08- KEMARAHAN FERO

898 164 16
                                    

"Karena luka adalah teman terbaik, untuk membuat kita mengerti. Mana yang pantas diberi hati dan mana yang pantas ditinggal pergi"

_Revanza Arfandy Bratadikara

Bara dan Fero baru saja memasuki pekarangan rumahnya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Bara dan Fero baru saja memasuki pekarangan rumahnya.

Sejak tadi mereka tidak ada dirumah dikarenakan Fero mendapat undangan dari rekan kerjanya

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Sejak tadi mereka tidak ada dirumah dikarenakan Fero mendapat undangan dari rekan kerjanya. Fero lebih memilih untuk mengajak bara daripada Revan--anak kandungnya.

Bara dan Fero langsung melenggang masuk ke dalam rumahnya . Mereka tidak sadar bahwa motor Revan tidak ada ditempatnya.

"Akhirnya sampe juga" bara tersenyum ke arah Fero

"Iya bar papah juga pegel banget dari tadi pengen istirahat" Fero merenggangkan otot otot tangannya

"Yaudah papah istirahat aja . Gausah mikirin kerjaan dulu" ucap bara dengan nada 'sok perhatian'

"Iya niatnya juga mau istirahat , tapi papah mau liat anak sialan itu dulu , siapa tau dia mati ditempat gara gara nggak dikasih makan--kan? Hahahaha" tawa mereka berdua pecah

"Yaudah sana cek pah , siapa tau beneran mati" bara ikut menimpali omongan Fero

"Sebentar" Fero berjalan ke arah gudang. Dia merasa heran karena tak ada suara berisik seperti tadi digudang. Alangkah terkejutnya dia setelah membuka pintu gudang itu , dia sama sekali tak melihat sesuatu disana.

Fero masuk ke dalam gudang , matanya menyapu seluruh area gudang , namun ia tidak menemukan Revan sama sekali. Fero mengepalkan tangannya , rahangnya mengeras , matanya memerah , menandakan dia sangat marah.

"SIAL!!!! DIMANA ANAK ITU!!!" Fero berteriak sontak bara yang mendengar itu langsung berlari menghampiri nya

"Kenapa pah?" Bara melihat ke arah gudang

"Loh Revan kemana?"

"Papah juga nggak tau dia kemana" Fero mengusap wajahnya frustasi. Sedangkan bara dia melihat ke arah Jendela , bara menghampiri nya.

REVANZA (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt