" Arbi menatapnya tajam.

"Iya juga sih" ucap Gilang dengan tertunduk lesu

"Jalanin aja Lang" Revan menepuk pundak sahabatnya itu. Sementara gilang mendongak menatap nya.

"Tapi gue belum sarapan Revan!!!!" Sentaknya dengan wajah yang menjengkelkan

"Buset! Lo belum makan? Kok bisa?" Revan menatap nya heran. Padahal setahunya Gilang tidak pernah absen untuk sarapan pagi.

"Nggak ada makanan dirumah. Terpaksa deh gue nggak sarapan tadi. Niatnya mau sarapan di kantin eh malah lupa nggak ngerjain tugas. Pas mau istirahat malah ribut sama tu curut yaudah. Lemes prenn" Gilang menjelaskan dengan suara lemah. Alih-alih bisa tenang setelah bercerita. Dirinya malah dibuat kesal oleh teman temannya itu.

"DASAR TEMEN TEMEN LAKNAT!" Wajah Gilang memerah dengan gigi bergemeletuk geram. Bagaimana tidak? Saat dirinya bercerita panjang lebar teman temannya justru pergi meninggalkannya sendirian.
Dengan segera ia berlari mengejar mereka yang berada jauh didepannya.

*   *   *   *   *

"Lohh kok kantin berantakan gini ya?" Salsa mengernyitkan keningnya lalu ia menoleh ke arah Fira.

"Gue juga nggak tau sa" Fira menggelengkan kepalanya. Karena penasaran fira melangkah ke salah satu meja dan bertanya "la ini kenapa berantakan banget? Ada yang ribut?" Fira bertanya kepada Qilla.

REVANZA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang